Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lari Terus Sampai Tua

Robert Horman, 60, juara lomba lari Thamrin-sudirman untuk 10 KM kategori usia 40 thn ke atas. Secara teratur, dalam segala keadaan, dia latihan lari. Tercatat dalam world masters after 40. (or)

24 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ROBERT Horman di kantornya, Wisma PD, tampak biasa-biasa saja. Ia masuk dan pulang kantor pada waktunya. Sebagai seorang konsultan teknik pada Perumnas yang bergerak di bidang real eslate, kerjanya berpindah-pindah. Minggu ini mungkin di Ujung Pandang, minggu depan di Semarang. Lalu untuk kembali berkantor di Wisma PD lagi. Kegiatan ini menurut kontrak antara Horman, warganegara Australia dan Perumnas akan berakhir pada bulan Juni tahun depan. Yang luar biasa dari Horman barangkali adalah pertanyaan bagaimana Horman melatih diri untuk memenangkan lomba lari "Thamrin-Sudirman" 11 Juni yang lalu? (lihat: Pokok & Tokoh). Dalam kategori usia "40 tahun ke atas", Horman dengan langkah ringan dan mantap berhasil mencapai finis meninggalkan lawan-lawannya. Ia mencatat waktu 10 km dalam 28 menit 28,5 detik. Ini berarti Horman memecahkan rekor Nasional (trek) 30:47,2 atas nama Gurnam Singh yang dibuatnya pada tahun 1962. Juga rekor Asian Games (trek) 29:5,6 atas nama SLB Rosa dari Sri Lanka pada tahun 1970. Rekor dunia mencatat 27:30,8 detik atas nama David Bedford dari Inggeris. Benarkah sehebat itu? Mungkin panitia perlombaan (PASI Jaya) keliru dalam menentukan jarak. Mungkin juga dalam mencatat waktu. Vegetarian Tapi lepas dari itu, Horman memang luar biasa. 26 Pebruari yang lalu ia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-60. "Genaplah saya berolahraga lari selama 46 tahun," katanya seraya tertawa memperlihatkan sederetan gigi palsu. Ia berasal dari daerah Victoria, Australia. Pada tahun 1952 dan 1960 pernah menjadi Walikota (mayor) Ringwood. Memasuki usia ke-61 tampaknya Horman belum merasa perlu untuk merubah pola kebiasaannya. Satu minggu total berlari 120 mil atau 192 km. Frekwensinya tergantung pada keadaan. Ada kalanya pukul rata setiap hari 27 km, ada kalanya pula dalam satu hari dia berlatih 3 kali. Tingkat kecepatannya tinggi: 1 mil (1,6 km) dalam 6 menit. Pagi, siang atau malam tidak menjadi soal. Pokoknya dosis lari itu harus dipenuhi. Ia berpedoman bahwa "berlatih tanpa beban yang berat tak akan memberi manfaat". Itulah sebabnya ia menyiksa dirinya dengan berlari dalam tempo cepat campur lambat naik bukit dan senam. "Lari itu mempertahankan anda awet muda," katanya. "Lari juga memberi semangat bersaing dan menyalurkan dorongan ego kita." Tinggi badan Horman 1,68 meter dan berat 59 kg. Denyut nadi waktu istirahat 48 kali dalam satu menit waktu latihan dapat mencapai 170 kali. Hobi berlari ini tercatat dengan teratur dan terperinci dalam buku hariannya. "Dari catatan ini anda dapat lihat sendiri bahwa saya tidak pernah absen karena sakit," katanya bangga. Horman berbicara lembut. Menulis dengan tangan kiri. Tekanan darahnya 128/85. Di samping lari ia gemar berenang dan dansa. Hasil dari latihan lari yang begitu lama dia simpulkan dalam sebuah kalimat sederhana: anda bekerja lebih cerdas daripada lebih keras (you work smarter than harder). Horman seorang vegetarian. Ia tidak merokok dan minum minuman keras. Juga menghindarkan gula dan garam berlebihan. Sebagai ganti protein ia makan telur, susu dan kacang-kacangan. Tapi ada satu hal yang menjadi kesukaannya: minum air kelapa muda. "Air kelapa mengandung banyak mineral, terutama kalium dan natrium yang sangat dibutuhkan otak dan otot. Ia juga mengurangi rasa haus kita." Ia juga menelan vitamin B kompleks dan vitamin E. Robert Horman yang mempunyai 3 orang anak laki-laki, tercatat dalam daftar jago-jago dunia di atas 40 tahun (world masters after 40). Sewaktu dia tinggal di Toronto, 1975 serangkaian kompetisi lari di sana menempatkan Horman sebagai juara 10.000 meter lintas alam, juara II 10.000 meter (trek) juara II 5.000 meter (trek), juara II 3.000 meter (trek) dan juara III 1.500 meter (trek). Teori GAS "Kerja saya sebagai konsultan teknik berpindah-pindah, tapi saya selalu mengatur waktu untuk latihan lari. Waktu itu bagi saya bukan uang, tapi hidup," katanya. Horman cukup tidur 5 jam sehari. "Saya kira 1/3 dari hidup manusia dibuang untuk tidur tidak efektif, " tambahnya. Soal tidur itu adalah soal adaptasi. Ia kemukakan teori GAS (general adaptation syndrome) yang dikemukakan Dr. Hans Selye, tentang kemampuan tubuh manusia menyesuaikan diri dengan stress. Tentang kematian seorang peserta lomba lari yang baru lalu (lihat Kesehatan) Horman cuma mengatakan bahwa kematian mendadak bisa saja terjadi sewaktu permainan tenis atau olahraga apa saja. Tak usah diramaikan. Nasihatnya: latihlah diri dengan jarak yang lebih panjang dan biasakan diri pada segala keadaan, baik di waktu terik matahari maupun di buaian angin malam. GAS itu harus dikembangkan dengan penambahan beban latihan. Lomba semacam "Thamrin-Sudirman" menurut Horman sebaiknya ditingkatkan frekwensinya. Tak usah bersifat kejuaraan, tapi cukup dengan semangat kompetitif. Sebulan sekali misalnya penggemar olahraga lagi berkumpul dan lari bersama akan menyenangkan sekali. Dan Horman yang bertekad lari terus sampai tua, berjanji akan muncul dalam setiap pertemuan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus