Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Muenchen Menuju Gelar Kedelapan

Meninggalkan Dortmund dengan selisih besar

28 Mei 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemain Bayern Munchen merayakan gol saat bertanding melawan Borussia Dortmund di Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, 26 Mei 2020. Federico Gambarini/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Tanpa penonton menjadi kerugian besar bagi Dortmund dalam laga Der Klasiker melawan Muenchen.

  • Erling Haaland mengalami cedera lutut dalam laga itu.

  • Kini Dortmund harus mengamankan posisi runner-up.

DORTMUN - Dari sisi kanan pertahanan Bayern Muenchen, Jadon Sancho menggiring bola. Di sisi lain, Erling Haaland berlari mendekat ke gawang. Sancho pun melesakkan bola.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah sempat menerpa tubuh Jerome Boateng, bola kemudian bergulir pelan. Kiper Manuel Neuer membiarkan bola itu berlalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haaland? Dia berada di posisi yang agak jauh dari bola. Tak hanya itu, dia pun kemudian berjalan dengan terpincang-pincang.

Tak lama kemudian, Giovanni Reyna--pemain yang merupakan anak dari legenda sepak bola Amerika Serikat, Claudio--masuk menggantikannya. Namun anak berusia 17 tahun tak bisa memberi perubahan. Dalam laga Rabu dinihari itu, Dortmund kalah.

Seusai laga, pelatih kepala Lucien Favre pun angkat suara tentang celaka yang dialami pemain berusia 19 tahun itu. Dia mengalami cedera.

"Dia mendapat cedera di lutut kanan. Kami belum tahu kondisinya. Tapi saya kira dia tidak akan absen terlalu lama,” katanya. 

Kabar baik itulah memang yang ditunggu Dortmund. Sejak kedatangannya Januari lalu dari Red Bull Salzburg, Haaland langsung mencuri perhatian.

Dalam 11 laga, tiga di antaranya masuk sebagai pemain pengganti, Haaland tak kehilangan kehebatannya dalam mencetak gol. Total, di Bundesliga dia telah mencetak 10 gol. 

Gol-gol itu pula yang membawa Dortmund meraup enam kemenangan berturut-turut di Bundesliga. Nah, kehilangan Haaland dalam enam laga sisa jelas akan menjadi kerugian bagi Die Borussen.

Dengan kekalahan ini, yang harus mereka lakukan adalah berlari meninggalkan kejaran dua pesaing terdekat, Red Bull Leipzig dan Moenchengladbach. Selisih dengan dua klub itu memang rapat.

Sedangkan untuk menjadi juara, mereka tampaknya harus merelakan Bayern Muenchen menjadi juara untuk kedelapan kalinya. Selisih di antara keduanya makin menganga, yakni tujuh poin.

Para pemain Dortmund pun harus menerima kenyataan itu. Mats Hummels, yang pulang ke Dortmund tahun lalu dari Bayern, menyebut peluang mereka sudah sangat kecil. “Kami hanya bisa berharap mereka akan kalah dalam tiga dari enam laga sisa,” katanya. 

Tentu saja itu sulit. Dengan kondisi semacam itu, berada di garis terdepan menuju juara, mereka akan berusaha keras untuk tidak melakukan kesalahan.

“Saya pikir semua tim sudah tak keluar dari perburuan juara. Sekarang semuanya ada di tangan Bayern,” kata Hummels lagi.

Suara sama pun keluar dari Emre Can. “Kami harus realistis. Mereka berada tujuh poin dari kami,” katanya. “Tak ada lagi yang harus dilakukan saat ini selain memenangi semua laga yang ada.”

Menurut Favre, sang pelatih, sebenarnya penampilan anak buahnya di lapangan tidaklah buruk. Bagi dia, kondisi pandemi Covid-19 yang membuat mereka bertanding di stadion kosong amat merugikan.

"Tentu saja, kami merindukan pendukung kami di setiap laga," kata Favre. “Di babak kedua, misalnya. Kami bermain di depan Yellow Wall.”

Yellow Wall adalah tribun selatan di stadion yang selalu dipenuhi para pendukung Dortmund. Kehadiran para pendukung di sana melipatgandakan semangat bermain pasukan Die Schwarzgelben.

Namun Favre tak lantas menyebut hilangnya pendukung menjadi sebab utama kekalahan mereka. Menurut dia, timnya tidak memiliki penyelesaian yang baik dalam laga ini. 

Dalam laga Der Klassiker itu, skor terkunci oleh gol Joshua Kimmich pada menit ke-42. “Itu merupakan gol terbaik yang pernah saya buat,” kata pemain berusia 25 tahun itu.

Gol itu memang bagus. Kimmich menaklukkan kiper Dortmund, Roman Burki, yang berada di depan garis gawang.

Tragedi pun terjadi buat Burki. Tendangan lambung Kimmich tak dapat ditepis dengan sempurna. Bola terjangkau, memang, tapi lajunya deras dan masuk gawang. “Kami sudah diberi tahu, posisi Burki selalu lebih maju,” kata Kimmich tentang golnya itu.

Thomas Mueller membenarkan soal itu. Ada perintah bagi para pemain Bayern untuk menendang bola lambung dalam menaklukkan Burki.

“Burki kiper yang bagus. Tapi karena tangannya lebih pendek, dia sering maju agar bisa melihat pergerakan bola dengan baik,” katanya. “Joshua melihat itu dan dia membuat gol yang sangat cantik.”

Para pemain Bayern tentu saja gembira dengan tiga poin di Signal Iduna itu. Suasana kemenangan itu pula yang akan mereka bawa dalam laga melawan Fortuna Dusseldorf, Sabtu mendatang.

IRFAN BUDIMAN | LIVESCORE |DAILYMAIL

Muenchen Menuju Gelar Kedelapan

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus