WAJAH PSSI kembali bersinar, mudah-mudahan. Setidaknya, itu tercermin dari munculnya "orang-orang lama tapi baru" dalam kepengurusan PSSI. Senin pekan lalu, dengan wajah berseri, Ketua Umum Azwar Anas mengumumkan susunan pengurus PSSI periode 1991-1995 hasil penelusurannya selama sebulan. Di antaranya, tampil Nirwan Bakrie yang mengepalai Badan Tim Nasional, Ismet Tahir yang mengetuai Liga Non-Amatir, Bob Hippy yang mengetuai Bidang Teknik dan Pembinaan, dan Minang Warman sebagai Panitia Disiplin. Mereka "orang lama", sejak dulu mereka dikenal sebagai dedengkot sepak bola, cuma mereka "baru" didudukkan sebagai pengurus inti. Tadinya, mereka lebih suka bergerak di belakang layar. Daftar orang muda itu akan bertambah bila pengurus inti sudah lengkap disusun, bulan depan. "Tengok saja, yang tua itu cuma saya sama Pak Nabon," ujar Azwar. Pak Nabon yang dimaksud adalah Nabon Noor, 63 tahun, bos galatama Perkesa Mataram, yang digaet Azwar menjadi sekretaris umum. Meskipun Nabon pernah terkena serangan jantung, "Saya membutuhkan tenaga yang tahu betul masalah bola dan, yang paling penting, banyak berhubungan dengan luar negeri," Azwar menjelaskan. Yang menarik, Menteri Perhubungan ini memboyong stafnya ke PSSI. Ada Ali Geno, Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan, yang ditugasi Azwar menangani Ketua Liga Amatir. Tugas bekas Pangdam Bukit Barisan itu di PSSI akan lebih luas dibandingkan dengan di Bidang Perserikatan pada periode lama. Dulu, kompetisi perserikatan gegap-gempita, tapi kompetisi antarklub amatir kurang bergema. Kini, selain tetap membawahkan perserikatan, Ali Geno harus lebih memperhatikan klub-klub amatir, yang sebetulnya penyetor pemain perserikatan. Kemudian ada Soejono, Dirjen Perhubungan Darat, yang ditugasi mengurus Bendahara PSSI. Yang juga berbeda dengan zaman Kardono adalah: Azwar membentuk lembaga asisten bidang khusus, yang dipegang Umar Rusdi, Kepala Biro Perlengkapan Departemen Perhubungan. Ini belum pernah ada di pengurusan PSSI sebelumnya. "Karena tugas sebagai Menteri Perhubungan itu banyak makan tenaga dan pikiran saya, maka saya mengangkat asisten bidang khusus yang bisa membantu saya terus-menerus," kata Azwar. Bisa jadi, dilibatkannya orang-orang Perhubungan itu menandakan bahwa Azwar Anas akan membawa gaya manajemen di departemennya ke PSSI. Adanya asisten bidang khusus, yang agaknya berfungsi seperti ajudan, juga menunjukkan bahwa posisi ketua umum sekarang lebih kuat dan aktif, tidak melulu mengandalkan sekretaris umum. Ketua bidang masing-masing langsung bertanggung jawab kepada ketua umum. Sehingga, struktur ini memberikan porsi yang lebih besar kepada ketua masing-masing. Namun, ada pihakpihak yang mengkhawatirkan terjadinya dualisme dalam penanganan tim nasional. Masalah lama ini mencuat gara-gara tugas Badan Tim Nasional di bawah Nirwan Bakrie itu segaris dengan tugas Bidang Teknik & Pembinaan yang diketuai Bob Hippy. Tapi, kemungkinan ini dibantah Bob Hippy. "Antara Badan Tim Nasional, Bidang Teknik & Pembinaan, dan Dewan Pelatih tetap ada kompromi. Kami saling tahu apa yang dikerjakan masing-masing," kata Bob Hippy, pemain nasional tahun 1960-an. Para pelatih, seperti Sutjipto Suntoro, Ronny Patinasarani, Sinyo Aliandoe, dan Berce Matulapelwa dilibatkan di dua badan di bawah Nirwan Bakrie dan Bob Hippy itu. "Saya puas, orang teknik banyak dilibatkan dalam kepengurusan," kata Sutjipto Suntoro. Selain itu, "Yang penting, orang teknik harus bersatu," sambut Ronny Pattinasarani. Tinggal sekarang adalah bagaimana agar sepak bola Indonesia tak lagi dicemooh. Ardian Taufik Gesuri dan Andi Reza Rohadian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini