Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menepuk Air Pertina

Kongres PB Pertina VIII di Jakarta berlangsung "panas". diwarnai insiden "pengusiran" wartawan dari ruang sidang. Letjen A. Sagala Radjagukguk disahkan sebagai ketua umum PB Pertina 1988-1993.

5 November 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN ini pertanda kembali bangkitnya Pertina. Lebih dari 200 petinju -- jumlah terbanyak selama ini -- dari 27 provinsi pada baku hantam di atas ring tinju yang dibangun di Gedung Basket Senayan, Jakarta, sejak Ahad pekan lalu. Turnamen yang berlangsung sembilan hari penuh itu -- hingga Senin pekan depan -- akan memperebutkan Piala Presiden, lambang supremasi juara tinju beregu nasional. Begitu banyaknya petinju yang ikut serta, sampai-sampai pertandingan dijadwalkan sejak pagi hari hingga larut malam. Namun, kejurnas tinju akbar itu masih kalah "panas" ketimbang jalannya kongres PB Pertina VIII yang berakhir Kamis malam pekan lalu di Wisma Karsa Pemuda, Senayan. Kongres diwarnai insiden "pengusiran" wartawan dari ruang sidang, padahal antara Siwo-Jaya (Seksi Wartawan Olahraga PWI Jaya) dan Panitia sudah konsensus bahwa wartawan boleh meliput semua acara. Buntutnya, Siwo-Jaya melayangkan protes dan mengancam akan memboikot peliputan semua kegiatan Pertina. Padahal, sejak semula tak ada tanda-tanda kongres yang berlangsung dua hari penuh itu akan "panas". Pada hari pertama kongres, Rabu lalu, seluruh peserta sudah secara aklamasi memilih Wakasad Letjen. A. Sagala Radjagukguk sebagai Ketua Umum PB Pertina untuk masa bakti 1988-1993. Selain dijagokan Pengda Pertina DKI Jaya yang bertindak sebagai tuan rumah, konon ia didukung oleh Bob Hasan, Ketua Bidang Luar Neeri KONI Pusat. Ganjalan terhadap pencalonan Sagala hanya muncul ketika Parlin Sianipar, Ketua Pengda Jambi -- yang didukung Riau, Sum-Bar, Sul-Sel, dan Kal-Tim -- melontarkan nama Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, sebagai calon lain. Untung pimpinan sidang Steve Ririmase dari Pengda Ir-Ja dapat mendinginkan suasana, setelah ia membacakan surat pernyataan bahwa Menteri Hasjrul tak bersedia dicalonkan. Memasuki hari kedua, terjadi lagi "keributan". Dalam sidang Komisi I yang membahas soal organisasi, sudah disepakati formatur untuk membentuk pengurus PB Pertina yang baru akan terdiri dari 5 orang. Dua dari pengurus lama, Saleh Basarah dan Bob Nasution. Sedangkan tiga nama lagi diambil dari wakil pengda Sum-Ut, DKI Jaya, dan Ir-Ja. Ini berarti Sahala tak termasuk sebagai salah satu anggota formatur. Sidang Pleno III sudah menyetujui keputusan mengenai formatur yang terdiri dari 5 orang ini. Pimpinan sudah mengetukkan palu. Mendadak, utusan Tim-Tim mengusulkan agar rumusan itu diganti sistem formatur tunggal. Usulan ini didukung Jambi, NTB, dan Kal-Bar. "Sepertinya sudah ada yang mengatur. Ini kerjaan avonturir," kata sebuah sumber. Apalagi kemudian ada yang usul agar Sahala ditunjuk sebagai formatur tunggal. Beberapa pengda menolak itu, mengingat, "Ia sudah terpilih sebagai ketua umum. Lagi pula, beliau belum anggota Pertina dan juga bukan anggota kongres. Ini menyalahi AD/ ART," kata sumber tadi. Boleh jadi kesimpangsiuran inilah yang membuat ketua sidang Steve Ririmase mengambil inisiatif melakukan "pengusiran" wartawan yang meliput jalannya kongres. "Saya cuma ingin menyelmatkan nama baik Pertina. Saya sudah mengetok palu soal lima formatur, tiba-tiba saya harus mengubah keputusan menjadi formatur tunggal. Ini seperti menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. 'Kan malu kalau ditulis besar-besar oleh pers," tutur Steve. Akhirnya, sebelum ditunjuk sebagai formatur tunggal, Sahala disahkan terlebih dahulu sebagai Ketua Umum PB Pertina yang baru, sekaligus menjadi anggota keluarga besar Pertina. Palu pun diketukkan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus