FEDERASI Catur Dunia (FIDE) menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah menyelenggarakan babak final lanjutan kejuaraan dunia catur antara Anatoly Karpov dan Jan Timman. Pertandingan babak 13-24 itu berlangsung di Lagoon Tower, Hotel Hilton, Jakarta, 17 Oktober ini sampai 7 November depan. Indonesia adalah negara kedua di Asia sebagai tuan rumah kejuaraan dunia catur. Pada tahun 1978, Filipina menjadi tuan rumah duel antara Anatoly Karpov-Gary Kasparov. Malaysia, Prancis, dan Hungaria juga tertarik menyelenggarakan babak lanjutan Karpov-Timman. ''Kami akhirnya memilih Indonesia karena pernah menyelenggarakan kejuaraan interzone catur wanita dengan baik,'' kata Florencio Campomanes, presiden FIDE, Rabu pekan lalu. Menurut Bob Hasan, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah karena FIDE menilai organisasi catur kita baik. ''Kita juga selalu keep in touch dengan FIDE. Jadi, mereka yakin kalau kita jadi penyelenggaranya pasti lancar,'' katanya. Akhir bulan lalu Oman membatalkan diri jadi tuan rumah. Kejuaraan dunia catur jadi terkatung-katung. Peluang ini dilihat Bob Hasan, ketua umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). Lalu Andi Darussalam, ketua bidang pembinaan prestasi Percasi, diminta menghubungi FIDE. Andi meminta Ary Watulo, ketua bidang hubungan luar negeri Percasi, menyampaikan minat Indonesia. Gayung bersambut dari Campomanes, yang sebelumnya sudah diserang banyak pihak akibat Oman mundur. FIDE dianggap gagal mengelola pertandingan catur internasional, sementara partai Kasparov-Short berlangsung mulus dengan hadiah besar, US$ 2,6 juta. Campomanes menghubungi Andi melalui telepon, apakah Indonesia serius ingin menjadi tuan rumah. Andi langsung menyatakan kesediaan Indonesia. Campomanes menyuruh Percasi mengajukan surat permohonan. Kemudian surat permohonan kesediaan menjadi tuan rumah dikirimkan Percasi ke FIDE. Senin malam pekan lalu Campomanes tiba di Jakarta. Besoknya ia merundingkan persiapan kejuaraan dunia itu dengan pengurus Percasi. Dalam pertemuan dua jam itu Campomanes menyatakan FIDE menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah. Kedua pecatur yang akan bertanding telah dihubungi dan setuju dengan pilihan FIDE. ''Prosesnya singkat. Mungkin itu kelebihan kita yang disukai FIDE,'' kata Bob Hasan kepada Joewarno dari TEMPO. Walau persiapannya dua minggu, secara teknis tak ada hambatan yang dihadapi. Peralatan penting yang tidak dimiliki Percasi cuma board sensor, alat yang langsung menunjukkan langkah setiap pemain pada layar monitor. FIDE meminjam alat itu dari Filipina dan akan diterbangkan ke Jakarta. Mengenai uang hadiah juga tidak sulit. ''Yang kita sediakan sesuai dengan ketentuan FIDE, 1 juta frank Swiss atau sekitar Rp 1,5 milyar,'' kata Bob. Biaya penyelenggaraannya dianggarkan Rp 500 juta. Pengusaha kayu itu yakin dana sebesar itu bisa dikumpulkannya dari para sponsor. Tampilnya Karpov dan Timman di Jakarta, menurut Bob Hasan, akan membawa dampak besar bagi dunia catur di Indonesia. ''Pemain catur kita bisa belajar bagaimana seorang juara catur menganalisa pertandingan,'' katanya. Dari segi pariwisata, pertandingan itu juga membawa nama Indonesia diberitakan selama sebulan ke seluruh dunia. Beberapa media asing, seperti BBC, memastikan meliput langsung pertandingan dua maestro catur itu. Pecatur yang berhak maju ke babak final kejuaraan dunia ini adalah Gary Kasparov, juara bertahan, melawan penantangnya Nigell Short. Mereka didiskualifikasi karena menolak pertandingan yang diatur FIDE. Menurut Short, selain tak diajak berunding soal tempat pertandingan, hadiah dari FIDE dianggap kurang memadai (TEMPO, 9 Oktober). Akibat pembangkangan kedua pecatur itu, gelar juara dunia jadi lowong. FIDE lalu menunjuk Karpov dan Timman sebagai finalis kejuaraan dunia. Bagi Jan Timman, 41 tahun, Indonesia sudah tidak asing. Pecatur Belanda yang memiliki elo-rating 2620 itu pernah bertanding di sini dan merebut piala Nyonya Tien Soeharto pada tahun 1983. Sedangkan Karpov, 41 tahun, saat ini memiliki elorating 2760. Pecatur kelahiran Rusia itu adalah juara dunia pada tahun 1975 sampai 1985. Karpov belum pernah ke Jakarta, namun Ronald Henley, ketua tim sekondan Karpov, pernah bertanding dan merebut piala Tien Soeharto pada tahun 1982. Karpov dan Timman pernah bertarung di Kuala Lumpur dalam grand final kejuaraan dunia catur tahun 1990. Karpov mengalahkan Timman dengan skor 6,5-2,5. Pertemuan kedua di Zwolle, Belanda, bulan lalu, dalam babak awal final kejuaraan dunia tahun ini. Dalam pertandingan 12 partai tersebut, Karpov unggul dengan kedudukan 7-5. Dan duel di Jakarta inilah yang menentukan. Karpov diperkirakan akan meraih lagi gelar juara dunia yang pernah disandangnya. Bambang Sujatmoko
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini