DALAM periode 30 tahun, inilah kali pertama Dewan Eropa tak
mencapai kata sepakat. "Olahraga sebagai senjata politik
ternyata kurang populer di Eropa," kata Menteri Olahraga
Inggris, Hector Monru, seusai sidang dewan itu di Strassbourg,
Prancis, pekan silam. Ia menambahkan secara ideal masalah
politik ddn olahraga memang seharusnya dipisahkan. "Sayang kita
tidak hidup dalam alam seperti itu."
Maka kampanye Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, untuk
memboikot Olympiade XXII di Moskow tak didukung bulat oleh
sekutunya sendiri. Dari Eropa hanya Inggris, Negeri Belanda, dan
Portugal yang menopang penuh gagasan itu. Kelompok lain menunggu
batas 24 Mei -- hari terakhir pendaftaran dalam Olympiade 1980
-- sebelum memberikan kata final. Ada pula sekutu AS yang
menyerahkan pada keputusan Komite Olympiade Nasional (NOC)
masing-masing.
Di Inggris, PM Margaret Thatcher melahirkan perbedaan pendapat.
Parlemen dengan perbandingan 305 lawan 188 suara memang
memberikan dukungan padanya untuk memboikot Olympiade Moskow.
Tapi Komite Olympiade Inggris (BOA) mengecamnya habis-habisan.
"Pemerintah telah mencampuri urusan keolahragaan terlalu jauh."
protes BOA. Alasannya ialah penguasa Olympiade adalah Komite
Olympiade Internasional (IOC), bukan pemerintah suatu negara.
"BOA sebagai anggota IOC harus taat dan menyokong keputusan
lembaga tersebut." (IOC dalam sidang di Lake Placid, New York,
Februari memutuskan Olympiade XXII tetap akan dilangsungkan di
Moskow).
Jerman Barat, sekalipun mengecam invasi Uni Soviet ke
Afghanistan, tampak masih menunggu perkembangan politik dunia.
"Kami belum mengambil sikap terlalu jauh," kata Rudolf Baum,
Menteri Dalarn Negeri di Bonn. "Apalagi untuk tidak akan
memberikan izin pergi bagi atlet." Tapi Kantor Pos Jerman Barat
telah menghentikan pencetakan prangko peringatan Olympiade yang
menggambarkan sebuah bendera dengan lima lingkaran di
tengahnya.
Bukan Harga Mati
Sekalipun Presiden Carter menyerukan boikot, Komite Olympiade AS
(USOC) tetap akan melakukan seleksi terhadap atlet yang telah
dipersiapkan. "Bukan itu berarti kami membangkang terhadap
Presiden AS," kata Ketua USOC, Robert Kane. Ia masih berharap
situasi bakal berubah, dan anak asuhannya bisa mengikuti
Olympiade 1980 sesuai dengan rencana semula. Tidak disebutkan
kapan seleksi akan dilakukan di AS.
Para atlet juga mengharapkan adanya perubahan. "Kami percaya
bahwa kebijaksanaan Presiden Carter bukan harga mati dan tak
bisa diubah lagi," komentar Anita de Frantz, seorang atlet
yang duduk dalam Komisi Penasihat USOC. Keputusan resmi USOC
akan diumumkannya setelah Dewan Tertinggi (House of Delegates)
Komite Olympiade AS bersidang April.
Kalangan pengusaha AS, walaupun terikat kontrak dagang dengan
panitia penyelenggara Olympiade XXII, menopang seruan boikot. J.
Paul Austin, pimpinan perusahaan Coca Cola, mengatakan kontrak
penyediaan minuman ringan untuk Olympiade XXII telah dibatalkan.
"Kami tidak akan mengirim lagi Coca Cola ke sana."
Perusahaan Coca Cola menandatangani kontrak pada pertengahan
1979 dan sudah memasarkan produksinya bersamaan dengan
diselenggarakannya Spartakiade di Moskow, Desember lalu. Austin
tidak mengungkapkan kerugiannya akibat pembatalan sepihak
tersebut. National Broadcasting Company (NBC), Jaringan teve
swasta AS5 yang memenangkan tender hak penyiaran televisi belum
mengeluarkan dukungan serupa seperti Coca Cola.
AS tak hanya resmi memboikot Olympiade XXII, tapi juga
berusaha 'Olympiade Tandingan'. Beberapa kota, antara lain Boston,
disebut sudah siap menjadi tuan rumah. Dijadwalkan dalam
Agustus. Reaksi pertama mengenai gagasan ini muncul dari
Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF). "Berdasarkan
prinsip Olympiade, IAAF memutuskan tidak akan mengakui setiap
pertemuan atletik yang berbarengan dcngan Olympiade Moskow,"
demikian keputusan sidang 18 anggota dewan IAAF di Paris (10
Maret).
Tampaknya IAAF menakut-nakuti AS dan sekutunya agar tidak
menyelenggarakan kompetisi tandingan selama 19 Juli s/d 3
Agustus -- waktu penyelenggaraan Olympiade XXII. Para atlet yang
berkompetisi pada tanggal tersebut, kecuali di Moskow, akan
mendapat sanksi berupa larangan mengikuti kejuaraan
internasional yang diseienggarakan IAAF.
"Kami tidak ingin menyaingi Olympiade," kata Konsul Gedung
Putih, Lloyd Cutler. "Juga tidak mau merusak gerakan Olympiade."
Pernyataan itu disampaikan Cutler minggu lampau seusai pertemuan
12 negara yang setuju boikot di Jenewa. Ia menambahkan apa yang
diingini AS dan konconya adalah untuk memberi kesempatan bagi
para atlet yang tidak ikut ke Moskow supaya dapat berlomba dalam
tingkat internasional.
Waktu penyelenggardannya, menurut Cutler, direncanakan sesudah
Olympiade Moskow. IOC bersikap dingin terhadap gagasan tersebut.
Pihak Uni Soviet juga tak memberikan komentar.
Gerakan boikot ini melahirkan ide pula bagi Frederick Benner,
anggota Parlemen Inggris dari Partai Konservatif untuk
memberikan medali emas pada olahragawan top yang menolak pergi
ke Moskow. Medali itu berlukiskan lambang Olympiade yang
disertai tulisan Moskow 1980 No.
Atlet pertama yang akan mengalungi medali tersebut ialah pelari
marathon Christopher Stewart. Olahragawan Inggris ini jauh-jauh
hari menyatakan diri tak akan ambil bagian dalam Olympiade XXII.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini