Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ke hiroshima lewat genoa

Tim pssi di bawah usia 19 tahun akan diikutkan pada kompetisi di italia. kesebelasan ini dipersiapkan untuk mengikuti asian games 1994 dan turnamen pra-olimpiade 1995.

24 Juli 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH kesebelasan yang tak pernah menang lagi di gelanggang internasional: tim PSSI. Terakhir, dalam SEA Games di Si- ngapura, Juni kemarin, kesebelasan nasional Indonesia sekalipun dilatih oleh Ivan Toplak dari Kroasia sama sekali tak meraih medali. Mereka cuma menempati urutan keempat.Melihat kenyataan itu, tak mengherankan, penggemar PSSI pesimistis kesebelasan nasional kita bakal lolos di babak penyisihan Asian Games itu pun kalau KONI memberi mereka tiket ke sana di Hiroshima, tahun depan. Jumat pekan lalu, ketika cemooh terhadap persepakbolaan kita ramai terdengar, PSSI memberangkatkan 20 pemain sepak bola berusia di bawah 19 tahun ke Genoa. Tim yang diberi julukan ''tim masa depan PSSI'' ini akan ''dicantolkan'' ke klub Sampdoria dan diikutsertakan dalam kompetisi di sana. ''Selama ini, tim sepak bola kita selalu dilecehkan. Buktikan bahwa lecehan itu tidak benar,'' kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wardiman Djojonegoro, berpesan kepada pemain-pemain terpilih itu. Berhasilnya PSSI mencantolkan tim di bawah usia 19 tahun ini pada Sampdoria adalah berkat lobi Direktur Badan Tim Nasional PSSI, Nirwan Bakrie, yang punya bisnis di Italia. ''Kita merupakan tim asing pertama yang ikut kompetisi di sana,'' kata Nirwan. Mengingat angka kemenangan dan kekalahan PSSI tak mempengaruhi kedudukan ke-50 klub yang berlaga pada musim kompetisi 1993-1994 ini, tidakkah tim lawan akan menurunkan pemain cadangan setiap kali bertemu dengan kesebelasan kita? Nirwan ternyata punya kiat untuk mengatasi kekhawatiran itu. ''Kita bikin Copa Indonesia dengan hadiah menarik,'' katanya.Kiat ini, lanjutnya, akan menciptakan kompetisi sungguhan karena peserta Copa Indonesia terdiri darisemua peserta kompetisi dan keseriusan mereka sewaktu bertanding dengan kita dipertimbangkan. Hadiah bagi juara Copa Indonesia, kalau pemenangnya klub Italia, dirancang berupa paket wisata ke Bali. ''Kalau tim PSSI yang juara, hadiahnya, pemain boleh membawa keluarganya berlibur ke Italia,'' ujar Nirwan. Bisakah pemain kita mengimbangi mutu peserta kompetisi di Genoa? Di kertas, paling tidak saat keberangkatan mereka, pekan lalu, hampir tak terbayang tim nasional kita ini dapat meraih angka. Tapi semangat untuk menang tetap menggebu. Tim yang telah berlatih keras sekitar 100 hari mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Italia itu, berhasil menang 11 kali dari 16 kali uji coba, termasuk ketika mengikuti Arafura Games di Darwin, Australia. Tentang kualitas tim yang dikalahkan ''tim impian'' ini memang tak begitu jelas. Tim di bawah usia 19 tahun ini memang dipersiapkan PSSI dengan serius. Pemain terpilih, yang dijaring melalui seleksi ketat, diminta agar meniru disiplin pemain profesional asing: tidak main pukul di lapangan, menghargai wasit, dan sebagainya. ''Kalau pemain kita bikin malu di sana, seperti main pukul di lapangan, program ini tak berlanjut,'' kata Nirwan. Nirwan optimistis kesebelasan nasional ini akan berlatih dan mengikuti kompetisi di Genoa dengan disiplin yang tinggi karena mereka adalah anak-anak pilihan. Pertama-tama, mereka lolos dari seleksi tim pencari bakat bersama 76 pemain lainnya, yang dilakukan tahun lalu. Setelah sekian lama berlatih, jumlahnya tinggal 50 orang. Setelah dites oleh Psikolog Jo Rumeser menjelang keberangkatan ke Italia, mereka yang lolos tinggal 20 orang. ''Kalau mau jujur, mereka yang benar-benar memenuhi sy- arat hanya 11 orang,'' kata Jo kepada Joewarno dari TEMPO. Sisanya dipilih dengan sedikit toleransi. Dalam hal umur memang bervariasi. Ada pemain yang baru berusia 15 tahun dan ada pula yang telah berumur 18 tahun. Juga tentang tinggi badan. Rata-tata tinggi badan pemain 170 cm. Tapi, ada pula yang tingginya di bawah 170 cm, yaitu Ilham Romadona (162 cm), Ari Supriarso, dan Surono (keduanya 164 cm). Walau begitu, ketiga pemain tadi, menurut sumber TEMPO, adalah pemain berbakat. Adapun biaya bagi 20 pemain terpilih plus tiga pelatih (Danurwindo, Suhatman, dan Harry Tjong) selama satu musim kompetisi, menurut Nirwan, sekitar Rp 1,4 miliar. Sepertujuh dari jumlah itu, sebanyak Rp 200 juta, ditanggung oleh perusahaan alat-alat rumah tangga, Ariston. Sisanya merupakan hasil patungan dari 28 orang ''bapak angkat'', yang hampir se- muanya pengusaha muda, seperti Sigit Hardjojudanto, Harry Sapto, Bambang Yoga, dan Heri Sobiran. Heri Sobiran, Pemimpin Umum Majalah Popular, mengaku mau merogoh kocek untuk tim ini karena menilai program yang dilakukan PSSI baik. ''Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi?'' katanya. Heri, yang punya anak asuh Kurniawan Dwi Julianto, 17 tahun, dari Diklat Ragunan, berharap sepulang dari Italia kelak anak asuhnya akan memperkuat kesebelasan nasional di Asian Games 1994 dan Pra-Olimpiade 1995. Kurniawan, yang menempati posisi penyerang tengah dalam tim di bawah usia 19 tahun ini, dipuji Pelatih Danurwindo sebagai ujung tombak yang memiliki gebrakan luar biasa mirip Marco van Basten. Gerakan-gerakan Kurniawan (dengan atau tanpa bola) eksplosif, nalurinya untuk mencetak gol (dengan kaki ataupun kepala) tinggi, dan inteligensinya juga bagus. Tak mengherankan bila ia dijuluki teman-temannya: Basten van Magelang. Siapa tahu kelak, setelah digodok di Genoa, tidak hanya ada Basten van Magelang, tapi juga ada Gullit van Ambon, Rijkard van Medan, dan Tan Liong Ho van Jakarta. Widi Yarmanto dan Andi Reza Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus