Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ia Sudah Kuno Untuk Medan

Stadion teladan, Medan sudah kuno & tidak memenuhi syarat lagi dengan kota Medan yang terus berkembang. Pemda belum bertindak & pardede merencanakan bikin stadion baru. (or)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA dipugar untuk PON 1953, ia masih megah. Kini ia sudah terlalu kecil dan terkebelakang, untuk Medan, tapi masih bisa terpakai untuk pertandingan sepakbola internasional, seperti turnamen Marah Malim pekan ini. Jika ada turnamen besar, jumlah penonton biasanya jauh melebihi kapasitasnya yang 22.000. Kelebihan penonton ini terakhir terjadi ketika Pardedetex melawan Jayakarta baru-baru ini. Bukan hanya di dalam stadion orang bersesak. Di pelataran parkirnya yang sempit pun orang tersiksa. Sesudah usai pertandingan, orang perlu banyak sabar untuk meloloskan kenderaan. Jalur utama di Jalan Sisingamangaraja, walaupun sudah diperluas 3 kali, masih kewalahan bila ada pertandingan di Teladan. Orang Medan pernah memperbaiki Teladan 3 tahun lalu, terutama tribun terbukanya yang dulu kayu diganti dengan beton. Pernah juga disebut rencana memperluasnya, tapi kini rencana itu seperti dilupakan saja. Stadion itu menjadi urusan Dinas Tata-kota Kotamadya Medan. Tetap dikutip sewanya bila ada pertandingan. Secara resmi tidak bisa diketahui berapa sewa yang dikutipnya. Setidaknya Humas Pemda Medan enggan mengungkapkannya. Menurut suatu sumber, sewanya pada siang hari Rp 30 ribu, malam hari (pakai lampu) Rp 60 ribu. Jadi, panitia Marah Halim yang turnamennya berlangsung petang dan malam hari diduga membayar sewa Rp 90 ribu sehari. Lampu di sana terpasang karena ada sponsor Philips. Kamar mandi dan ruang pakaiannya sudah parah. Riolnya sering macet sehingga air mudah tergenang. Keamanan di ruang pakaian tak selalu terjamin. Ketika turnamen Marah Halim 1977, misalnya, pemain Australia kehilangan sepatu. Tahun 1978, pemain Burma berkejar-kejaran dengan pencuri waktu turnamen. Medan yang kini berpenduduk 1,2 juta jelas memerlukan stadion yang lebih besar dan modern. Memang dinas PU di Medan pernah mengirim teknisi untuk mempelajari bentuk stadion Merdeka di Kuala Lumpur. Belum ada kisah lanjutannya. Jika bukan Pemda Medan, Pardedetex mungkin akan membikin stadion baru untuk Medan. Dengan bisnis Galatama, Pardedetex memang memerlukan stadion baru itu. "Raja uang" TD Pardede sudah membeli tanah 15 hektar di bilangan Jalan Krakatau. "Kalau sepakbola prof maju, saya mau bikin stadion yang memenuhi syarat," kata Pardede pada Zakaria M. Passe dari TEMPO. "Yang penting bagi saya bola ini harus bisa jadi kegiatan bisnis. Bukan mustahil kita (di Medan) juga bisa bikin stadion besar seperti di Argentina itu, bah."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus