KEKALAHAN PSSI PPD melawan kesebelasan Hongkong di Singapura
baru-baru ini banyak mengejutkan para pencandu bola. Banyak
dilontarkan dugaan sebab musabab kekalahan itu. Tapi ada satu
yang agaknya baru bagi kita. ungkin karena terdengar ilmiah,
seperti ditulis Zulasmi Mamdy dalam harian Kompas 5 Maret lalu.
Menurut Zulasmi, setiap manusia memiliki ritme tertentu dalam
hidupnya yang berlangsung setiap 23 hari sekali putar. Zulasmi
mendasarkan teorinya pada pendapat Dr. Wilhelm Fliesz yang
mengatakan bahwa enersi vital seseorang mengalami pasang naik
dan surut dari lahir sampai mati. Lama siklus gelombang ritme
itu 23 hari. Selama gelombang pasang daya otot akan meningkat,
demikian pula ausdauer dan kepercayaan pada diri sendiri. Selama
gelombang surut, sebaliknya.
Maka untuk menetapkan apakah seseorang berada dalam rase
gelombang pasang yang berlangsung selama 11« hari atau dalam fase
surut, harus dihitung umurnya dalam hari. Menurut Zulasmi, 8
orang pemain PSSI PPD berada dalam gelombang yang tak
menguntungkan sewaktu bertanding melawan Hongkong.
Siang-Malam
Meskipun para ahli biologi berpendapat setiap jasad hidup
memiliki bioritme, tapi pendapat yang banyak dianut sekarang
adalah bioritme siang-malam Kegiatan sel pada waktu siang
berbeda dengan kegiatannya di waktu malam. Juga hormon-hormon
dikeluarkan menurut ritme itu. Juga suhu badan mengikuti ritme
siang-malam itu.
Selain ritme 23 hari agaknya tak banyak dianut orang,
perhitungan semacam itu untuk pertandingan olah raga akan
menyulitkan. Para pemain harus dipasang sesuai dengan bioritme
yang menguntungkan tanpa memandang kemampuan tehnis atau
ketrampilannya yang khusus dalam team.
Tarohlah perhitungan bioritme 23 hari itu benar. Tapi Zulasmi
tak mencantumkan bioritme pemain Hongkong pada waktu itu sebagai
bukti bahwa berdasarkan perhitungan mereka memang berada pada
gelombang pasang, hingga menang secara meyakinkan.
Tapi Zulasmi juga sependapat ketrampilan mengkelola bola dan
semangat bermain harus ditingkatkan. Kalau begitu, tak perlu
membawa-bawa mesin hitung untuk menghitung hari dan umur setiap
pemain, bukan?
Dr. Wilkins dalam majalah Military Medicine, Agustus 1972,
bicara tentang faktor yang mempengaruhi anggota tentara dalam
"team pertempuran". Yaitu: aspek antropometri, catatan kesehatan
sepanjang tahun, aspek psikososiologi yang mempengaruhi
keletihan, penyesuaian diri dalam team, ketrampilan, gangguan
tidur, kecemasan dan kelakuan, stamina dan bahkan perbedaan
latar belakang pendidikan. Tak sederhana, memang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini