LAKON PSSI Garuda dalam turnamen Piala Anniversary, pekan lampau ternyata -- tak mampu mengobat kelesuan hati penggemar sepakbola di Indonesia. Team yang disusun dengan sistim main comot itu, malah kian mempertebal rasa kecewa mereka. Mengawali turnamen dengan menahan seri (2 - 2) kesebelasan Korea Selatan, harapan mereka untuk melangkah ke final makin menipis ketika barisan pemain Malaysia bukan team nasional--memaksa PSSI Gmenelan kenyataan pahit: kesebelasan asuhan trio Ilyas Haddademo Januar Pribadi kalah 2-1. Penonton terkesim menerima kekalahan itu. Juga pemain. Tapi begitulah kenyataannya. "Patut diakui bahwa kerjasama dalam team kita masih kurang terjalin", komentar kapten PSSI Garuda, Ronny Pattinasarany seusai pertandingan. "Kalau sudah demikian, bagaimanapun sulit untuk mengharapkan team bisa menyuguhkan permainan yang baik". Lemah Penilaian Ronny Patti -- pernah menyatakan niat tidak akan main lagi untuk PSSI -- memang benar adanya. Di semua lini PSSI Garuda yang tampak adalah ketimpangan kerjasama belaka. Di barisan belakang memang hadir Lukman Santoso dan Johannes Auri -- 2 pemain eks Pre Olimpik yang mencoba mematahkan setiap serangan lawan dengan permainan yang lugas. Tapi pola yang mereka terapkan itu tidak terimbangi oleh back kanan, Simson Rumah Pasal maupun Imam Rifai yang saling mengganti. Sehingga tidak jarang ketidak-saling pengertian itu membuahkan peluang bagi lawan menciptakan goal. Sementara gelandang kanan, Suhatman -- juga eks Pre Olimpik -- yang dihadapkan mampu menutupi kelemahan Rumah Pasal atau Rifai ternyata pun tak dapat berbuat banyak. Kegesitannya dalam menutupi lobang yang ditinggalkan kawan kelihatan mulai melemah ketimbang apa yang disuguhkannya dalam Pre Olimpik lalu. Di lapangan tengah, tumpuan harapan yang dibebankan pada Nobon, dan Ronny Patti untuk menghidupkan serangan ternyata juga tak menghasilkan umpan yang baik buat Waskito, Deddy Sutendi maupun Hadi Ismanto. Serangan yang mereka bangun sering kandas separoh jalan. Akibat salah pengertian dalam memberikan operan. Kesalah-fahaman yang terjadi itu mudah dimengerti. Sebagaimana kata Ronny Patti, pengertian yang terjalin baik dalam team hanya terdapat antara dirinya. Nobon dan Waskito. Alasannya: dengan pemain lain, ia belum begitu serasi. Mengingat sempitnya waktu untuk menjalin kerjasama tersebut. Sempitnya waktu dalam menggembleng pemain untuk melahirkan suatu kerjasama team yang kompak, juga menjadi persoalan bagi pelatih Ilyas Haddade: "Persiapan team sangat tergesa-gesa sekali. Kalau waktunya lebih panjang, keadaannya mungkin akan lain". Bertolak dari pengakuan pelatih dan pemain itu, kegagalan PSSI Caruda kiranya tak perlu diperdebatkan lagi. Karena kadar permainan mereka memang cuma segitulah adanya. Hasil Pertandingan Turnamen Piala Anniversary 1976: Indonesia - Korea Selatan2-2 Malaysia - Burma1-3 Korea Selatan - Burma0-0 Malaysia - Indonesia2-1 Korea Selatan - Malaysia2-1 Indonesia - Burma1-1 Final: Korea Selatan - Burma1-0
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini