DI ring tak ada yang saya takuti, katanya. "Juga (Saoul) Mamby
atau (Aaron) Pryor." Mamby adalah kampiun dunia kelas welter
junior versi World Boxing Commission (WBC) dan Pryor juara
versi World Boxing Association (WBA). Keduanya sedang dijajaki
untuk dihadapkan dengan Thomas Americo, yang tak gentar itu.
Americo, 21 tahun, saat ini terdaftar dalam urutan 10 penantang
gelar dari kedua versi organisasi tinju dunia itu. Ia memperoleh
peluang tersebut setelah mengalahkan juara Orient Pacific Boxing
Federation (OPBF), Sang Mo Koo, di Surabaya (Agustus lalu).
Untuk menghadapi Mamby atau Pryor, direncanakan 3 Mei di
Jakarta, Americo melakukan persiapan yang panjang di Sasana
Gajayana Malang. "Ada atau tidaknya pertandingan petinju harus
berlatih sama intensifnya," kata manajer tim Harsono
Puspoasmoro. "Kapan pun pertandingan perebutan gelar dunia itu
diselenggarakan Americo sudah siap."
Di Sasana Gajayana ia melakukan latihan fisik pagi dan sore,
seperti lari jarak jauh (10 km sampai 15 km), lari di pasir, dan
senam. Untuk pematangan teknik ia melakukan shadow boxing,
mempertinggi kecepatan lewat punching ball, dan bertinju
beberapa ronde. "Waktu istirahat yang tersedia cuma Sabtu sore
dan Minggu pagi," sela pelatih Abu Dori.
Americo dibekali pula rekaman pertarunan Mamby, "agar Americo
bisa mempelajari kelemahan musuhnya," kata Harsono. Rekaman
itu satu-satunya yang dipunyai Sasana Gajayana.
Komentar Americo setelah mempelajari kelebihan dan kekurangan
Mamby lewat video? "Ternyata Mamby itu tak sehebat persangkaan
orang," katanya. "Pryor saya rasa juga begitu walau saya belum
melihat penampilannya."
Di Malang, cukup tersedia petinju yang bisa dijadikannya
sparring partner. Misalnya, Solikin dan Kid Hasan,
masing-masing juara nasional kelas welter ringan dan kelas bulu.
Makanannya terjaga baik. Ia dapat makanan ala Barat susu, roti,
telur, madu, dan bistik. "Menu ini sudah lama diberikan untuk
saya," kata Americo yang berasal dari Timor Timur itu.
Jika promotor Boy Bolang dari BB Boxing Corporation berhasil
menghadapkan Americo dengan Mamby atau Pryor, sejarah tinju
bayaran di Indonesia akan mencatat rekol pendapatam Americo akan
mendapat imbalan sebesar Rp 30 juta. Pemegang gelar, Mamby atau
Pryor, akan memperoleh sekitar Rp 185 juta. "Kontraknya mungkin
akan ditanda-tangani akhir Februari ini," kata Harsono. Pekan
ini Boy Bolang berada di Amerika Serikat mengatur
penandatanganan kontrak dengan salah seorang dari kedua juara
dunia itu.
Sesungguhnya Americo wajib mempertahankan gelar OPBF, yang
hampir tujuh bulan di tangannya. Ini tak menarik lagi baginya.
"Perhatian saya tertuju pada mahkota dunia," katanya. Gelar ini,
menurut ketentuan, harus dipertahankan setelah enam bulan
dipegang sang petinju. "Kalau perlu Americo akan menyerahkan
gelar mahkota OPBF-nya tanpa bertanding," tambah Harsono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini