Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mendongkrak Tunggal Putra

Tim putra Indonesia berpeluang besar membawa pulang Piala Thomas.

9 Mei 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim putra Indonesia berpeluang besar membawa pulang Piala Thomas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Tim bulu tangkis Indonesia diharapkan akan kembali membawa supremasi bulu tangkis negeri ini dalam turnamen Piala Thomas dan Uber. Tim Indonesia akan segera berangkat ke Bangkok, Thailand, untuk mengikuti turnamen yang akan digelar pada 20-27 Mei 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan mempunyai peluang besar untuk membawa pulang Piala Thomas. Tim Indonesia terakhir kali merebut Piala Thomas pada 2002. Dalam turnamen Piala Thomas 2016, tim Indonesia memang berhasil menembus babak final, tapi harus takluk oleh Denmark dengan skor 2-3.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbekal pengalaman terakhir, ketika tiga pemain tunggal putra tak berhasil menyumbang poin, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) melakukan evaluasi besar untuk mendongkrak kemampuan tim ini. Wajah Indonesia sedikit terselamatkan ketika dua ganda putra menyumbangkan dua poin, sementara Denmark meraih kemenangan dari tiga nomor tunggal.

"Kami telah mengantisipasi kekalahan dua tahun lalu. Kami kalah di final karena punya kelemahan di tunggal. Setelah dua tahun ini, dua tunggal kami sudah lebih matang dan berharap bisa menyumbang angka," ujar Ketua Kontingen Tim Thomas dan Uber Indonesia, Achmad Budiharto,dalam acara pelepasan skuad tim Thomas dan Uber Indonesia di Hotel Century, Senayan, Jakarta, kemarin.

Ada empat pemain tunggal putra yang terus digembleng di pemusatan latihan nasional bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur, untuk menempati skuad tim Thomas. Mereka adalah Anthony Ginting (tunggal pertama), Jonatan Christie (tunggal kedua), Ihsan Maulana Mustofa (tunggal ketiga), dan Firman Abdul Kholik (tunggal keempat).

Ginting mengatakan pengalaman dua tahun lalu menjadi pelajaran berharga baginya sehingga bisa lebih siap untuk menghadapi Piala Thomas tahun ini. "Dari fisik ya lebih dijaga lagi, biar lebih ditingkatkan lagi, fokusdi lapangan dan menyiapkan mental buat bertanding di Bangkok nanti," kata Ginting.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat PBSI, Susi Susanti, mengatakan tim putra punya peluang untuk merebut Piala Thomas. Paling tidak bisa menyamai prestasi dua tahun lalu. "Kalau pertandingan beregu, tim Indonesia lebih kuat karena kebersamaannya dan semangatnya. Ini menjadi suatu keunggulan kami," kata Susi.

Dalam Piala Thomas, tim putra akan menghadapi lawan yang cukup berat di babak penyisihan grup. Mereka harus bersaing melawan tuan rumah Thailand, Korea Selatan, dan Kanada. Meski di atas kertas lebih diunggulkan, Indonesia tak bisa menganggap remeh setiap lawan di babak ini.

Berbeda dengan tim Thomas, tim Uber Indonesia akan menghadapi tantangan yang jauh lebih berat. Mereka satu grup dengan juara bertahan Cina, Malaysia, dan Prancis. Meski begitu, kans untuk lolos dinilai masih cukup terbuka."Untuk tim putri, kami harus realistis melihat kekuatan tim. Masuk semifinal sudah bagus, fokusnya lolos penyisihan grup dulu," kata Susi.

Fitriani akan menjadi ujung tombak baru bagi tim Uber Indonesia. Ia akan diikuti oleh Gregoria Mariska Tunjung di tunggal kedua, Dinar Dyah Ayustine di tunggal ketiga, dan Russeli Hartawan di tunggal keempat. PBSI memilih untuk tak mengikutsertakan Hanna Ramadini yang biasanya menjadi tunggal kedua Indonesia.

Pelatih tunggal putri Indonesia, Minarti Timur, mengatakan peluang menang masih terbuka bagi tim putri. Hal itu terbukti ketika tim putri Indonesia menaklukkan tim Cina dalam Badminton Asia Team Championships 2018. Padahal, dilihat dari peringkatnya, semua pemain Indonesia di bawah pemain-pemain Cina.

Menurut Minarti, sektor tunggal yang diharapkan membuka kemenangan akan mempunyai beban lebih berat. "Mereka sudah dipilih, harus tanggung jawab untuk bermain maksimal. Menang dan kalah urusan Tuhan," kata Minarti. EGI ADYATAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus