Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mike Tyson Dihipnotis Sejak Umur 12 Tahun Agar Jadi Buas di Ring

Mike Tyson mengaku sejak usia 12 dihipnotis sebelum pertarungan agar menjadi "binatang buas" di ring.

4 Mei 2020 | 12.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mike Tyson muda bersama pelatih yang menemukannya, Cus D'Amato. Hubungan Tyson dan D'Amato akan dikisahkan dalam film Cornerman dengan peran utama Bruce Willis. (Sport Illustrated)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mike Tyson, 53 tahun, masih bisa menunjukkan kecepatan dan tenaga pukulannya dalam latihan. Hal itu terlihat dalam sebuah video singkat, yang diunggah Sabtu, 2 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iron Mike sedang bersiap untuk naik ring lagi untuk pertandingan amal 3 atau 4 ronde.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketangguhan fisik Tyson di usia 53 tampaknya berkat gemblengan pelatih Cus D'Amato ketika ia masih bocah. Dalam sebuah wawacara podcast dengan Joe Rogan pada Januari 2019, Tyson mengungkapkan ia menjalani hipnotis hingga tiga kali sehari.

Ia mengaku menjalaninya sejak usia 12 sebelum pertarungan agar menjadi "binatang buas" di ring. Ini dilakukan atas rekomendasi pelatih kesayangannya, Cus D'Amato dengan maksud untuk menyalurkan dan mengendalikan agresivitas di atas ring.

Petinju berleher beton itu mengungkapkan bagaimana ia terhipnotis sepanjang karir tinju amatirnya - di mana ia memenangkan dua medali emas Olimpiade junior - sebelum menjadi juara kelas berat termuda pada tahun 1986, di usia 20 tahun.

"Cus dulu membuatku dihipnotis secara profesional dua atau tiga kali sehari - sebelum sparring, sebelum latihan dan sebelum pertandingan," katanya dalam acara Joe Rogan Experience. "Tujuanku adalah untuk menghancurkan."

Tyson akhirnya membuktikan dirinya sebagai monster dalam menghadapi lawan-lawannya setelah mengalahkan Trevor Berbick pada 1986 untuk memenangkan gelar dunia.

Ia mengklaim diajari sejak awal untuk tidak pernah merasakan penyesalan di atas ring, sebaliknya, hanya berfokus pada "kebiadaban".

"Cus tidak suka aku menjadi sensitif seperti itu. Dia ingin aku menjadi tanpa emosi," katanya seperti dikutip Givemesport, 3 Mei 2020.

“Dia mengatakan perasaan tidak ada artinya. Perasaan tidak ada hubungannya dengan hidupmu. Satu-satunya hal yang dilakukan perasaan adalah mengalihkan perhatianmu."

"Kamu santai, kamu masuk ke dalam, kamu benar-benar fokus pada kegelapan dan ketiadaan. Saya baru berusia 12 tahun ketika mereka mulai menghipnotis saya."

"Mereka menempatkanmu di bawah dan kau hanya fokus pada kebiadaban dan bahwa kau adalah binatang buas."

James Buster Douglas akhirnya merebut gelar juara dunia dari tangan Tyson pada 1990 di tengah kekacauan kehidupannya di luar ring. Ia bahkan dipenjara 3 tahun sepanjang 1992-1995 karena kasus perkosaan.

Sekembalinya ke ring, Tyson kemudian memenangkan gelar WBC dan WBA pada 1996 tetapi pada tahun yang sama kalah dari Evander Holyfield. Citranya sebagai petinju jatuh ketika ia menggigit telinga Holyfield di pertandingan ulang pada 1997 hingga lisensi tinjunya dibekukan.

Tyson pensiun pada 2005 setelah kalah dari Kevin McBride, dan mengakhiri rekornya dengan 50-6. Ia tetap dianggap sebagai salah satu petinju legendaris di kelas berat.

GIVEMESPORT | JOE ROGAN EXPERIENCE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus