Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kalah Tanpa Smesh

Liem swie king kalah, prakas padukone juara baru. empat gelar juara direnggut indonesia tahun lalu. partai ganda putera saja yang dapat dipertahankan. (or)

29 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIEM Swie King kini bukan lagi tanpa tandingan. Penonton di Empire Pool, Wembley, maupun pirsawan TVRI, akhir pekan silam dikejutkan oleh penampilannya yang paling tak mengesankan dalam karirnya sebagai kampiun bulutangkis. Ia dikalahkan oleh finalis Prakash Padukone (3-15 dan 10-15). "Di luar dugaan," komentar Rudy Hartono, juara All England 8 kali, yang berada di London bersama tim Indonesia tanpa bermain. King memang melakukan hal yang tak terduga. Dari dua set itu, ia hanya mampu meraih 13 angka -- di antaranya 8 diperoleh lantaran pengembalian bola yang tak cermat dari Prakash. Sebaliknya kecerobohan King menghasilkan 20 angka bagi lawannya. Kekalahan ini pertama kali bagi King dari 5 perjumpaan mereka di arena. Banyak orang menebak King masih dihantui oleh kekalahannya atas Han Jian dalam dwilomba Indonesia-RRC di Singapura, 23 Februari. Tapi Prakash, kampiun nasional India selama 7 tahun terakhir, mengatakan King "lemah dalam backhand strokes. Kekurangannya itu saya manfaatkan." Ia juga tak memberikan kesempatan pada King untuk melakukan smash yang tajam. Memang terbukti King hanya sempat 16 kali (7 di set pertama dan 9 di set kedua) mempergunakan senjata pamungkasnya itu. Prakash, 25 tahun, pernah berlatih di Indonesia selama 1« bulan di tahun 1978. Berasal Bangalore, ia mulai melonjak di arena internasional Maret ini saja. Dalam tempo hanya tiga minggu, Prakash berturut-turut merajai turnamen di Denmark, Swedia dan All England. Di All England, dialah pemain India pertama yang menjadi juara. "King telah membuat banyak kesalahan dalam final kemarin," ujar Prakash. Seperti biasanya di Indonesia, Prakash juga akan didulukan di negerinya pekan ini. Dari All England kali ini tak hanya King yang gagal. Empat gelar juara direnggut Indonesia tahun lalu. Partai ganda putra saja yang berhasil dipertahankan kali ini. Pemenangnya adalah pasangan Tjun-tjun/Johan Wahyudi. Di final mereka mengalahkan pasangan Inggris, Ray Stevens/Mike Tredgett 10-15, 15-9 dan 15-10. Sekaligus Tjuntjun/Johan Wahyudi menyamai prestasi pasangan legendaris Denmark, Fin Kobbero/J. Hammergaard Hansen sebagai juara All England 6 kali. Tiga gelar yang terlepas adalah tunggal putra, ganda putri serta pasangan campuran. Kali ini Indonesia muncul di final tunggal putri (Veraway) tapi kalah pula. Di nomor wanita, penampilan memukau oleh Verawaty, Ivanna, dan pasangan ganda Verawaty/Imelda dalam dwilomba di Singapura tak terulang di All lngland. Dari mereka yang menundukkan pemain-pemain putri RRC ini hanya Verawaty yang berhasil mencapai final. Akhirnya ia juga dikalahkan oleh juara bertahan, Lenne Koppen dari Denmark (2-11 dan 6-11). Akan Ivanna dan pasangan Verawaty/Imelda masing-masing cuma sampai di perempat dan semi final. Dalam pasangan campuran, juara bertahan Indonesia Christian/Imelda dikalahkan oleh Tredgett/Nora Perry dari Inggris 13-18 dan 10-15. Melihat kekalahan tim Indonesia di All England, Rudy kembali mengingatkan agar PBSI mawas diri. Ia mengulangi lagi sarannya agar soal teknis mendapat perhatian utama. Tidak soal fisik saja. Pelatnas PBSI terakhir ini memang tak punya pelatih khusus teknis permainan seperti dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus