TERJEPIT dalam posisi skak di langkah ke-42, Anatoly Karpov akhirnya menyerah. Hanya beberapa saat setelah penantangnya, Garry Kasparov, usai melangkah, di pertandingan final (partai ke-24) yang sudah berlangsung empat jam lebih, Rabu malam pekan lalu, juara dunia yang telah bertahta hampir 10 tahun itu langsung menyampaikan keputusan pahit kepada wasit: tak lagi meneruskan permainan. Maka, sebuah pertarungan perebutan gelar yang sudah berlangsung sekitar 14 bulan pun berakhir. Tepuk tangan meriah disertai teriakan yang mengelu-elukan sang juara baru, Garry Kasparov, terdengar menggemuruh di gedung konser Tchaikovsky, Moskow, tempat lomba catur itu berlangsung. Sekitar 1.500 penonton, sebagian besar tampaknya adalah pendukung kampiun baru asal Kota Baku, Azerbaijan, sebelah selatan Uni Soviet, itu secara spontan meluapkan kegembiraan mereka atas prestasi sensasional yang baru dibuat Kasparov: sebagai juara termuda - ia masih berusia 22 tahun - dalam sejarah kejuaraan catur dunia. Kejuaraan ini dimulai pada 1886. Sejak itu hingga sebelum Kasparov muncul, juara termuda yang pernah merebut gelar itu adalah Mikhail Tal, 1960, dan Karpov, 1975, masing-masing dalam usia 24 tahun. Kasparov yang berdarah campuran, ayah Yahudi (Kim Moseyevich Weinstein, almarhum) dan ibu Armenia, tak kurang gembira dengan hasil gemilangnya itu. Hanya semenit, setelah yakin Karpov menyerah, ia langsung bangkit dari tempat duduknya dan kemudian berlari menemui ibunya, Clara Shaguenovna Kasparova, yang duduk di deretan ketiga kursi para undangan. Selama beberapa detik anak-beranak ini berpelukan hangat, untuk meluapkan kegembiraan mereka. Pemegang mahkota juara dunia yang ketiga belas dalam seratus tahun usia kejuaraan dunia itu bahkan sempat berjingkrak-jingkrak - sesuatu yang tak biasa buat seorang juara catur Soviet - dengan para pendukungnya di ruang tunggu gedung konser tadi, sebelum meluncur pergi dengan sedan Volganya. "Saya mau beristirahat. Pertarungan yang baru saja lewat sungguh melelahkan," kata juara dunia baru ini sehari setelah merebut gelar. Tak hanya bujangan yang doyan steak ini yang lelah akibat pertarungan yang bisa dicatat sebagai lomba terlama dalam sejarah catur itu. Tapi, juga jutaan penggemar catur. Di seantero dunia, mereka tak ayal sudah menanti, sekurang-kurangnya sejak September tahun lalu, ketika kejuaraan ini dimulai, siapa di antara dua jago catur Soviet yang punya sifat dan pembawaan berbeda itu akan tampil sebagai juara. Adalah Presiden Federasi Catur Internasional (FIDE) Florencio Campomanes dari Filipina yang Februari lalu terpaksa menghentikan perlombaan adu otak antara dua pecatur tangguh itu, karena menilai mereka berdua sudah lelah setelah bertanding secara terus-menerus selama lima bulan. "Demi kesehatan mereka, saya harus menghentikan pertandingan," kata Campomanes. Presiden FIDE ini kemudian membatalkan hasil pertandingan yang ketika dihentikannya sudah 5-3 untuk kemenangan Karpov. Juara dunia ini memang unggul sejak awal sampai bisa mengumpulkan angka 5-0. Namun, di pertandingan terakhir - ia tinggal mencari satu angka kemenangan lagi untuk mempertahankan gelarnya - kondisinya tampak melemah dan ia berturut-turut dikalahkan tiga kali oleh Kasparov. Lantaran alasan sedang dalam posisi mau menang itu Kasparov, sang penantang, amat berang dan mengajukan protes atas tindakan Campomanes itu. Tak tanggung-tanggung, dalam protesnya, anggota penuh partai komunis Rusia ini malah menuduh Presiden FIDE "bersekongkol dengan pejabat catur Soviet" - yang tak mau gelar juara dunia lepas daritangan Karpov - "untuk merampas" gelar yang sebentar lagi akan ada di tangannya itu. Reaksi keras yang dikemukakan dengan nada galak itu, tak urung, menyebabkan Kasparov jadi bahan pembicaraan. Maklum, memang tak biasa di negeri tirai besi itu, setidak-tidaknya selama ini, ada atlet yang terang-terangan berani mengkritik pejabat olah raga mereka. Keinginan mereka terpenuhi ketika FIDE kemudian mengumumkan rencana untuk kembali mempertemukan kedua pecatur itu dalam pertandingan lanjutan. September dua bulan lalu, rencana itu dilaksanakan. Karpov dan Kasparov kemudian dipertemukan lagi. Perkiraan pun segera muncul di kalangan penggemar catur tentang siapa di antara mereka itu yang bakal naik ke tampuk dunia. Banyak pengamat catur sebenarnya memang menjagoi Kasparov bisa mengalahkan Karpov. Tapi mereka juga mengakui ada faktor non-catur yang kelak bisa menggagalkan rencana itu. Yaitu ketidaksukaan Kremlin pada watak dan gaya hidup anak muda yang condong kebarat-baratan itu. Dalam mengemukakan pendapat kepada pihak luar, misalnya, terkadang Kasparov dinilai menyerupai gaya para pecatur pembelot seperti Boris Spassky dan Viktor Korchnoi. Ditambah dengan latar belakang keturunan yang bukan asli Rusia, agak tipis kemungkinan buat Kasparov untuk bisa tampil sebagai juara dunia baru. Karpov, begitu analisa para pengamat tadi, sebaliknya, adalah figur yang disukai Kremlin. Sebab, ia selama ini sudah dianggap amat berjasa terutama dalam meyakinkan setidak-tidaknya para penggemar catur dunia tentang kemantapan supremasi catur Soviet. Yakni, ketika dua kali, pada 1978 dan 1981, Karpov berhasil mengalahkan pecatur Soviet yang membelot Viktor Korchnoi, yang gencar menyatakan hendak merebut gelar itu. Selain itu, Karpov memang berdarah asli Rusia. Teka-teki itu berakhir sudah. Kasparov ternyata memang unggul. Menang empat kali dan hanya kalah dua kali, sisa pertandingan lain remis, ia berhasil mengumpulkan angka 13, sedangkan Karpov hanya 11. Itu berarti, anak muda pengagum jenius catur Bobby Fisher, juara dunia 1972-1975, ini berhak duduk di tahta baru catur dunia menggantikan Karpov yang dalam suatu wawancara mengaku sudah kehilangan sekitar 4 kg berat badannya selama mengikuti lomba catur yang dinllai tokoh-tokoh catur dunia paling bermutu selama adanya kejuaraan catur selama ini. Adapun Kasparov, setelah jadi juara, mengaku ingin mengubah sikapnya yang suka memberontak itu. "Saya ingin mengatakan, ada perbedaan besar antara Garry Kasparov sang juara dan Garry Kasparov penantang," ujar juara dunia baru itu. Marah Sakti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini