JAMAK terjadi dalam dunia penyidikan, sebuah kasus membongkar kasus yang lain. Misteri pembunuhan peragawati cantik Dice Budimuljono, seperti yang diungkapkan Kapolda Metro Jaya, bisa menjadi terang karena kasus pembunuhan atas diri Nyonya Endang Sukitri, 46, wanita pengusaha yang membuka toko bahan bangunan di Depok. Pembunuhnya sama, modus operaninya mirip. Bahkan Kapolda Metro Jaya sendiri masih kurang puas dalam mengusut tersangka. "Saya masih mencoba untuk menggali lebih jauh berapa korban yang sudah dibunuh yang bersangkutan. Mudah-mudahan di lain kesempatan saya bisa mengungkapkan kasus lain," kata Mayor Jenderal Pol Poedy Sjamsoedin. Nyonya Endang ditemukan tak bernyawa di Kampung Pedurenan, Desa Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Bogor, Selasa pagi hari, 21 Oktober. Posisi korban telungkup di sebuah gundukan tanah. Pada tubuhnya ada taburan kembang. Perempuan bertubuh subur ini penuh luka bacokan di punggungnya, juga pada leher dan belakang kepalanya. Sebuah kapak yang berlepotan darah ditemukan tak jauh dari sana. Polsek Cimanggis yang menangani kasus tak menemukan motif perampokan. Perhiasan yang dikenakan korban: cincin, kalung, gelang, semuanya dari emas, masih utuh melekat di tubuh Nyonya Endang. Juga ditemukan sebuah dompet, di dalamnya ada KTP Almarhumah, uang Rp 5.300 sebuah film negatif, dua buah pasfoto. Lalu, yang penting, ini: empat surat yang ditujukan kepada Almarhumah dari seseorang yang menyebutkan dirinya Romo. Siapa Romo? Tak begitu sulit polisi melacak identitasnya. Dari orang-orang dekat korban, termasuk suaminya (suami kedua, yang pertama sudah meninggal), yang dimaksud Romo itu tak lain dari Muhammad Siradjudin, pensiunan ABRI yang dikenal sebagai dukun. Soalnya, dua pasfoto dan negatif film yang ditemukan di dalam dompet korban, di antaranya foto Romo itulah. Adapun surat-surat itu adalah pesan Romo mengenai permintaan penglaris buat, antara lain, rumah yang mau dijual korban, dan tentang perjodohan. Terkesan, Nyonya Endang, ibu dua anak (dari suami pertama, Imam Hadi Siswanto), ini sedang cekcok dengan suaminya sekarang, yang biasa dipanggil Topo. Sebuah surat merupakan surat tagihan saya Rp 35.000. Menurut surat itu, perceraian antara Endang dan Topo telah diurus oleh Romo dengan biaya Rp 150.000. Endang masih menunggak, dan karena itu ditagih. menurut polisi Cimanggis, surat cerai yang dimiliki Endang pun surat cerai palsu. KUA yang disebut mengeluarkan surat itu membenarkan nomor-nomor surat, tetapi tidak atas nama Endang dan Topo. Dari surat-surat ini, polisi mengarahkan penyidikan lebih menjurus ke arah Romo. Sebelumnya, polisi sempat menyidik Topo yang memang mudah menimbulkan kecurigaan karena ada masalah keluarga yang tidak harmonis. Endang memang dekat dengan Romo karena pemilik toko Panca Jaya Depok ini salah satu langganan sang dukun. Menurut Topo, istrinya itu tergila-gila pada harta?. "Sudah dapat helikopter masih ingin Herkules," kata Topo, memberi umpamaan. Ia mengaku "pisah ranjang" justru setelah istrinya ini menjadi langganan Romo. Bukan sebaliknya. Menurut Topo kepada TEMPO, istrinya mengambil Tabanas Rp 10 juta di Bank Dagang Negara Cabang Cimanggis, 30 September. Uang itu diserahkan kepada Romo untuk apa, tak pernah jelas. Tetapi diduga untuk dilipatgandakan, maklum, istrinya itu gila harta. Lalu tanggal 20 Oktober, istrinya ini disuruh datang ke sebuah pekuburan keramat di Kampung Pedurenan, Cimanggis. Nah, di gundukan tanah mirip kuburan itulah, esok harinya, mayat Nyonya Endang ditemukan. Polisi menduga, korban dihabisi malam itu juga. Sebelum tersangka Siradjudin alias Romo ditahan di Polda Metra Jaya, Jumat pekan lalu, Polsek Cimanggis yang menangani perkara Nyonya Endang belum mengklasifikasikan Romo sebagai tersangka, baru status saksi. Bukti yang kuat, apalagi pengakuan, tidak ada. Ini persis yang dikatakan pengacara Romo, Palmer Situmorang, S.H., yang sejak awal menangani kasus Endang itu. Memang, kapak itu dipersoalkan. "Kapak itu, punya siapa? Tak ada saksi yang mengatakan kapak itu kepunyaan Romo," kata Palmer, 28, dengan semangat tinggi. "Tanggal 20 Oktober, sejak pukul 8 malam sampai pagi Romo menonton video di rumahnya. Ada Ketua RW, ada Hansip, ada tetangga lain yang ikut menonton. Mereka bisa menjadi saksi," kata Palmer lagi. Pengacara muda ini tak menyangkal hubungan baik Romo dengan Endang. "Dengan semua orang yang meminta nasihat juga dekat," kata Palmer yang menjadi pengacara Romo karena pamannya pernah disembuhkan oleh kliennya itu. Tetapi kisah menjadi lain setelah Romo ditahan di Polda Metro Jaya. Menurut Kapolda Metro Jaya, Romo alias Pakde (sebutan terakhir ini hanya datang dari Dice), ia mengakui membunuh Nyonya Endang dan Nyonya Dice dalam surat interogasi Ahad dinihari. Nyonya Endang kata Kapolda, pura-pura diajak nyekar ke sebuah kuburan. Begitu menaburkan bunga, korban dikapak Romo. Lalu dua anak Romo, Kuspriyanto dan Farid (dua pemuda itu kini ikut ditahan di Polda), mencekik dan membenamkan tubuh korban. Kuburan itu sendiri fiktif. Bagi Palmer, "Pemeriksaan di Polda itu tidak didampingi pengacara. Dengan demikian, cukup alasan bagi saya untuk mengharamkan berita acara pemeriksaan itu, katanya. Palmer sendiri, Senin lalu, seharian berusaha menemui kliennya, tetapi tak di izinkan. Penangkapan Romo dan kedua anaknya, menurut Palmer, tak mengikuti aturan permainan. Pengacara ini sudah menulis surat ke Kapolri dan akan menggugat polisi ke praperadilan. Senin lalu, rumah Siradjudin di Kelurahan Susukan, Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu sudah digembok. Rumah berukuran 8 x 12 meter dan termasuk lumayan di lingkungannya, dibangun bertahap sejak dua tahun lalu. Padahal, menurut Ely, istri Siradjudin sekarang, bila suaminya di rumah, orang-orang yang datang minta tolong suka meninggalkan barang Rp 10.000 atau Rp 20.000. Termasuk, Nyonya Dice, katanya "Ia datang untuk minta penglaris, minta obat buat suaminya yang lumpuh, minta syarat agar adiknya lulus ujian, atau agar menang arisan," tutur Ely, istri bertubuh gendut ini. Dan untuk itu semua, Dice hanya memberi seperti yang lain-lain "Memang pernah memberi saya uang Rp 50.000, tapi ketika ia mendapat arisan," tambahnya. Walhasil, istri yang mengaku dialah yang menerima uang dari langganan suaminya tak percaya suaminya terlibat utang jutaan, baik dengan Nyonya Endang maupun Dice.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini