Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggara Olimpiade 2020 mulai bekerja keras untuk mempersiapkan pesta olahraga dunia itu setahun ke depan, setelah Pemerintah Jepang dan IOC sepakat menundanya, Selasa, 24 Maret 2020, akibat wabah corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah dramatis menggeser Tokyo 2020 ke tahun depan itu tak pernah terjadi dan penangguhan itu mengganggu setiap aspek organisasi ini, termasuk venue, keamanan, tiket dan akomodasi.
'Ini seperti menghabiskan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan teka-teki terbesar di dunia, dan hanya karena tinggal satu bagian yang tersisa, itu harus dimulai lagi dengan kurangnya waktu penyelesaian," kata Craig Spence, juru bicara Komite Paralimpiade Internasional.
IOC dan panitia belum membicarakan kapan Olimpiade 2020 akan dilangsungkan. "Di luar tahun 2020 tetapi tidak boleh lebih dari musim panas 2021," kata Presiden IOC Thomas Bach.
Jepang memandang Olimpiade Tokyo sebagai "Olimpiade Pemulihan" akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 2011 serta bencana reaktor nuklir Fukushima.
Penundaan event yang tetap dinamai Tokyo 2020 ini akan menjadi "saksi kalahnya umat manusia dalam melawan virus baru itu," kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Olimpiade ini bisa saja dianggap "harapan dunia selama masa yang sulit ini", dan api Olimpiade "bisa menjadi cahaya di ujung lorong dalam mana dunia menemukan dirinya ada," kata Jepang dan IOC dalam pernyataan bersama.
Bach menyatakan penangguhan ini demi "melindungi kehidupan manusia" ketika sekitar 11.000 atlet dan 90.000 relawan serta ratusan ribu ofisial dari seluruh dunia hadir.
Bintang renang AS, Ryan Lochte, mengaku campur aduk antara kecewa dan lega mendengar Olimpiade ditunda.
"Saya agak sedikit kecewa karena saya sudah berlatih sekuat tenaga dan saya merasa baik sekali," kata peraih 12 medali Olimpiade itu kepada Los Angeles Times.
"Namun semua ini lebih penting dari saya. Ini lebih besar dari Olimpian, ini (virus corona baru) sedang mempengaruhi seluruh dunia saat ini."
Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori yang berusia 82 tahun menunjuk kepada pertarungannya sendiri melawan penyakit sebagai inspirasi untuk melewati masa-masa sulit.
"Kita tak punya pilihan kecuali harapan. Saya sendiri pernah mengidap kanker... Tapi saya sembuh karena obat baru. Saya di sini untuk tetap hidup. Mari kita berharap untuk semua ini," kata Mori.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Olimpiade Tokyo 2020 semula akan digelar 24 Juli - 9 Agustus 2020, namun harus ditunda karena wabah corona telah menghentikan semua aktivitas atlet hampir di seluruh dunia.