INI perlombaan unik lain setelah triathlon (trilomba: renang, balap sepeda, dan lari) berlangsung Agustus lalu, di Jakarta. Bedanya, triathlon menyontek kegiatan serupa yang dimulai di daerah pantai Hawaii, sedangkan yang diselenggarakan kali ini Maraton Dalar -- singkatan maraton dengan berdayung dan lari -- bisa jadi dwilomba pertama di dunia. Adalah pengurus Persatuan Olah Raga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI, agaknya, yang paling bangga dengan sebutan itu. Sebab, memang merekalah pemrakarsa pertama lomba dayung sekitar 20 km dan diteruskan dengan lari 4 km, Minggu pagi pekan lalu. Sebanyak 80 peserta pria dan wanita ikut meramaikan dwilomba memperebutkan piala Panglima Besar Sudirman itu. Delapan puluh peserta tadi dibagi dua rombongan. Rombongan pertama terdiri atas 34 peserta yang ikut dalam lomba Kayak I. Sedangkan sisanya 46 peserta secara berpasangan berlomba dalam rombongan kedua, yang disebut lomba Kayak II. Cara lomba cukup rumit. Lomba Kayak I misalnya. Pesertanya dibagi dua. 17 peserta berlomba dayung dari tempat start di jembatan Kalibata, Jakarta Selatan. Dan 17 rekan mereka, sebagai pasangannya, menunggu di jembatan Pintu Air Manggarai, juga di Jakarta Selatan. Para pasangannya inilah yang menyongsong dan kemudian membantu para pendayung menggotong perahunya melewati hadangan pintu air. Lepas hadangan jembatan pintu air itu, mereka kembali berpisah. Pengemudi perahu meneruskan lomba mendayung kayak menyusuri Kali Manggarai hingga jembatan Dukuh Atas, dekat jembatan Jalan Jenderal Sudirman sementara teman mereka, yang tadi membantu, masing-masing berlomba lari pula di jalan raya (rutenya sudah diatur: lewat Jalan Pasar Rumput belok ke Jalan Latuharhary masuk Jalan Kendal, belok ke Jalan Blora, dan tiba juga di jembatan Dukuh Atas. Dari jembatan ini, semua pendayung naik ke atas Jalan Sudirman. Dan kembali bersama pasangannya yang tak ikut mendayung tadi, berlari dengan membawa dayung kayak mereka menuju finish di lang Monas. Secara berpasangan, rute ini juga dilalui oleh 23 pasangan yang ikut dalam lomba Kayak II. Tentu ada beda. Peserta lomba Kayak II sejak start di Jembatan Kalibata, tetap bersama-sama hingga finish. "Berdayung dan lari di tengah Jakarta ini selain menguji daya tahan, dan menarik perhatian masyarakat, juga untuk menanamkan cinta laut," kata Tjokropranolo, bekas Gubernur DKI, ketua umum panitia dwilomba itu, pada Agus Sigit dari TEMPO. Selain untuk makin mengenalkan olah raga bahari itu, ada sasaran lain rupanya yang ingin dicapai Maraton Dalar itu. Yakni meningkatkan kesadaran pada kebersihan kali dan lingkungan mereka." Ketika survei, air kali sangat kotor, tapi ketika lomba mulai jalan semuanya ternyata bersih." Tak disebutkan berapa dana yang dihabiskan buat lomba yang juga memperebutkan hadiah uang dari Rp 100.000 sampai Rp 200.000 itu. Pemenang lomba Kayak I dan II semuanya anggota perkumpulan olah raga air Kuda Laut Pertamina. Juara pertama Kayak I adalah Djainuddin yang berpasangan dengan Oktavianus Watimuri. Dan juara pertama Kayak II adalah Bambang dan Sali. Panitia memang cukup repot menyiapkan maraton perdana ini. Selain meminjam kayak, mereka juga terpaksa membeli sejumlah kayak lain, harganya per buah sekitar Rp 1,3 juta buat para peserta lomba. Tahun depan, panitia berniat menyiapkan untuk mahasiswa. Dan sudah siap nama baru untuk lomba maraton dalar itu. Yakni Garuda Race I. M.S., Lapoan Biro Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini