Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kado Tragis buat Moyes

Para pemain Manchester United bergerilya melengserkan David Moyes dari kursi pelatih. Moyes bukan korban pertama.

28 April 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jarum jam baru menunjukkan pukul 8 pagi ketika mobil Ed Woodward memasuki Carrington Training Center, pusat pelatihan sepak bola milik klub Manchester United di Kota Manchester, Inggris, Selasa pekan lalu. Mengenakan kemeja putih yang dibalut sweater hitam, CEO Manchester United itu disambut David Moyes dengan wajah beku.

"Bagaimana berita ini bisa sampai ke media sementara saya sendiri sama sekali tak diberi tahu?" kata Moyes dengan nada tinggi ketika keduanya sudah duduk berha­dapan.

Kabar yang dimaksud Moyes adalah berita pemecatan dirinya yang santer diberitakan media-media Inggris sehari sebelumnya. Woodward meminta maaf. Ia mengatakan berita itu memang benar. Tapi ia tak tahu siapa yang membisikkan kabar tersebut ke media, karena ia bukan satu-satunya yang mengetahui informasi itu.

Moyes kemudian tak banyak berbicara. Pertemuan empat mata itu berakhir 15 menit kemudian. Setelah itu, akun Twitter resmi Manchester United merilis berita: David Moyes telah meninggalkan klub.

Woodward tidak sedang membela diri ketika mengatakan tak tahu siapa pembisik kabar sensitif itu ke media. Selain dia, ada beberapa petinggi United yang mengantongi kabar itu. Mereka adalah David Gill, Sir Bobby Charlton, dan Sir Alex Ferguson. Ketiganya mengundang Woodward beberapa jam setelah United ditekuk Everton 0-2 di Goodison Park, Ahad dua pekan lalu. Agendanya satu: mengadili Moyes.

Kekalahan dari Everton membuat United terlempar ke peringkat ketujuh klasemen, membuat peluang mereka meraih satu tiket ke Liga Europa bakal tertutup. Keluarga Glazer, pemegang saham mayoritas di Manchester United, pun murka.

Glazer sebelumnya menargetkan United masuk empat besar klasemen Liga Primer sehingga bisa tampil di Liga Champions musim depan. Tapi target ini meleset. Mereka lalu menurunkan target: masuk enam besar agar bisa meraih tiket Liga Europa.

Target anyar ini pun terancam kandas setelah United gagal memetik poin dari Everton. Glazer pun kehabisan kesabaran. Maka, ketika David Gill dan Sir Bobby Charlton menyimpulkan Moyes tak bisa lagi diharapkan, mereka langsung merestui pemecatannya.

Ferguson, orang yang menunjuk Moyes sebagai penggantinya, tak bisa berbuat banyak. Sebab, ia tahu persis krisis di United bukan sekadar performa buruk Moyes, melainkan juga ketidakpercayaan para pemain terhadap pelatih baru mereka.

Soal ini ia ketahui langsung dari para pemain senior yang mengetuk pintu rumahnya di Cheshire. Daily Mail, harian di Inggris yang melaporkan pertemuan tersebut, menuliskan bahwa para pemain mendesak agar Ferguson merekomendasikan pemecatan Moyes kepada Glazer.

"Para pemain itu mengatakan kepada Ferguson bahwa mereka tak bisa lagi bekerja sama dengan Moyes," tulis Daily Mail. "Mereka meninggalkan dua opsi untuk Ferguson: pecat Moyes atau United hancur."

Koran ini tak menyebutkan kapan persisnya pertemuan itu berlangsung dan siapa saja pemain yang mengetuk pintu rumah Fergie—sapaan Ferguson. Tapi itu jelas bukan sekadar rumor.

Patrice Evra dan Nemanja Vidic, misalnya, mengancam akan meninggalkan United pada bursa musim panas mendatang. "Saya mencintai tim ini, tapi saya tidak bisa bermain di klub yang tidak saya percayai lagi," kata Evra, Oktober tahun lalu.

Media Inggris meyakini kalimat Evra itu merujuk pada Moyes, yang gagal menunjukkan performanya dalam enam laga pertama di Liga Primer. Saat itu, United ditekuk 0-1 oleh Liverpool, lalu dibantai 1-4 oleh Manchester City. Bukan hanya itu, mereka juga kalah 1-2 oleh West Bromwich Albion—klub yang selama 35 tahun terakhir tak pernah menang di Old Trafford.

Sementara Evra dan Vidic baru sebatas mengancam, Anderson justru sudah hengkang. Pemain gelandang ini hijrah ke Fiorentina (Italia) pada bursa musim dingin Januari lalu. "Banyak pemain yang akan melakukan eksodus karena mereka merasa tempat ini tidak lagi menyenangkan."

Ketidakharmonisan antara pemain dan Moyes lebih jelas diungkapkan Rio Ferdinand. Bek 35 tahun ini secara vulgar menuding Moyes sebagai perusak suasana di ruang ganti pemain. "Dia selalu menunjuk siapa yang akan bermain hanya beberapa saat sebelum kickoff," ujar Ferdinand. "Ini membuat kami semua gila!"

Kritik juga datang dari pemain bintang United, Robin van Persie. Bekas pemain Arsenal ini mengeluhkan strategi Moyes yang tak jelas ketika mereka dikalahkan Olympiakos 0-2 dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Februari lalu.

Roy Keane, legenda Manchester United, menilai kekalahan 0-2 itu bukan semata karena kekeliruan dalam menerapkan taktik, melainkan juga karena kegagalan Moyes merangkul para pemain. "Ketika para pemain tidak menunjukkan kualitas mereka yang sebenarnya di lapangan, itu hanya berarti satu hal: mereka tidak lagi bersama Anda (Moyes)," kata Keane.

Moyes, tentu saja, menangkis semua kritik yang menuding United tak kompak. Pelatih 50 tahun ini selalu mengatakan hubungan pemain dengan dirinya baik-baik saja. "Saya tidak tahu dari mana sumbernya semua kabar buruk itu," ucapnya.

Meski begitu, cerita perpecahan itu terus mengalir dari kamar ganti pemain. Awal April lalu, sebuah media internal yang diterbitkan pendukung United memuat kabar percekcokan antara Ryan Giggs dan Moyes. Giggs, pemain 40 tahun yang saat itu juga merangkap sebagai asisten pelatih, dikabarkan berang karena Moyes jarang menurunkannya. Sampai akhir Maret lalu, Giggs baru tampil 11 kali!

Moyes, lagi-lagi, menampik perseteruan tersebut. Giggs pun kemudian mengatakan isu tersebut tak benar. Tapi gejolak terus berlanjut. Kali ini melibatkan tiga pemain: Tom Cleverley, Danny Welbeck, dan Ashley Young. Ketiganya nekat keluar malam setelah United disingkirkan Bayern Muenchen dalam perempat final Liga Champions, 9 April lalu. Mereka berpesta di klub malam hingga pukul 3 pagi.

Sang pelatih mendenda mereka dan mengharuskan ketiganya berlatih pada hari libur. Sanksi Moyes itu kemudian dijawab Welbeck dengan ancaman: dia akan hengkang musim panas ini.

"Ketiganya tak akan pernah berani melanggar jam malam jika Sir Alex Ferguson masih berada di Old Trafford," tulis situs berita olahraga Sport Mole. "Ini menunjukkan para pemain itu tak lagi menghormati Moyes."

Martin Keown, mantan pemain Arsenal yang kini menjadi kolumnis, mengatakan pemain tak bisa menghormati Moyes karena bekas pelatih Everton itu tak memiliki modal yang cukup untuk mendapatkan rasa hormat mereka. "Moyes berada di antara para pemain yang pernah memenangi banyak trofi, sementara ia belum pernah memenangi satu pun trofi. Jadi kenapa para pemain itu harus menghormatinya?" tulis Keown di Daily Mail.

Karena itu, ketika para pemain bergerak menentangnya, Moyes pun tak bisa melawan. Nasibnya serupa dengan Andre Villas-Boas (AVB) ketika dipecat dari Chelsea pada 2012. Saat itu, AVB hanya membawa Chelsea memenangi 3 dari 12 pertandingan pada musim 2011/2012.

John Terry, kapten Chelsea, kemudian menggulirkan mosi tidak percaya terhadap AVB. Gerakan para pemain The Blues—julukan Chelsea—ini berhasil membuat Roman Abramovich, pemilik Chelsea, memecat Villas-Boas.

Jose Mourinho juga pernah mengalami kisah serupa ketika ia melatih Real Madrid. Mou mendapat perlawanan dari para pemainnya setelah ia menomorduakan Iker Casillas. Keputusan Mou itu membuat para pemain, juga sejumlah anggota staf di Madrid, berang. Sebab, bagi mereka, Casillas adalah pahlawan. Ia membawa Spanyol menjuarai Piala Eropa dan Piala Dunia. Mou pun disisihkan para pemainnya sendiri. Bagusnya, Mou cepat membaca situasi. Ia hengkang sebelum dipecat.

Di Carrington, jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 ketika sebuah SUV Chevrolet Captiva perlahan keluar dari kompleks seluas 59 hektare itu. Moyes, yang duduk di belakang setir, tak mengucapkan satu pun kata ketika para jurnalis menghampiri mobilnya.

Moyes barangkali masih terkejut karena pemecatan justru terjadi hanya tiga hari sebelum ulang tahunnya. Ia akan mengingat kado ini sebagai hadiah terburuk yang mungkin pernah diterimanya. SUV hitam itu pun melaju dalam kebisuan.

Dwi Riyanto Agustiar (Reuters, Daily Mail, Guardian, Telegraph, Mirror)


Rapor Merah David Moyes

1 September 2013
Kekalahan pertama Moyes musim ini. United ditekuk 0-1 oleh Liverpool.

22 September 2013
United kalah 1-4 oleh Manchester City.

28 September 2013
United kalah 1-2 oleh West Bromwich Albion—kekalahan pertama mereka dari West Brom dalam 35 tahun.

4 Desember 2013
Everton untuk pertama kalinya dalam 21 tahun mengalahkan United 1-0 di Old Trafford.

7 Desember 2013
United kalah 0-1 oleh Newcastle United. Kemenangan Newcastle pertama di Old Trafford sejak 1972.

1 Januari 2014
Tottenham Hotspur mengalahkan United 2-1.

5 Januari 2014
United disingkirkan Swansea dari Piala FA setelah kalah 1-2.

7 Januari 2014
United kalah oleh Sunderland 1-2. Ini kekalahan ketiga beruntun United. Mereka belum pernah tampil seburuk ini sejak 2001.

19 Januari 2014
United ditekuk Chelsea 1-3.

1 Februari 2014
United dikalahkan Stoke City 1-2. Ini pertama kalinya Stoke mengalahkan United sejak 1984.

25 Februari 2014
United dikalahkan Olympiakos 0-2 di babak pertama putaran 16 besar Liga Champions.

16 Maret 2014
Liverpool mengalahkan United 3-0 di Old Trafford.

25 Maret 2014
Manchester City mencukur United 3-0.

9 April 2014
United tersingkir dari Liga Champions setelah ditekuk Bayern Muenchen 1-3.

20 April 2014
United kalah 0-2 oleh Everton.

22 April 2014
David Moyes dipecat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus