Anak-anak biasanya bermain sepak bola. Apalagi ”anak kampung” seperti Iin Setyawan. Tapi, sejak usia tujuh tahun, Iin sudah akrab dengan olahraga golf di Padang Golf Sawangan, dekat rumahnya. ”Alatnya dari stik patah yang kita sambung dengan kayu,” kata bujangan berusia 21 tahun itu. Sedangkan bolanya hasil nemu di lapangan.
Namun, dari yang tadinya main-main, kemahirannya mengayunkan tongkat membuat orang tuanya ingin mengikutkan si bocah ke kejuaraan junior. Tapi anak kedua dari empat bersaudara pasangan Jaman dan Nasih ini belum mempunyai stik. Jadilah Jaman, yang bekerja sebagai kedi, berkeluh kesah kepada tamu yang diantarnya. Hasil keluh kesah itu, sebuah stik untuk Iin. Iin membalasnya langsung: menjadi pemenang pertama. Sejak saat itu, gelar juara selalu disandangnya. Dalam dua tahun terakhir, ia juara umum di tingkat amatir. Ia juga mewakili Indonesia di SEA Games XXI Kuala Lumpur.
Prestasi itu tentu membanggakan Jaman dan mengobati pengorbanannya agar anaknya bisa bertanding. ”Biaya ikut kejuaraan tidak sedikit. Kalau tidak ada uang, bapak ngutang dulu,” Iin mengenang. Bahkan ketika Iin bersama kakaknya dikirim untuk mengikuti kejuaraan golf di Australia, sang bapak terpaksa melepas empang ikan yang selama ini menjadi tumpuan keluarga.
Memang kegigihan Jaman bukan hanya berbuah untuk Iin. Gunawan, kakak Iin, juga menunjukkan prestasinya di olahraga itu. Selain ikut berbagai kejuaraan, ia bahkan dipercaya menjadi pengajar di Padang Golf Pondokcabe, Tangerang. Sedangkan anak bungsunya, Henry, berkali-kali juara tingkat junior. Tahun ini Henry juara kedua di Singapura dan juara ketiga di Malaysia.
Dari hasil mengayunkan stik, Iin mampu membeli sebuah sepeda motor dari uang saku yang ia kumpulkan ketika mengikuti kejuaraan di luar negeri. Bahkan ia telah menambah ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi rumah orang tuanya. ”Biar kalau tidur tidak desak-desakan,” kata lelaki lulusan SMU ini.
Setelah malang-melintang di tingkat junior dan amatir, Iin ingin masuk ke tingkat profesional tahun depan. ”Kalau di pro, kita dapat uang. Jadi, sekarang giliran saya yang bantu bapak,” kata Iin.
A.S.R.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini