Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pembinaan gotong royong

Yayasan jayaraya lahir 29-11-1970, telah berhasil menghimpun para pengusaha dalam membantu gerakan olah raga. sukses mereka terlihat dari kesebelasan jayakarta & klub bulu tangkis jayaraya a & b. (or)

15 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK pernah ada prestasi klub di lingkungan bond Persija begitu mengesankan seperri kesebelasan Jayakarta. Dalam 3 kali puraran kompetisi selama 5 tahun terakhir, selalu tampil di urutan pertama. Di lingkungan Galatama pun mereka tak mengecewakan di tempat teratas dan tak pernah kalah dalam setengah putaran kompetisi. Apa rahasia sukses mereka? "Pembinaan yang terarah, kontinyu, dan melembaga," ungkap dr. Suhantoro, salah seorang pembina Jayakarta. Ditopang oleh Yayasan Jayaraya, klub ini memang mampu melakukan semua itu. Tiap tahun Jayakarta mendapat dana pembinaan sebesar Rp 2 juta angka ini melipat 2 kali sejak mereka terjun ke Galatama. Jumlah dana pembinaan itu cukup membuat banyak klub lain, terutama perkumpulan amatir, iri. Didirikan 8 tahun lalu, Jayakarta memang sudah melangkah ke dunia semi profesional sejak awal. Tahun 1971 misalnya, seorang pemain golongan A mengantongi uang saku sebesar Rp 12.500 per bulan. Sedang banyak klub lain hanya mampu memberikan uang transpor saja pada pemainnya. Tapi, angka itu tak melesat naik dengan kehadiran Galatama. Andi Lala, salah seorang pemain inti Jayakarta, menurut pengakuannya cuma memperoleh uang sebesar Rp 60.000 tiap gajian. "Arti semi profesional di sini, mereka khusus bermain bola," kata ir. Ciputra, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Jayaraya menjelaskan. "Gaji diperoleh dari perusahaan di tempat ia bekerja." Dibandingkan dengan pemain seperri di klub Warna Agung, jumlah yang diterima Marsely Tambayong jauh di atas Lala. Marsely, sekarang sedang menjalani skorsing sehubungan heboh kasus suap, tiap bulan membawa pulang amplop gaji sebesar Rp 75.000. Apa yang membuat Lala, juga pemain Jayakarta lainnya, betah di perkumpulan ini? "Kekeluargaan," pengakuannya. Di mata Ciputra, faktor uang juga bukan merupakan jaminan utama bagi suksesnya suatu perkumpulan. "Keberhasilan pembinaan dalam olahraga bukan hanya dijamin oleh dana yang cukup semata. Peranan pelatih, juga faktor lain, sangat menentukan," katanya. Faktor sampingan itu, antara lain, adalah kekerabatan. Ciputra menambahkan bahwa drs. F.H. Hutasoit, pembina Jayakarta, misalnya, punya kelebihan tersendiri dalam mengurus klub sepakbola ini. Yayasan Jayaraya tak hanya mengurus pembinaan sepakbola saja. Juga cabang atletik dan bulutangkis. Klub atletik Jayakarta didirikan tahun 1971. Akan dunia bulutangkis baru dijamah 7 tahun kemudian. Di antara perkumpulan olahraga yang bernaung di bawah Yayasan Jayaraya, Ciputra menilai, cabang atletik yang belum berhasil banyak. Sekalipun di sini berkumpul atlit nasional seperti Usman Effendy, Carolina Riewpassa, dan Carmen Yahya, baru tahun 1979 klub ini muncul sebagai pengumpul medali terbanyak di tingkat kejuaraan daerah. "Di bidang pemassalan, Jayakarta masih ketinggalan dibanding klub UMS," ucap Ciputra. Penanggungjawab perkumpulan atletik Jayakarta adalah drs. Tjoek Soegiarto, Kepala Dinas Olahraga DKI Jaya. Bagaimana cabang bulutangkis? "Jayaraya B masih tetap di atas," kata Umar Sanusi. Takaran itu diangkat Umar, pembina klub Jayaraya B, dari hasil kejuaraan daerah Jakarta 2 tahun terakhir ini. Di sini terdaftar nama besar seperti Ade Chandra dan Theresia Widyastuti, serta bakat-bakat muda seperti Sigit, Yanthi, Tieke, maupun Yud Wahyudi. Untuk pembinaan para pemain ini, Jayaraya B mendapat sokongan Rp 300.000 per bulan. Ala AS Tak hanya Umar yang turun di bidang bulutangkis. Juga Rudy Hartono. Bekas juara All England 8 kali ini mengasuh klub Jayaraya A. Seperti halnya Jayaraya B, penekanan diberikan pada pembibitan. Tak heran bila prioritas diberikan pada pemain berusia antara 12 dan 14 tahun. "Tjan So Gwan, merupakan hasil pembinaan dari PB (Perkumpulan Bulutangkis) Jayaraya," kata Ciputra. Tjan So Gwan, salah seorang tim inti Piala Uber Indonesia, berlatih di Jayaraya A. Perkumpulan yang dibina Rudy memperoleh bantuan Rp 450.000 tiap bulannya. Lahirnya 2 perkumpulan bulutangkis di lingkungan Yayasan Jayaraya dikarenakan waktu PB Jayaraya sudah dibentuk, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin selaku pengawas yayasan mengusulkan untuk menarik perkumpulan Jayakarta ke lingkungan mereka. PB Jayakarta sudah berdiri sejak 1964. Klub inilah kemudian yang menjadi Jayaraya B. Yayasan Jayaraya, didirikan untuk menghimpun para pengusaha dalam membantu gerakan olahraga, lahir 29 November 1970. Saat ini 41 perusahaan, sebagian besar "kelompok Jaya" menjadi anggotanya. Tiap perusahaan anggota dikenakan iuran antara Rp 5.000 sampai Rp 150.000 per bulan. PT Grafiti Pers, penerbit majalah TEMPO, selaku anggota tiap bulan menyisihkan Rp 50.000 untuk iuran, plus 50% dari keuntungan bersih per tahun. Kekayaan yayasan sekarang sudah bernilai ratusan juta -- sebagian didepositokan dan sebagian lagi dibelikan saham BAT (British American Tobacco). Angka terperinci tidak diberikan. Ciputra berharap Yayasan Jayaraya bisa dijadikan teladan bagaimana semangat 'kegotong-royongan' dapat ikut mensukseskan program pembinaan olahraga. "Tak mungkin proyek-proyek olahraga, kebudayaan, dan lainnya hanya ditangani oleh 1 atau 2 pengusaha saja," katanya. "Di Amerika Serikat, kebiasaan untuk menjadi anggota sebuah yayasan, dan bersama-sama menyediakan dananya sudah merupakan hal yang biasa." Ia menghimbau para pengusaha di Indonesia untuk mengikuti jejak Yayasan Jayaraya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus