Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Gadis Pemilik Empat Gaya

Simone Biles menjadi pesenam tersukses sejagat. Masih berjuang mengatasi trauma kekerasan seksual yang dilakukan dokter tim nasional senam Amerika Serikat.

26 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Simone Biles dalam Kejuaraan Dunia Senam di Stuttgart, Jerman, 13 Oktober 2019./Reuters/Wolfgang Rattay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESENAM Amerika Serikat, Simone Biles, membuat kejut-an saat menjadi tamu kehor-matan untuk membuka per-tan-dingan bisbol antara tim Houston Astros dan Washington Natio-nals pada Rabu, 23 Oktober lalu. Menen-tang gravitasi, Biles melakukan salto ke belakang seraya memuntir badannya di udara, lalu mendarat dan melempar bola ke pemain Astros, Jake Marisnick.

Mengenakan jersey oranye Astros gom-brong, celana jins biru ketat, dan sepatu kets putih, Biles enteng saja melakukan atraksi itu dari posisi berdiri di atas lapangan rumput yang keras. Selain bisbol, malam itu ada sebelas pertandingan Liga Basket Amerika dan dua laga Liga Hoki Amerika. Namun klip video Biles melenting lebih populer, antara lain lebih dari empat juta kali dilihat di Twitter. Pesona atraksi Biles lagi-lagi sukses memikat dunia.

Meski baru berusia 22 tahun, Biles telah menjadi atlet legendaris. Keberhasilannya meraih lima medali emas dalam Kejuaraan Dunia Senam di Stuttgart, Jerman, 4-13 Oktober lalu, kian melambungkan namanya sebagai atlet senam tersukses sejagat. Dia mengumpulkan 25 medali, 19 keping di antaranya emas, dalam Kejuaraan Dunia. Prestasi itu melampaui rekor sebelumnya, 23 medali, yang dipegang pesenam putra Belarus, Vitaly Scherbo.

Biles menyatakan sangat puas atas pe--nam-pilannya dalam Kejuaraan Dunia. Meski demikian, dia tak terlalu ambil pusing dengan urusan pemecahan rekor dunia yang sudah bertahan selama 23 tahun tersebut. “Aku bukan orang yang memen-tingkan soal angka,” katanya seper-ti dilaporkan The New York Times.

Selain sebagai pemegang medali ter-banyak dalam Kejuaraan Dunia, nama Biles diabadikan dalam hal gaya atau teknik senam baru. Di dunia senam ter-dapat tradisi bahwa setiap gaya baru yang ditampilkan pertama kali dalam Olim-piade atau Kejuaraan Dunia dinamai sesuai dengan nama atlet yang berhasil melaku-kannya dengan sempurna.

Sebelumnya, Biles punya dua gaya yang dipatenkan atas namanya dalam kategori senam lantai dan meja lompat (vault). Adapun dua gaya orisinal yang ditunjukkan Biles di Stuttgart terdapat di kategori balok keseimbangan (beam) dan senam lantai.

Di atas balok keseimbangan, Biles mengom--binasikan teknik salto ganda ke bela-kang (double backflip) dengan dua putar-an di udara (double twist) sebelum men-darat di matras. Dunia senam menge-nal gaya ini sebagai The Biles.

Biles menunjukkan gaya baru keduanya di senam lantai dengan melakukan triple-double. Teknik ini berupa dua kali salto ke belakang dilanjutkan dengan tiga putaran (triple twist) seraya menggelung badan di udara. Dibutuhkan kekuatan tubuh luar biasa untuk melenting tinggi agar bisa menyelesaikan triple twist dan tetap stabil berdiri saat mendarat.

Dia menjadi pesenam perempuan per-tama yang bisa menyelesaikan dua teknik itu sekaligus, yang dilabeli Biles II, di kategori senam lantai. Keempat gaya ala Biles di tiga kategori senam tersebut berada di daftar teratas teknik tersulit di dunia senam.

Biles mematok standar gaya senam sede-mikian tinggi sehingga atlet lain bakal sulit mengejarnya. Saking sulitnya gaya senam Biles, hanya dia yang bisa mem-prak-tikkannya. Keempat gaya itu bisa saja menjadi pedoman khusus yang dapat dipelajari, tapi tetap sulit ditiru. “Kemampuannya sangat luar biasa,” ucap Svetlana Boginskaya, juara dunia 1986 yang kini melatih di Houston, Amerika Serikat, kota asal Biles. “Ini seperti aksi senam alien, bukan lagi manusia.”

Biles mengubah total peta kompetisi dunia senam putri. Menurut Nastia Liukin, pesenam Amerika Serikat dan peraih medali emas Olimpiade 2008, Biles melakukan revolusi besar dalam olah-raga yang membutuhkan kombinasi ke--kuatan dan kelenturan tubuh itu. “Rasanya tak akan ada atlet lain yang bisa meng-a-lahkannya,” ujar putri dua jawara senam Uni Soviet itu seperti dilaporkan USA Today.

Biles bahkan menggenjot kemampuannya di kategori palang bertingkat, yang selama ini bukan nomor favoritnya. Dia berhasil mengatasi ketertinggalan di nomor yang sebelumnya menjadi titik lemahnya tersebut dan meraih medali perak dalam Kejuaraan Dunia tahun lalu. “Dia pesenam terbaik yang pernah kulihat,” kata Liang Chow, pelatih juara senam Olimpiade 2012, Gabrielle Douglas.

Saking superiornya Biles, Federasi Senam Internasional sampai harus me-nu--runkan standar nilai pada gaya yang dipraktikkannya di kategori balok keseimbangan. Federasi melakukan hal itu demi mengamankan para atlet tidak berpengalaman yang hendak mencobanya. Sebab, makin tinggi nilai suatu teknik, para atlet akan makin berniat mempraktikkannya demi menggenjot perolehan poin saat berlomba.

Biles mengkritik keputusan Federasi, yang ia nilai merendahkan kemampuannya. Menurut dia, Federasi selalu menuntut para pesenam mengembangkan kemam-puan, nilai artistik, dan tingkat kesu-litan teknik senam. “Begitu kami ber-hasil melakukannya, mereka tidak meng-hargainya dan kurasa itu tidak adil.”

Gadis Pemilik Empat Gaya/Tempo

Liukin juga heran mengetahui tindakan Federasi. Menurut dia, banyak orang yang tak menyadari betapa sulitnya gaya itu meski terlihat sangat mudah ketika ditampilkan Biles. “Mereka tak tahu berapa banyak dia gagal dalam latihan sehari-hari,” ujarnya.

Biles memanen hasil kerja kerasnya di arena senam. Meski demikian, dia masih berjuang menghadapi trauma kekerasan seksual yang dilakukan dokter tim nasional senam Amerika Serikat, Larry Nassar. Kejahatan Nassar, yang terjadi dalam rentang 25 tahun, menjadi skandal besar dunia senam Amerika. Asosiasi Senam Amerika dikecam karena tak melakukan intervensi meski beberapa atlet sudah melapor. Para petinggi Asosiasi mengundurkan diri gara-gara skandal ini.

Kasus Biles mencuat setelah pada Januari 2018 dia membuat pengakuan di Twitter bahwa ia satu dari ratusan atlet yang menjadi korban Nassar. “Saya juga satu dari banyak penyintas kekerasan seksual yang dilakukan Larry Nassar,” tulis Biles. Pengakuan Biles menambah kekuatan gerakan global #MeToo untuk melawan pelecehan dan kekerasan seksual. 

Menurut Biles, banyak orang yang mengenalnya sebagai gadis periang dan energetik. Padahal dia berusaha keras memendam dampak psikologis kejahat-an Nassar. Membuat pengakuan adalah hal yang sangat sulit dilakukan korban kekerasan seksual. Namun dia akhir-nya memutuskan berbicara. “Ada banyak alasan mengapa aku dulu enggan mem-bahasnya,” ucapnya. “Tapi aku tahu itu bukan salahku.”

Trauma kekerasan seksual membuat Biles sulit berlatih. Dia beberapa kali ter-paksa meninggalkan gym karena tak tahan melihat hal yang berhubungan dengan senam. Memulihkan trauma lewat terapi pun bukan hal mudah karena dia lagi-lagi harus berhubungan dengan dokter.

Biles bersemangat menyambut Olim-piade 2020, yang menyediakan peluang besar baginya untuk kembali menjadi juara umum. Dalam Olimpiade 2016, Biles merebut empat dari lima medali emas yang dilombakan. Di nomor balok keseim-bangan dia mendapat perunggu. “Aku akan berkompetisi, melakukan hal yang kusukai, dan kita lihat hasilnya nanti.”

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (SB NATION, THE GUARDIAN, USA TODAY, CNN, ABC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus