Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar sepekan telah berlalu usai peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Peristiwa ini menyita perhatian publik di tanah air hingga media-media internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan, FIFA sebagai induk olahraga sepak bola dunia melalui presidennya, Gianni Infantino turut menyampaikan belasungkawa. "Saya menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini," ujarnya pada situs resmi FIFA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirangkum dari sejumlah laporan dan reportase Tempo, berikut adalah empat perkembangan terkini dari Tragedi Kanjuruhan.
- Korban Bertambah dari 125 Jadi 131 Orang
Sebelumnya, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengumumkan bahwa korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang. Namun, pada 5 Oktober 2022 lalu, dikabarkan jumlah ini meningkat menjadi 131 orang.
Irjen Dedi Prasetyo selaku Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, menyatakan bahwa jumlah ini diketahui setelah dilakukan pencocokan dan penelitian ulang bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Malam, Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan direktur sejumlah rumah sakit.
Penambahan jumlah korban jiwa ini membuat secara resmi tragedi Kanjuruhan sebagai tragedi pertandingan sepak bola mematikan kedua di dunia usai tragedi di Stadion Estadio, Peru yang menewaskan hingga lebih dari 300 orang.
Baca: Sidak Stadion Kanjuruhan Jokowi: Problemnya pada Pintu yang Terkunci
- Pintu 13, Gerbang Maut Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Menurut catatan Tempo dari beberapa saksi, tribun selatan Stadion yang berisikan Pintu 12 dan 13 menjadi lokasi jatuhnya korban jiwa paling banyak. Pada Rabu, 5 Oktober 2022 lalu, sejumlah suporter Persebaya Surabaya melakukan ziarah dan doa bersama di depan Pintu 13.
Sementara itu, secara umum, Presiden Jokowi menyampaikan secara langsung bahwa ada beberapa pintu stadion yang terkunci.
“Sebagai gambaran, saya melihat problem-nya ada pada pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," kata Jokowi di Malang pada 5 Oktober 2022.
- Stadion Kanjuruhan Dipenuhi Coretan 1312 ACAB
Setelah Tragedi Kanjuruhan, saat ini sejumlah sisi Stadion Kanjuruhan diisi dengan beberapa coretan, seperti kode angka 1312 dan rangkaian huruf ACAB, termasuk di sekitar Pintu 13.
Merujuk situs GQ, ACAB merupakan akronim dalam bahasa Inggris berupa “All Cops Are Bastards”. Sementara angka 1312 merupakan representasi singkatan ACAB berdasarkan urutan huruf tersebut dalam alfabet.
- Pembentukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2022, pemerintah secara resmi membentuk TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang beranggotakan 13 orang. Tiga orang sebagai ketua, wakil, dan sekretaris, sedangkan 10 orang sebagai anggota.
TGIPF diketuai oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Mahfud MD, dengan wakil Menteri Pemuda Olahraga, Zainuddin Amali, beserta sekretaris Eks Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, Nur Rochmad.
Tugas utama tim ini adalah mencari dan mengungkap fakta seputar Tragedi Kanjuruhan sekaligus mengevaluasi seluruh pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia.
- Kapolri Tetapkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Terbaru, Kamis, 6 Oktober 2022 kemarin, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengumumkan 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan.
Enam tersangka ini adalah Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS, dan Kasat Samapta Polres Malang Ajun Komisari Polisi Bambang Sidik Achmadi.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.