Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lintasan Pembuka Si Jago Simulator

Melalui serangkaian tes rahasia di simulator, Sean Gelael dinyatakan layak menjadi pembalap penguji tim Toro Rosso. Jalan menuju F1 kian terbuka.

1 Mei 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEAN Gelael masih bisa merasakan bagaimana tubuhnya merebah di dalam kokpit mobil balap Formula 1 milik tim Scuderia Toro Rosso, tiga pekan lalu. Di Sirkuit Shakir, Bahrain, itulah pertama kalinya pembalap Indonesia ini menjajal mobil berjulukan jet darat tersebut.

Sean, 20 tahun, tak akan melupakan momen pertama kali masuk kokpit mobil STR12, yang biasa digunakan pembalap reguler Daniil Kvyat itu. Jantungnya berdetak makin kencang ketika ia mulai menginjak pedal gas mobil berkelir biru tua itu keluar dari garasi tim Toro Rosso. "Rasanya sangat menakjubkan," kata Sean kepada Tempo di Jakarta, Kamis dua pekan lalu.

Bukannya mereda, detak jantung Sean malah berdegup lebih kencang ketika mobil itu mulai melintas di aspal sirkuit. Saking gugupnya, dia membuat kesalahan teknis di putaran pertama dan harus masuk pit stop. Maklum, bukan perkara mudah mengemudikan mobil F1. Setirnya dilengkapi 30 tombol, yang berfungsi mengatur laju mobil hingga kinerjanya. Salah memencet tombol bisa membuat mesin mati atau melintir tiba-tiba. "Agak panik juga saat mobil bermasalah di lap pertama. Untung bisa diperbaiki dan uji coba berlanjut," ujar Sean.

Pada hari yang terik itu, Sean sukses melalap 78 putaran. Putra pereli nasional Ricardo Gelael ini mencatatkan waktu terbaiknya 1 menit 33,885 detik atau lebih lambat hanya 5 detik dari pembalap tercepat pada sesi latihan itu, Valtteri Bottas dari tim Mercedes, yang mencatatkan waktu 1 menit 28,769 detik.

Bos tim Toro Rosso, Franz Tost, terkesan oleh penampilan Sean. Apalagi, menurut pria 61 tahun asal Austria itu, catatan waktu Sean cukup bagus. Tost membandingkan waktu yang dibuat Sean dengan Kvyat. "Cara membalap Sean, seperti menekan gas dan rem ketika keluar-masuk tikungan, tak kalah dengan Kvyat. Sean juga mampu berkomunikasi baik dengan para teknisi kami," kata Tost.

Jody Egginton, kepala teknis performa mobil, dalam situs resmi tim Scuderia Toro Rosso mengatakan Sean mampu beradaptasi dengan cepat. "Sean tampil sangat konsisten dan tak melakukan kesalahan fatal," ucap Egginton. Uji coba ini antara lain untuk menjajal berbagai jenis ban; medium, soft, super-soft, dan ultra-soft.

Ketika memakai ban dengan kompon super-soft, Sean mampu mengoreksi catatan waktunya lebih tajam dan mencatatkan waktu terbaiknya. "Sean memberi masukan sangat berarti bagi tim setelah mencoba berbagai jenis ban," kata Egginton. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pegangan dalam uji coba kedua. Pada hari berikutnya, tim menurunkan dua pembalap reguler, Daniil Kvyat dan Carlos Sainz.

Penampilan Sean yang mengesankan di lintasan membuat Tost dan pimpinan tim Toro Rosso lain sepakat mengangkat dia sebagai pembalap penguji mereka untuk musim balap 2017. Sean diberi dua kesempatan lagi menguji mobil STR12, yakni di Hungaria dan Abu Dhabi tahun ini.

Bagi Sean, pencapaiannya sejauh ini bak mimpi menjadi kenyataan. Dia mengaku sejak kecil punya keinginan besar dapat duduk di kokpit mobil F1 dan merasakan sensasi melesat dengan kecepatan di atas 300 kilometer per jam. "Bahkan, bisa jadi, ini menjadi cita-cita semua pembalap di dunia," ujarnya.

Tahun ini mobil F1 mampu melesat lebih kencang lantaran perubahan regulasi pada penambahan down force dan perbaikan aerodinamika. Walhasil, mobil F1 kini jauh lebih cepat dibanding mobil F2 atau yang dulu bernama GP2-ajang balapan satu kasta di bawah F1. Sebelumnya, mobil F1 hanya bisa lebih cepat sekitar 10 detik dari mobil F2. "Jadi beda sekali, seperti dari naik becak pindah naik mobil," kata Sean, yang musim ini membalap di ajang F2 bersama tim Pertamina Arden. Hanya, menurut dia, kecepatan mobil STR12 tak terlalu terasa ketika berlari di trek lurus. Keunggulan down force dan aerodinamika baru terasa saat keluar-masuk tikungan.

Proses Sean bisa menjajal mobil F1 tak secepat laju mobilnya. Dia harus melalui serangkaian proses panjang sebelum diizinkan turun ke aspal menjajal mobil STR12. Sebagai langkah awal, dia harus lolos tes simulasi mobil F1 milik tim Toro Rosso.

Semua berawal ketika Sean datang ke markas Red Bull di Milton Keynes, Inggris, pertengahan Februari lalu. Di sana, ia mencoba simulator F2 milik tim Red Bull bernama Virtual Simulator 2. Simulator menjadi sarana latihan wajib setiap pembalap F1 dan F2 menjelang balapan. Kedekatan antara tim Arden dan Red Bull menjadi alasan Sean diperbolehkan mengakses simulator tersebut.

Pemilik tim Arden, Garry Horner, adalah ayah Christian Horner, bos tim Red Bull Racing. Bahkan tim Arden menjadi sarana bagi Red Bull dan Toro Rosso-tim lapis kedua Red Bull di F1-mencari bibit-bibit pembalap F1 di masa depan.

Saat berada di balik kemudi simulator VS2, Sean rupanya mampu tampil maksimal dan mencuri perhatian tim teknisi simulator Red Bull. Akhirnya tim teknisi memberikan kesempatan kepada Sean mencoba simulator mobil F1 atau Virtual Simulator 1 (VS1). Dia diberi kesempatan beberapa kali mencoba VS1, bergantian dengan latihan menggunakan VS2.

Sean lantas ditantang mengemudikan simulator mobil F1 di Sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez, Meksiko. Puncaknya, dia diminta khusus mengendarai simulator VS1 dua pekan sebelum balapan seri pertama F1 di Australia pada 26 Maret 2017. Selama hampir satu pekan, Sean diminta menggeber VS1. Ketika itu empat teknisi utama simulator Red Bull hadir menguji dan menilai penampilan Sean. Uniknya, mereka meminta Sean datang sendirian ke fasilitas simulator tanpa didampingi manajer atau siapa pun.

Rupanya, keempat teknisi tersebut bertugas mengetes kelayakan Sean menjadi pembalap penguji Red Bull. Saat itu, Sean sama sekali tak sadar jika ia sedang menjalani tes kompetensi. Keempat teknisi memberikan kesempatan kepada Sean tampil selama 10 putaran sirkuit virtual. Secara diam-diam, mereka menetapkan batas catatan waktu untuk Sean. Jika tak mampu mencapai limit waktu yang ditetapkan, Sean dianggap gugur. Ternyata Sean mampu menembus batas waktu tersebut di putaran keenam.

Selama tes, tim teknisi juga memberi ujian berupa pengubahan pengaturan mobil, seperti ubahan di ban dan suspensi tanpa memberi tahu Sean. Yang dianggap menjadi nilai tambah pada Sean, ia mampu memberi masukan kepada teknisi tentang kekurangan dan adanya perubahan pada mobil. Walhasil, tim teknisi pun meloloskan Sean sebagai pembalap penguji mobil F1 dan ditempatkan di tim lapis Red Bull Racing, Scuderia Toro Rosso. Tim itu baru secara resmi mengumumkan nama Sean seusai balapan seri perdana F1.

Pengamat balap F1, M. Wahab, mengatakan Sean punya peluang cukup besar menjadi pembalap jet darat kedua dari Indonesia setelah Rio Haryanto. Menurut dia, Sean kini bukan sekadar pembalap penguji bagi tim Toro Rosso. Dia juga sudah masuk daftar pembalap muda potensial tim Red Bull dan Toro Rosso. "Memang bos Red Bull dan Toro Rosso bilang tak ada jaminan bagi Sean duduk di kursi F1 musim depan. Tapi tetap saja kesempatan Sean cukup besar," ujar Wahab, Rabu pekan lalu.

Wahab mengatakan Red Bull dan Toro Rosso merupakan tim dengan modal besar, sehingga calon pembalap tak terlalu dibebani biaya besar untuk bisa duduk di kokpit mobil F1. Tak ada jalan bagi Sean selain tampil bagus di balapan F2 serta pada dua kesempatan uji mobil F1 di Hungaria (28-30 Juli) dan Abu Dhabi (24-26 November). "Jika Sean bisa bikin terkesan bos Toro Rosso, pasti akan ditarik juga," katanya.

Indra Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus