Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mereka tak lagi berkelahi

Tim bridge indonesia berhasil memboyong kembali piala rebullida yang terlepas 4 tahun. kekompakan tim & persiapan yang matang dalam pelatnas selama 9 bulan merupakan penunjang kesuksesan. (or)

15 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIM Indonesia yang semula tak diperhitungkan lawan dalam Kejuaraan Bridge Timur Jauh XXIII di Tokyo, dua pekan lalu ternyata malah membuat kejutan. Piala Rebullida, lambang supremasi olahraga bridge tingkat regional, berhasil diboyong kembali setelah 4 tahun terlepas dari tangan Minggu maram yang lalu mereka pulang. "Selama ini (maksudnya, 4 tahun terakhir) peserta-peserta lain menganggap Indonesia cuma sok aksi saja," komentar Chef de Mission, drs. Amran Zamzami. "Gampang dibuar berkelahi sesama kawan seridiri." Dugaan lawan bukan tak berdasar. Sejak heboh soal 'radar gelap' Manoppo sersaudara selepas kejuaraan tahun 1974, regu bridge nasional memang tak pernah kompak lagi. Para pemain akan saling menuding bila ada teman yang membuat kesalahan. Akibatnya, apalagi kalau bukan musuh yang memetik keuntungan. Bagaimana tahun ini? Kekeliruan memang muncul di meja pertandingan tim Indonesia. Malah di papan pertama sewaktu menghadapi regu Taiwan. Tapi, "saya berhasil membuat mereka untuk tetap bermain tenang," lanjut Amran. Kekompakan regu Indonesia kali ini rak hanya ditopang oleh wibawa pimpinan kontingen. Juga oleh dana yang cukup. "Untuk menghadapi cuaca dingin (3 derajat Celcius) di Tokyo, kita sudah dilengkapi pakaian 4 lapis seharga 500 dollar AS," kata Serma (Pol), Max Agouw. "Bagaimana tidak tahan." Ia menambahkan bahwa persiapan tim pun lebih panjang dan terarah dibandingkan periode sebelumnya. Tim berada di pelatnas selama 9 bulan, dan berlatih di ruang ber AC mulai pukul 13.00 sampai jam 1.00 dinihari. "Tapi pernah persiapan tim sematang ini," tambahnya. Dana untuk persiapan ke Tokyo tersedia sebesar Rp 16 juta, hasil sumbangan PT Krama Yudha Motor. Astra Group, Bouraq, NIAC, Metropolitan Kencana, Pantja Niaga, Udatin, dan Pelita Air Service. Pemilihan anggota regu, mungkin karena biaya cukup, pun berbeda pula dengan tahun-tahun sebelumnya. Seleksi tak lagi memilih tiga pasang inti saja. Tapi jumlahnya dilipat-duakan. Tahun ini terpilih 4 pasang pemain Jakarta, dan dua pasang dari Manado. Selama di pelatnas mereka dicoba dalam berbagai variasi kawan guna mengetahui pasangan mana yang terkuat. Hingga, akhirnya terpilih Hengky Lasut/Max Agouw, Ferdy Waluyan/Denny Sakul, dan Jassin Widjaja/Munawar. Sukses di Tokyo, menurut Amran, tak cuma menempatkan Indonesia sebagai juara 6 kali, juga ikut menaikkan citra tim Indonesia di mata dunia. Regu Indonesia pernah jatuh gengsi dengan hebohnya kasus 'radar gelap' Manoppo Bersaudara. Pasarigan Manoppo/Manoppo dituduh bermain curang dalam Kejuaraan Bridge Timur Jauh di Hongkong, 1974. "Tanpa Manoppo sersaudara terbukti toh Indonesia bisa juga jadi juara," ujar Amran. Piala Rebullida, sebelum ini, telah berada di tangan Indonesia pada tahun 1962, 1964, 1972, 1973, dan 1974. Apa sasaran mereka sekarang? "Prestasi dunia," jawab Amran. Sasaran yang dimaksud adalah Olympiade Bridge di selanda, 1980. Ia berharap dengan sistem pelatnas yang diterapkannya menjelang ke Tokyo, tim Indonesia akan membuat kejutan lagi. "Kalu tidak bisa nomor satu, ya nomor dua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus