GO KART biasanya menderu di sirkuit balap Ancol, Jakarta. Tapi
terakhir ini, 5 Nopember, mereka melaju di lapangan Parkir
Timur, Senayan. Beralihnya arena balap go kart ini sehubungan
dengan persiapan pengenalan medan bagi pembalap Indonesia yang
akan berlomba di Hongkong, 25 s/d 26 Nopember. "Dengan cara ini
diharapkan pengenalan medan tak lagi menjadi persoalan," kata
pembalap Tinton Suprapto.
Pencontohan sirkuit tak hanya terbatas pada bentuk medan. Juga
lintasannya dibikin mirip dengan arena balap lapangan Victoria,
Hongkong. Pengenalan lapangan selama ini sering menjadi
hambatan bagi pembalap kita untuk membuktikan ketrampilan.
Tiga tahun lalu, prestasi terbaik pembalap Indonesia tercatat
atas nama Tinton Suprapto yang, menempati urutan ke-6 dari 30
peserta nomor Hongkong Open. Dalam perlombaan beregu, Indonesia
menempati urutan ke-5 dari 10 peserta. Dalam 2 kali perlombaan
di Hongkong belakangan ini memang terjadi pergeseran ke atas,
namun urutan tersebut tak menanjak jauh.
Kegagalan pembalap Indonesia di arena Hongkong, selain kurang
mengenal lintasan, juga disebabkan kurangnya koordinasi di
antara pembalap. "Pernah saya menempati grid position nomor dua.
Tapi lantaran go kart saya ada kelainan, dan tak ada teman yang
meminjamkan peralatannya, akhirnya terpaksa peluang yang baik
itu lepas dari tangan Indonesia," cerita Tinton. Untuk menempati
grid position, penentuannya diambil dari prestasi pembalap dalam
latihan.
Diangkat sebagai manajer tlm, Tmton Suprapto tampak yakin akan
ketrampilan pembalap yang akan dibawanya ke Hongkong, seperti
Hanny (Chepot) Wianno, pembalap unggulan Indonesia, Beng
Suswanto, Aswin Nasution, Robert Silitonga, maupun TT Suswanto.
Lawan yang akan dihadapi di Hongkong, antara lain bekas juara
dunia, Terry Fullerton, Garry Emmick, maupun Howard Heath.
Manajer Tinton tidak menyebut posisi apa yang dicapai tim
Indonesla.
Tapi dalam nomor junior maupun wanita -- dengan pembalap Andri,
Ade Sukma, Jimmy Lukita, dan Reny Sudiro -- harapan Tinton
Suprapto lebih menggebu. Keyakinannya ditumpukannya pada
prestasi yang dicapai oleh para pembalap junior tersebut.
Misalnya, dalam Kart Race terakhir Ade Sukma menyisihkan Robert
Silitonga dan Tony Sudarsono. Sementara Jimmy Lukita merajai
nomor Kart Prix di Malaysia bulan lalu. Selisih waktu tempuhnya
dengan pembalap senior cuma 2 detik. "Nomor 3 sih bisa," ramal
Tinton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini