Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turnamen Grand Slam AS Terbuka 2015 baru akan dimulai Senin besok, tapi Amerika Serikat sudah bersiap menyambut petenis putri andalannya, Serena Williams, merebut trofi juara tunggal putri.
Bukan semata ini akan menjadi gelarnya yang ketujuh, tapi juga sebuah sejarah akan tercipta: Serena meraih Golden Slam atau trofi empat juara Grand Slam pada tahun yang sama.
Selama ini Williams bukannya tidak hebat. Dia telah menjuarai empat Grand Slam berturut-turut, tapi tidak dalam tahun yang sama. Ketika menjadi yang terhebat di Wimbledon, Juli lalu, saat ia memenangi trofi juara, orang menyebutnya "Serena Slam" karena sebelumnya ia menjuarai AS Terbuka 2014, Australia Terbuka 2015, dan Prancis Terbuka 2015.
Nah, kali ini dia bisa membuat catatan lebih hebat. Sepanjang tahun ini, Williams telah merebut tiga trofi juara Grand Slam. Pertama diperoleh dari tangan Maria Sharapova di Australia Open, lalu menggasak petenis Republik Cek peringkat ke-13 dunia, Lucie Safarova, di Prancis Terbuka. Terakhir kali, tepat di tengah tahun, dia membungkam bintang tenis baru Spanyol peringkat ke-20 dunia, Garbine Muguruza.
Selangkah lagi, sejarah itu akan tercipta. Bila itu yang terjadi, ia akan memasukkan namanya ke daftar peraih Golden Slam sebelumnya. Mereka adalah Steffi Graf (Jerman) pada 1988, lalu Margaret Court (Australia) pada 1970, dan Maureen Connolly (AS) pada 1953.
Catatan lainnya, dengan gelar di tangan, Williams akan menyamai prestasi Steffi Graf menjuarai turnamen Grand Slam 22 kali. Namun, untuk menjadi yang terhebat sepanjang masa, dia masih butuh dua Grand Slam berikutnya guna menyejajarkan dengan Margareth Court, yaitu 24 kali, yang diraih pada kurun 1960 hingga 1973.
Itu sebabnya peluang Serena untuk memenangi AS Terbuka kali ini dan menorehkan Golden Slam sangat terbuka.
Dan penonton di Meadow Flush telah antusias menanti pencapaian bersejarah itu.
Hal itu bisa terlihat dari penjualan tiket untuk nomor putri. Menurut juru bicara Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA), Chris Widmaier, tiket yang telah terjual untuk menyaksikan pertandingan final tunggal putri AS Terbuka kali ini telah mencapai rekor.
Ia tidak merinci jumlahnya, tapi Lapangan Utama Pusat Tenis Nasional Billie Jean King di Flushing Meadows-Corona Park, Queen, New York, itu dipastikan bakal penuh. Lapangan tengah bernama Stadion Arthur Ashe, yang permukaannya akrilik, mampu menampung 22 ribu lebih penonton.
Sejak turnamen itu digelar pada 1881, jumlah penonton pertandingan final tunggal putri tidak pernah lebih banyak ketimbang final tunggal putra. Namun, pada final nomor tunggal putri nanti, jumlah penonton untuk pertama kalinya lebih banyak ketimbang nomor tunggal putra.
Menurut Widmaier, data USTA menunjukkan bahwa tiket untuk menyaksikan pertandingan babak final nanti telah dijual dengan harga tiga kali lipat ketimbang biasanya.
Adapun di pasar yang menjual tiket resale, TiqiQ, disebutkan bahwa harga tiket pertandingan final tunggal putri itu US$ 859 atau Rp 12 juta lebih per lembar. Jumlah itu sedikit lebih murah ketimbang harga tiket untuk menyaksikan babak final tunggal putra, yaitu 897 dolar Amerika atau Rp 12,5 juta per lembar.
Jadi perbedaan harga tiket pertandingan final tunggal putra dan putri hanya berbeda US$ 38 atau Rp 531 ribu lebih. Menurut TiqiQ, perbedaan harga tiket lebih besar terjadi pada 2012, yang mencapai US$ 150 atau Rp 2 juta lebih.
Dan faktanya, selama bertahun-tahun, tiket untuk menyaksikan pertandingan babak final tunggal putri tidak pernah sampai terjual habis.
Lalu apa komentar Serena tentang antusiasme pendukungnya itu? "Saya selalu bermimpi memenangi Grand Slam," kata Williams. "Saya selalu bermimpi memenangi AS Terbuka."
Menurut Williams, ia tidak pernah berpikir akan membuat Golden Slam. "Mimpi saya sebenarnya selalu menang di sini di New York (AS Terbuka)," tuturnya.
Dia telah menikmati enam kali mengangkat piala di sana, dan selalu ingin kembali. Terlebih pada tahun ini, ada kesempatan istimewa yang mengikutinya. BBC | ESPN | WTA
Jalan Menuju Grand Slam Emas
Menjadi juara ketujuh kalinya dan meraih Golden Grand Slam menjadi mimpi Serena Williams. Namun lawan-lawannya sudah siap menghadang dalam perjalanan dua pekan itu.
Siapa saja mereka? Berikut ini kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan hasil undian yang telah ditetapkan pada Kamis lalu.
Pada babak pertama, ia harus menyisihkan petenis Rusia peringkat ke-86 dunia, Vitalia Diatchenko. Pada babak kedua, ada kemungkinan Williams, yang ditempatkan sebagai unggulan pertama, menghadapi petenis Cek, Mirjana Lucic-Baroni. Pada babak ketiga, Williams mungkin menghadapi petenis AS, Bethanie Mattek-Sand atau Coco Vandeweghe.
Kalau Williams dapat mengalahkan rekan senegaranya itu, pada babak keempat ia akan menghadapi unggulan ke-29 juga dari AS, Stephen Sloane. Lawan berikutnya? Di perempat final, bisa jadi menunggu unggulan ke-15 dari Polandia, Agnieszka Radwanska.
Babak semifinal akan menjadi laga emosional. Ada kemungkinan dia bertemu dengan kakaknya, unggulan ke-23, Venus. Lawan lainnya, bisa jadi Belinda Bencic (Swiss). Petenis Swiss yang baru berumur 18 tahun ini menaklukkannya pada babak semifinal turnamen pemanasan Piala Rogers di Toronto, Kanada, dua pekan lalu.
Dalam pertemuan keduanya dengan Bencic nanti, mungkin hasilnya akan lain dengan di Piala Rogers. Kalau Williams menang, ada kemungkinan di babak final ia bertemu dengan unggulan kedua dari Rumania, Simona Halep.
Williams telah tujuh kali bertemu dengan Halep, yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya. Untuk sementara, Williams masih unggul 6-1. Pertemuan terakhir mereka terjadi pada babak 64 besar Grand Slam Wimbledon, Juli lalu, yang dimenangi Williams 3-6, 6-2, 6-1.
Kalau Williams bisa menjalani skenario ini dengan baik, Golden Slam praktis menjadi miliknya. *
Serena Williams
Lahir di Saginaw, Michigan, 26 September 1981
Tinggi: 175 sentimeter
Profesional: 24 September 1995
Rekor karier: 732-122 (85,71%)
Jumlah gelar juara sepanjang karier: 69
Grand Slam: 21 kali
Australian Terbuka 6 kali
Prancis Terbuka3 kali
Wimbledon 6 kali
AS Terbuka6 kali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo