Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Langkah belgia

Perusahaan penerbangan sabena milik belgia diizinkan melayani jalur jakarta-brussels pp dengan dc10 tidak menguntungkan garuda yang bekerjasama dengan klm. dikhawatirkan diikuti perusahaan asing lain. (eb)

26 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WIWEKO, Dirut PT Garuda, kabarnya minta berhenti? Bukan sebagai pimpinan PT penerbangan pembawa bendera flag carrier) itu. Tapi sebagai pegawai negeri.Begitu seorang yang dekat dengan kalangan Garuda berkata pada TEMPO akhir pekan lalu. Kalau benar begitu, ini merupakan berita yang selain menarik, juga terasa agak aneh. Sebab, penerbangan yang sejak 8 tahun lalu dilolanya sampai sekarang, boleh dibilang sedang laju-lajunya. Terutama untuk penerbangan dalam negeri. Bahkan sejak 7 Juni kemarin, Garuda telah mengayunkan langkah maju lainnya: lin Jakarta - Surabaya p.p. yang tadinya 8 kali sehari, sejak hari itu ditambah lagi jadi 10 kali sehari. Penerbangan bolak-balik sebanyak itu yang disebut "shuttle service" memang menimbulkan reaksi protes dari biro-biro perjalanan yang tergabung dalam ASITA. Terutama yang di Surabaya. Biro-biro perjalanan yang sesungguhnya mengageni berbagai penerbangan dan perjalanan di darat itu merasa dirugikan, karena dengan servis bolak-balik itu kini para calon penumpang bisa beli tiket langsung di lapangan terbang, tanpa harus repot-repot berhubungan dengan biro perjalanan. Selain itu harganya juga lebih murah: Rp 22.000 untuk seorang sekali terbang berikut satu koli barang. Ini sudah temmasuk pungutan pajak di pelabuhan plus asuransi. Untuk anak-anak berusia 2 sampai 12 tahun, harga tiket Rp 12.000, sedang untuk bayi sampai bocah berumur 2 tahun dikenakan tarif hanya Rp 3.000. Sekalipun ada ketentuan bahwa untuk satu tambahan koli dipungut biaya tambahan Rp 3.000. Untuk Apa Mampir? Tapi bukan protes para agen perjalanan itu yang kabarnya membuat dia merasa kesal. Namun menyangkut urusan penerbangan luar negeri. Penerbangan Sabena tari Belgia yang sejak beberapa waktu masuk ke Jakarta dari Brussels p.p. dengan mengguakan pesawat DC-10 -- tadinya dengan Boeing 707 -- kabarnya sudah mendapat izin untuk mengangkut lebih banyak penumpang yang ingin ke Jakarta dari Eropa. Mulanya Sabena hanya dibolehkan membawa paling banyak 25 penumpang plus 1 ton barang dari Eropa ke Jakarta. Tapi setelah penerbangan Belgia itu tukar pesawat dengan DC-10 yang punya kapasitas mengangkut 270 penumpang (Boeing 707 cuma bisa membawa penumpang sekitar 130 penumpang), Sabena merasa perlu membawa lebih banyak penumpang ke Jakarta dan sebaliknya, untuk mengimbangi tempat duduk yng kini naik lebih dari dua kali lipat., Permintaan Sabena, yang di Indonesia diageni oleh penerbangan Mandala, memang bisa dimengerti. Apalagi kalau dikaitkan dengan masih banyaknya kamar-kamar hotel yang kosong di Jakarta. Tapi malangnya, porsi Garuda yang juga terbang ke Amsterdam dengan DC-1O bisa berkurang karenanya. Dalam surat Menteri Perhubungan Emil Salim kepada Dubes Belgia di Indonesia, Bob Lebacq, akhir Maret lalu ada disebutkan bahwa Sabena harus membayar kompensasi kepada Garuda bila mengangkut penumpang lebih dari 25 orang dan barang lebih dari satu ton. Kecuali jika Garuda nanti mulai singgah di Brussels dalam penerbangannya ke Amsterdam. Penegasan Menteri Perhubungan yang maksudnya menjalankan prinsip timbal balik bagi Indonesia itu, agaknya tak dipandang menguntungkan bagi Garuda. "Untuk apa Garuda mampir di Belgia", kata seorang pejabat. Bukankah jarak Amsterdam ke Brussels bisa ditempuh kurang dari satu jam dengan mobil?". Ada benarnya Kebolehan Sabena membawa lebih banyak orang ke Jakarta, sedikit banyak akan mempengaruhi pendapatan Garuda yang tak lagi bekerjasama dengan maskapai KLM dalam hal mencari penumpang. Tapi yang agaknya paling dirisaukan adalah kalau sampai langkah Sabena itu nantinya diikuti juga oleh penerbangan asing lain yang singgah di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus