Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Orang kita di sirkuit Selangor

Dalam grand prix malaysia 1981 para pembalap mobil indonesia belum berhasil merajai arena. tapi dengan motor, peserta indonesia unggul. (or)

30 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TINTON Soeprapto diramalkan akan merebut salah satu nomor teratas dalam Grand Prix Malaysia 1981. Pembalap terkenal itu ternyata hanya meraih nomor lima. Dalam balapan di sirkuit, Syah Alam Selangor itu Tinton mengendarai Toyota Corolla. Sebelum bertarung 24 Mei, kendaraan itu diketahuinya rusak pada sistem pompa olinya. Ia ikut memperbaiki kerusakan pada mobilnya itu. "Seharusnya pembalap tak perlu jadi teknisi mobil yang akan dibalapnya," kata Slamet Sukardi, Ketua Ikatan Motor Indonesia. Sementara itu Sinyo Hariyanto dengan mobil Datsun Sunny terpaksa absen. Salah satu bagian di blok mesin mobilnya pecah. Dalam balapan mobil jenis supersaloons 1301 cc ke atas yang diikuti 22 peserta, selain Tinton, Indonesia diwakili Dadang Taruma. Ia memakai Mazda Savana RX. Semula Dadang tak diperhitungkan akan ikut balap. Karena sehari sebelumnya ia diserang flu. Dadang sempat dihukum karena mencuri start, tetapi berhasil merebut tempat ketiga yang hanya selisih waktu 40,8 detik dari Lawrence Loke yang mengendarai Toyota Celica 2000 cc. Dua rekan senegara Loke, Hongkong, Frederick Tai yang mengemudi Porsche Carrera meraih juara pertama dan lan Grey dengan mobil Zaakspeeds merebut nomor dua. Para juara selain mendapat piala juga hadiah uang -- di antaranya yang tertinggi US$ 5.000. Grand Prix Malaysia 1981 yang disponsori Samra (Shah Alam Motor Racing Association) yang diketuai Pangeran Sulaimah Syah, anak Sultan Selangor, semula diboikot Persatuan Motor Malaysia (MMSC). Alasannya ialah jadwalnya tidak tepat. Tapi setelah ada kesepakatan antara Samra dan Persatuan Automobil Malaysia (AAM), pemboikotan itu luntur, malah banyak peserta MMSC yang bertanding 23 dan 24 Mei lalu di Sirkuit Syah Alam. Peserta dari 9 negara lainnya juga ikut. Racing di kawasan Batu Tiga 14 km dari Kualalumpur itu dibagi dua bagian terdiri tujuh jenis untuk sepeda motor dan tujuh untuk mobil dan formula. Dalam balapan sepeda motor jenis 100 cc, 125 cc dan 250 cc, pembalap Indonesia telah menunjukkan kebolehannya. Dalam nomor 250 cc, Sukirman Tajuddin meraih nomor tiga, menyusul dua peserta Jepang -- N. Khinose dan Y. Yamamoto (keduanya mewakili grup Honda). Belum Diakui FIA Yang menarik adalah dalam jenis 100 cc. Empat peserta Indonesia memonopoli nomor tersebut. Budiman Kamili (juara pertama), Sukirman Tajuddin, Indra Lee dan Y. Sudomo. Keempatnya membalap Yamaha RX 100. "Padahal pembalap kita kurang latihan, tak begitu siap untuk terjun di GP ini," kata Slamet Sukardi kepada Zakaria M. Passe dari TEMPO. "Karena itulah saya agak enggan menganjurkan bendera Merah Putih dibawa." Slamet Sukardi menilai sirkuit di Selangor itu cukup syarat untuk balapan mobil dan motor kelas internasional. "Saya rasa ini malah yang terbaik di Asia Tenggara," tambah Mayor Jenderal Polisi itu. Selain lokasi dan sarananya yang termasuk rapi adalah organisasinya. Sirkuit Syah Alam dikelola oleh sebuah badan diberi nama Samra, yang terdiri delapan perusahaan, di antaranya Good Year, Shell dan Rothmans of Pall Mall. Bagaimana Ancol? Sampai saat ini hasil balapan mobil di sirkuit di bawah pengelolaan Pemda DKI belum diakui FIA. "Tower saja kita belum bisa bikin yang permanen. Ketika race tempo hari malah sempat ada mobil yang nyeruduk penonton," kata Slamet lagi. "Selama sirkuitnya masih begitu, ya kita enggan mengadakan kegiatan yang sifatnya internasional, kecuali untuk sepeda motor saja."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus