Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masih ada harapan untuk mencapai target satu medali emas di cabang sepak takraw. Hari ini menjadi penentuan, saat tim Indonesia menghadapi tim Jepang dalam laga final sepak takraw putra nomor kuadran yang akan digelar di Ranau Hall Jakabaring Sport City, Palembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluang itu datang setelah tim sepak takraw putra Indonesia menyingkirkan tim Singapura pada babak semifinal dengan skor 2-0, kemarin. Adapun tim Jepang secara mengejutkan mampu mengalahkan tim unggulan Vietnam dengan 2-0 di babak semifinal lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia Asnawi Abdulraman mengatakan peluang untuk meraih emas cukup besar, mengingat lawan adalah tim Jepang yang tidak diunggulkan. "Di atas kertas, kami bisa menang atas tim Jepang," ujar Asnawi seusai pertandingan kemarin.
Kepercayaan itu bukan tanpa alasan. Sebab, dalam pertandingan sebelumnya, Indonesia selalu menang melawan Tim Samurai-julukan tim Jepang. Menurut Asnawi, Jepang bisa lolos ke final merupakan suatu kejutan. "Kami juga tak boleh meremehkan mereka, bukti kemenangan melawan Vietnam itu adalah tanda mereka juga merupakan lawan kuat."
Di nomor kuadran, menurut Asnawi, memang banyak kejutan dengan lolosnya tim bukan unggulan maju ke semifinal. Hal ini tak lepas dari absennya Malaysia dan Thailand bermain di nomor itu. Dengan demikian, tim takraw Jepang, Vietnam, dan Singapura melaju sampai putaran akhir.
"Absennya Thailand dan Malaysia tentu menguntungkan semua negara, peluang tim lainnya melaju terbuka lebar. Termasuk Indonesia, yang menginginkan emas," tuturnya.
Asnawi berharap Herson Muhamad dan kawan-kawan mampu memanfaatkan peluang terakhir nanti ketika melawan tim Jepang. "Kami ingin medali emas di hari terakhir," dia menegaskan.
Sementara itu, Herson, kapten tim takraw Indonesia, tak mau jumawa. Dia sudah mengambil pelajaran dari beberapa pertandingan final sebelumnya. Menurut dia, dalam laga final, yang diperlukan adalah ketenangan. "Kekuatan Jepang memang tak sebesar Thailand, tapi negara itu memiliki kelebihan, yakni ualet dalam permainan," kata Herson.
Selain itu, menurut Herson, Jepang memiliki kemampuan menahan bola lawan dengan baik. Atlet Jepang banyak belajar dari gaya permainan Indonesia. "Mereka mengikuti cara blok seperti yang kami lakukan," ucapnya.
Dalam laga semifinal kemarin, pada set pertama, timnas Indonesia, yang dimotori Saiful Rizal, menang mudah mengalahkan Singapura dengan skor 21-8. Sedangkan pada set kedua, tim tuan rumah juga berhasil meraih kemenangan dengan skor 21-12 atas tim putra Singapura, yang dimotori Mohamad Alhaj bin Kasmanani.
Herson dan kawan-kawan mampu mendominasi pertandingan sejak awal. Bahkan permainan tim Indonesia makin panas dengan dukungan penonton yang mayoritas pelajar dengan memenuhi Ranau Hall. "Ini yang membuat kami yakin di final nanti. Suporter menjadi momok musuh ketika melawan kami," tutur Asnawi.
Sementara itu, tim takraw putri tak mampu mengiringi langkah nomor kuadran putra yang melaju ke final. Tim yang dimotori dua saudara kembar, Lena-Leni, itu harus mengakui keunggulan tim Vietnam dengan skor 1-2 pada laga semifinal kemarin. Hasil tersebut membuat Indonesia harus puas dengan menambah satu medali perunggu. Sedangkan pada final nanti, tim putri Vietnam akan melawan tim putri Thailand. AHMAD SUPARDI | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo