BELUM pernah Indonesia kalah demikian menyolok. Mula-mula dengan
Malaysia (6-1), kemudian dengan Brunei (3-2) -- dua kesebelasan
yang biasanya anggap enteng.
Kekalahan di turnamen Pra-Olympiade di stadion Kuala Lumpur
pekan lalu itu cukup bikin pelatih Frans Van Balkom kehilangan
muka. "Mereka masih kurang saling pengertian satu sama lain,"
kilahnya setelah Indonesia diganyang Malaysia. Juga katanya,
karena PSSI kurang banyak mengadakan pertandingan percobaan.
Hampir semua gol terjadi karena kurang rapinya pemain belakang
Indonesia. Kuartet back -- Simson Rumahpasal, Wayan Diana,
Rudy Kelces, dan Decky Kewoi -- seperti terpaku melihat bola
dan tak tampak berusaha merebutnya.
Sekretaris Umum PSSI, Hans Pandelaki, menyalahkan Balkom yang
terlambat melakukan penggantian pemain. "Mana bisa pertahanan
Malaysia ditembus dengan umpan-umpan pendek dan main voorzet,"
katanya yang dikutip Kompas. "Soh Chin Aun cs harus dikocok.
Hanya pemain seperti Panus (Korwa) yang dapat melakukannya." Soh
adalah poros halang tim Malaysia dan pengatur pertahanan. Ia
bekerjasama dengan Santokh Singh, Jamal Nasir, dan Wan Jamak
Wan Hasan.
Panus memang sempat mempertontonkan ketrampilannya, masuk
menggantikan kiri luar Dede Sulaiman, tapi hanya 20 menit
menjelang usai. Juga Pandelaki mengritik penampilan Iswadi
Idris. "Mestinya di babak kedua ia sudah diganti," lanjutnya.
Presiden Soeharto pun ikut melontarkan kritik. "Salah satu
kelemahan kita dalam olahraga sepakbola adalah kurangnya
dasar-dasar atletik sedari kecil," katanya. "Saya lihat di
televisi tak ada pemain kita yang kuat lari." Presiden berbicara
di depan kontak tani di Sumur Gintung, Jawa Barat, sehari
setelah pertandingan melawan Malaysia.
Balkom berpendapat bahwa tempo persiapan pendek sekali.
"Diperlukan sedikitnya waktu setahun untuk membentuk regu yang
tangguh." katanya. Kesebelasan Pra-Olympiade Indonesia masuk
pelatnas 25 Februari. "Adalah tidak mungkin dalam tempo tiga
minggu menyamakan mental pemain dari berbagai klub untuk satu
permainan yang sama."
Komentar lawan? "Jangan salahkan pemain," kata Heniz Weigang,
pelatih tim Malaysia asal Jerman Barat. "Mereka telah berusaha
sekuat tenaga. Hanya saja kesebelasan yang mereka hadapi
(Malaysia) jauh lebih kuat." Malaysia sudah mempersiapkan diri
untuk turnamen ini sejak September 1979. Pertandingan percobaan
yang mereka lakukan antara lain melawan tim Cosmos dari New
York, Grasshoppers dari Swiss, dan Red Star dari Beograd.
Turnamen Grup II Asia dalam memperebutkan tiket ke Olympiade
Moskow itu diikuti oleh Malaysia, Indonesia, Kora Selatan.
Jepang, Brunei dan Filipina.
Kini apa lagi yang hendak diperebutkan? Jika kalah lawan Brunei,
begitu pelatih Van Balkom dikutip pekan lalu, pulang saja.
Ternyata pertandingan awal pekan ini menunjukkan hasil 3-2 untuk
negeri kecil di utara Kalimantan itu. Gelang si paku gelang,
menir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini