Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Medali Pembangkang

Ada sekutu as yang menyetujui pemboikotan olimpiade xii di moskow, tetapi ada juga yang menunggu perkembangan. coca cola sudah membatalkan kontrak.

29 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM periode 30 tahun, inilah kali pertama Dewan Eropa tak mencapai kata sepakat. "Olahraga sebagai senjata politik ternyata kurang populer di Eropa," kata Menteri Olahraga Inggris, Hector Monru, seusai sidang dewan itu di Strassbourg, Prancis, pekan silam. Ia menambahkan secara ideal masalah politik ddn olahraga memang seharusnya dipisahkan. "Sayang kita tidak hidup dalam alam seperti itu." Maka kampanye Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, untuk memboikot Olympiade XXII di Moskow tak didukung bulat oleh sekutunya sendiri. Dari Eropa hanya Inggris, Negeri Belanda, dan Portugal yang menopang penuh gagasan itu. Kelompok lain menunggu batas 24 Mei -- hari terakhir pendaftaran dalam Olympiade 1980 -- sebelum memberikan kata final. Ada pula sekutu AS yang menyerahkan pada keputusan Komite Olympiade Nasional (NOC) masing-masing. Di Inggris, PM Margaret Thatcher melahirkan perbedaan pendapat. Parlemen dengan perbandingan 305 lawan 188 suara memang memberikan dukungan padanya untuk memboikot Olympiade Moskow. Tapi Komite Olympiade Inggris (BOA) mengecamnya habis-habisan. "Pemerintah telah mencampuri urusan keolahragaan terlalu jauh." protes BOA. Alasannya ialah penguasa Olympiade adalah Komite Olympiade Internasional (IOC), bukan pemerintah suatu negara. "BOA sebagai anggota IOC harus taat dan menyokong keputusan lembaga tersebut." (IOC dalam sidang di Lake Placid, New York, Februari memutuskan Olympiade XXII tetap akan dilangsungkan di Moskow). Jerman Barat, sekalipun mengecam invasi Uni Soviet ke Afghanistan, tampak masih menunggu perkembangan politik dunia. "Kami belum mengambil sikap terlalu jauh," kata Rudolf Baum, Menteri Dalarn Negeri di Bonn. "Apalagi untuk tidak akan memberikan izin pergi bagi atlet." Tapi Kantor Pos Jerman Barat telah menghentikan pencetakan prangko peringatan Olympiade yang menggambarkan sebuah bendera dengan lima lingkaran di tengahnya. Bukan Harga Mati Sekalipun Presiden Carter menyerukan boikot, Komite Olympiade AS (USOC) tetap akan melakukan seleksi terhadap atlet yang telah dipersiapkan. "Bukan itu berarti kami membangkang terhadap Presiden AS," kata Ketua USOC, Robert Kane. Ia masih berharap situasi bakal berubah, dan anak asuhannya bisa mengikuti Olympiade 1980 sesuai dengan rencana semula. Tidak disebutkan kapan seleksi akan dilakukan di AS. Para atlet juga mengharapkan adanya perubahan. "Kami percaya bahwa kebijaksanaan Presiden Carter bukan harga mati dan tak bisa diubah lagi," komentar Anita de Frantz, seorang atlet yang duduk dalam Komisi Penasihat USOC. Keputusan resmi USOC akan diumumkannya setelah Dewan Tertinggi (House of Delegates) Komite Olympiade AS bersidang April. Kalangan pengusaha AS, walaupun terikat kontrak dagang dengan panitia penyelenggara Olympiade XXII, menopang seruan boikot. J. Paul Austin, pimpinan perusahaan Coca Cola, mengatakan kontrak penyediaan minuman ringan untuk Olympiade XXII telah dibatalkan. "Kami tidak akan mengirim lagi Coca Cola ke sana." Perusahaan Coca Cola menandatangani kontrak pada pertengahan 1979 dan sudah memasarkan produksinya bersamaan dengan diselenggarakannya Spartakiade di Moskow, Desember lalu. Austin tidak mengungkapkan kerugiannya akibat pembatalan sepihak tersebut. National Broadcasting Company (NBC), Jaringan teve swasta AS5 yang memenangkan tender hak penyiaran televisi belum mengeluarkan dukungan serupa seperti Coca Cola. AS tak hanya resmi memboikot Olympiade XXII, tapi juga berusaha 'Olympiade Tandingan'. Beberapa kota, antara lain Boston, disebut sudah siap menjadi tuan rumah. Dijadwalkan dalam Agustus. Reaksi pertama mengenai gagasan ini muncul dari Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF). "Berdasarkan prinsip Olympiade, IAAF memutuskan tidak akan mengakui setiap pertemuan atletik yang berbarengan dcngan Olympiade Moskow," demikian keputusan sidang 18 anggota dewan IAAF di Paris (10 Maret). Tampaknya IAAF menakut-nakuti AS dan sekutunya agar tidak menyelenggarakan kompetisi tandingan selama 19 Juli s/d 3 Agustus -- waktu penyelenggaraan Olympiade XXII. Para atlet yang berkompetisi pada tanggal tersebut, kecuali di Moskow, akan mendapat sanksi berupa larangan mengikuti kejuaraan internasional yang diseienggarakan IAAF. "Kami tidak ingin menyaingi Olympiade," kata Konsul Gedung Putih, Lloyd Cutler. "Juga tidak mau merusak gerakan Olympiade." Pernyataan itu disampaikan Cutler minggu lampau seusai pertemuan 12 negara yang setuju boikot di Jenewa. Ia menambahkan apa yang diingini AS dan konconya adalah untuk memberi kesempatan bagi para atlet yang tidak ikut ke Moskow supaya dapat berlomba dalam tingkat internasional. Waktu penyelenggardannya, menurut Cutler, direncanakan sesudah Olympiade Moskow. IOC bersikap dingin terhadap gagasan tersebut. Pihak Uni Soviet juga tak memberikan komentar. Gerakan boikot ini melahirkan ide pula bagi Frederick Benner, anggota Parlemen Inggris dari Partai Konservatif untuk memberikan medali emas pada olahragawan top yang menolak pergi ke Moskow. Medali itu berlukiskan lambang Olympiade yang disertai tulisan Moskow 1980 No. Atlet pertama yang akan mengalungi medali tersebut ialah pelari marathon Christopher Stewart. Olahragawan Inggris ini jauh-jauh hari menyatakan diri tak akan ambil bagian dalam Olympiade XXII.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus