Juara fit-aerobik dunia membuka resepnya. Penilaian lomba hanya untuk berolah gerak selama dua menit. JUARA dunia fit-aerobik asal Selandia Baru, Brett Fairweather, muncul di Jakarta pekan lalu. Ia berceramah dan memperagakan fit-aerobik secara enak. Soalnya, ini olahraga yang juga bisa menghibur. "Santai yang bersosialisasi," kata Fairweather, 28 tahun. Untuk menjadi juara dunia, Fairweather berlatih serius. Misalnya, angkat beban seminggu empat kali, dan melatih otot agar lentur. "Saya tahu otot mana yang saya latih, dan dilakukan dengan benar," katanya. Tidak boleh, melatih otot yang sama terus-menerus. Fairweather juga melatih gerak jantung dan paru-paru. Selain itu, otot perut, pantat, dan pinggul. Jangan lupa, "Melemaskan otot dengan pijat," katanya. Fairweather dua kali menjadi juara dunia. Pada 1990 ia menggondol gelar juara dunia nomor overall, dan tahun berikutnya menang lagi untuk nomor pria. Olahraga ini sangat populer di Amerika. Belakangan juga menjamur di Selandia Baru. Awalnya adalah impian Fairweather yang ingin berkeliling dunia. "Saya berpikir mengapa tak belajar aerobik secara serius, dan kemudian menjadi instruktur aerobik di fitness center di dunia," katanya. Dua tahun ia tekun berlatih. Pada kompetisi regional tahun 1988, ia menang. "Aerobik ini menjadi serius kalau dipertandingkan karena olahraga," katanya. Ada unsur kalah menang walau penilaian hanya untuk olah gerak selama dua menit. Maka, agar dua menit itu bisa intens, Fairweather menciptakan sendiri olah geraknya. Ia ciptakan musik yang sesuai dengan tuntutan kompetisi fit-aerobik. Dalam komposisi itu, ia menekankan adanya unsur dramatik yang berkonsep. Belakangan ini Fairweather sedang memproduksi video kaset fitaerobik. Pertengahan November ini video pertamanya bakal dirilis. Ia juga menjadi model. Semua kegiatan itu tak membuatnya kaya. "Penghasilan saya jauh di bawah pemain bola," katanya kepada Sandra Hamid dari TEMPO, tanpa mau menyebut jumlahnya. WY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini