Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kapan pun Americo sudah siap

Sebagai penantang gelar juara dunia (urutan nomor 10) versi wbc dan wba melakukan persiapan untuk menghadapi mamby atau pryor. (or)

28 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI ring tak ada yang saya takuti, katanya. "Juga (Saoul) Mamby atau (Aaron) Pryor." Mamby adalah kampiun dunia kelas welter junior versi World Boxing Commission (WBC) dan Pryor juara versi World Boxing Association (WBA). Keduanya sedang dijajaki untuk dihadapkan dengan Thomas Americo, yang tak gentar itu. Americo, 21 tahun, saat ini terdaftar dalam urutan 10 penantang gelar dari kedua versi organisasi tinju dunia itu. Ia memperoleh peluang tersebut setelah mengalahkan juara Orient Pacific Boxing Federation (OPBF), Sang Mo Koo, di Surabaya (Agustus lalu). Untuk menghadapi Mamby atau Pryor, direncanakan 3 Mei di Jakarta, Americo melakukan persiapan yang panjang di Sasana Gajayana Malang. "Ada atau tidaknya pertandingan petinju harus berlatih sama intensifnya," kata manajer tim Harsono Puspoasmoro. "Kapan pun pertandingan perebutan gelar dunia itu diselenggarakan Americo sudah siap." Di Sasana Gajayana ia melakukan latihan fisik pagi dan sore, seperti lari jarak jauh (10 km sampai 15 km), lari di pasir, dan senam. Untuk pematangan teknik ia melakukan shadow boxing, mempertinggi kecepatan lewat punching ball, dan bertinju beberapa ronde. "Waktu istirahat yang tersedia cuma Sabtu sore dan Minggu pagi," sela pelatih Abu Dori. Americo dibekali pula rekaman pertarunan Mamby, "agar Americo bisa mempelajari kelemahan musuhnya," kata Harsono. Rekaman itu satu-satunya yang dipunyai Sasana Gajayana. Komentar Americo setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan Mamby lewat video? "Ternyata Mamby itu tak sehebat persangkaan orang," katanya. "Pryor saya rasa juga begitu walau saya belum melihat penampilannya." Di Malang, cukup tersedia petinju yang bisa dijadikannya sparring partner. Misalnya, Solikin dan Kid Hasan, masing-masing juara nasional kelas welter ringan dan kelas bulu. Makanannya terjaga baik. Ia dapat makanan ala Barat susu, roti, telur, madu, dan bistik. "Menu ini sudah lama diberikan untuk saya," kata Americo yang berasal dari Timor Timur itu. Jika promotor Boy Bolang dari BB Boxing Corporation berhasil menghadapkan Americo dengan Mamby atau Pryor, sejarah tinju bayaran di Indonesia akan mencatat rekol pendapatam Americo akan mendapat imbalan sebesar Rp 30 juta. Pemegang gelar, Mamby atau Pryor, akan memperoleh sekitar Rp 185 juta. "Kontraknya mungkin akan ditanda-tangani akhir Februari ini," kata Harsono. Pekan ini Boy Bolang berada di Amerika Serikat mengatur penandatanganan kontrak dengan salah seorang dari kedua juara dunia itu. Sesungguhnya Americo wajib mempertahankan gelar OPBF, yang hampir tujuh bulan di tangannya. Ini tak menarik lagi baginya. "Perhatian saya tertuju pada mahkota dunia," katanya. Gelar ini, menurut ketentuan, harus dipertahankan setelah enam bulan dipegang sang petinju. "Kalau perlu Americo akan menyerahkan gelar mahkota OPBF-nya tanpa bertanding," tambah Harsono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus