Setelah 64 tahun dominasi Soviet, gelar juara dunia catur putri akhirnya jatuh ke tangan Cina. DOMINASI Soviet terpatahkan di Manila. Selasa pekan lalu, pecatur putri Cina, Xie Jun, membuat sejarah. Sehari sebelum ulang tahunnya ke-20, ia menggondol gelar juara dunia catur putri dari tangan pecatur Soviet, Maya Chiburdanidze. Padahal, sudah 64 tahun mahkota juara itu selalu bercokol di Soviet. Chiburdanidze adalah pecatur yang sudah empat kali berturutturut sejak 13 tahun menjadi juara. Semangat Cina untuk menyabet juara dunia memang sudah didengungkan sejak 1983. Xie adalah produk mereka. Ia ditempa lewat program latihan intensif di sana. Umur enam tahun, Xie sudah belajar catur kepada ibunya dan berlatih tekun. Ia pernah menempati urutan keempat pada kejuaraan catur junior di Adelaide, Australia, 1988. Pada tahun yang sama, ia menduduki urutan kedua kejuaraan catur Olimpiade di Yunani. "Saya bahagia sekali. Kemenangan ini sekaligus berarti perayaan besar bagi ulang tahun saya," kata Xie Jun. Mahasiswa jurusan olahraga di Beijing itu memang berjuang keras. "Ini pertandingan terberat yang saya alami," kata Xie, yang punya elo rating FIDE 2460 -40 di bawah angka lawannya. Xie Jun lebih dahulu merebut tiga angka. Pada babak-babak selanjutnya, baru Chiburdanidze meraih angka. Usai babak ke-14 -dari 16 babak yang dimainkan -posisi adalah 8-6 untuk Xie. Itu berarti Xie tinggal mencari remis untuk keluar sebagai juara dunia. Namun, di babak ke-15 itu, Xie tampaknya bertekad memenangkan pertandingan. Chiburdanidze -yang merebut mahkota juara dari rekan senegaranya, Nona Gaprindashvili -pun bertahan matimatian walau sisa pertandingan itu baginya mission impossible. Pecatur Soviet itu dikenal punya permainan tajam, dan jarang memberi peluang kepada lawan untuk bergerak. Pada babak ke-15 itu, Xie memegang bidak hitam. Dan Chiburdanidze, 31 tahun, membuka serangan tajam, e4. Xie, yang oleh para pengamat catur disebut-sebut bermain dengan pertahanan modern, membalasnya dengan g6. Pecatur Soviet itu mendorong bidak di depan raja, d4. Xie meladeni dengan bg7. Sampai pada langkah ke-51, menurut analisa pakar catur, Xie sebenarnya sudah bisa menyudahi permainannya. Namun, karena ia gugup, peluang itu musnah. "Situasinya membuat tegang semuanya," kata pelatih Xie, Qi Jingxuan. Namun, ketegangan itu akhirnya berpihak pada Xie. Pada langkah ke-62, Chiburdanidze berdiri, dan kemudian menyalami Xie untuk menyatakan remis. "Permainan pecatur Soviet itu bagus, tapi ia hanya mampu melangkah remis," kata master Filipina, Buenaventura Villamayor. Setelah itu, Chiburdanidze yang berpenampilan kalem itu buru-buru menghilang ke belakang panggung. Sementara itu, Xie melonjak kegirangan. Lima jam lebih ia berjuang di atas papan catur. "Kemenangan Xie berarti membuktikan bahwa juara dunia bukan monopoli salah satu federasi," kata Ketua Federasi Catur Dunia (FIDE), Florencio Campomanes, dari Filipina. Xie adalah orang kedua di luar Soviet yang merebut gelar juara dunia. Sebelumnya, Bobby Fischer, pecatur AS, juga menggondol juara dunia, walau kemudian ia mengundurkan diri. WY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini