POSISI Israel dalam dunia olahraga makin terjepit. Setelah
didepak dari Konfederasi Sepakbola Asia beberapa waktu yang
lalu, usahanya untuk menggabungkan diri dengan induk organisasi
sepakbola di Eropa, pun ditolak. Seperti juga yang dialami
Taiwan, satu per satu Federasi Olahraga Internasional mulai
menutup pintu bagi Isrel. Sampai saat ini wadah yang bersifat
"pekan olahraga" dan masih menerima Israel turut ambil bagian
barangkali hanya "Olimpiade Moskow 1980" yang akan datang. Itu
pun masih tanda tanya: adakah Pemerintah Soviet tak akan
mengambil langkah seperti yang ditempuh Pemerintah Kanada
terhadap Republik Cina (Taiwan) di Olimpiade Montreal 1976?
Teror terhadap atlit Israel dalam Olimpiade Munchen 1972 dan
suasana pemboikotan atlit negara-negara Arab di Asian Games
VII, 1974 Teheran, terhadap atlit Israel masih menghantui calon
tuan rumah Pekan Olahraga Asia ke-VIII yang rencananya akan
berlangsung di Bangkok dari tanggal 9-21 Desember tahun ini.
Tapi apa pun alasan keamanan, teknis penyelenggaraan apalagi
politik yang dikemukakan untuk menolak partisipasi Israel,
anggota yang sah dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan
Federasi Asian Games (AGF), tak dapat dibenarkan pimpinan IOC,
Lord Killanin. Itulah sebabnya dalam pertemuan para anggota IOC
di Athena bulan Mei lalu, IOC mengancam untuk mencabut
pengakuannya terhadap Asian Games VIII, apabila tuan rumah
Thailand tidak mengundang Israel.
Thailand memang tidak mengundang Israel untuk menghadiri sidang
Federasi Asian Games yang berlangsung di ruang sidang Hotel
Ambassador, Bangkok. Tapi berita 3 orang delegasi Israel
mengirap di hotel itu cukup menggemparkan. Suara protes pertama
datang dari Al-saad, Ketua delegasi Saudi Arabia. Kepada pers
Al-saad terang-terangan menuduh kehadiran Israel di situ hanya
untuk mengacau lewat "siasat politik". Sambil mengingatkan
konsensus negara-negara Asia dengan ke-7 negara Arab yang dia
wakili di Olimpiade Montreal 1976, Al-saad bertanya apakah dalam
pertemuan itu para anggota federasi AG telah lupa akan putusan
untuk tidak mengundang Israel?
Patronase
Ketua delegasi Israel, Haim Glovinski, tidak tinggal diam. "Kami
datang ke sini untuk memperjuangkan hak kami sebagai anggota
federasi," katanya. "Kami percaya bahwa setelah pertemuan di
Athena, pihak tuan rumah akan merubah kebijaksanaannya."
Tuan rumah Thailand tampaknya cukup bijaksana. Karena dalam
pertemuan antara Glovinski dan Dawee Chullasapaya, Ketua Dewan
Federasi AG, tegur sapa utusan Israel itu untuk sewaktu-waktu
berkunjung ke Bangkok, dikemukakan. "Tentu saja saya mengatakan:
silakan," kata Dawee. Malah Marskal Udara itu menambahkan:
"Kapan saja anda datang, pintu kami selalu terbuka." Maka
Glovinski pun muncul didampingi dua pembantunya, Ofek dan Caspi.
Tidak hanya itu, mereka menuntut hadir dalam sidang federasi
tanggal 6 Juni itu.
Delegasi Indonesia yang terdiri dari Suprayogi, Gatot Suwagio
dan Suworo tidak tinggal diam. Sebagai orang yang pernah
mengalami peristiwa yang hampir serupa di Asian Games IV Jakarta
1962 -- peristiwa Sondi -- jalan keluar yang disarankan praktis
saja. "Persoalan patronase dari IOC mudah dipecahkan. Memangnya
atlit Asia begitu hebat bisa menumbangkan rekor dunia. Yang
penting bukan pengakuan, tapi lancarnya penyelenggaraan," kata
Suworo pada wartawan TEMPO, Lukman Setiawan.
Untuk kelancaran penyelenggaraan, terutama yang menyangkut segi
sekuriti bukan soal kecil bagi Dawee. Diperlukan tambahan
250.000 dolar AS. Sementara itu anggaran untuk AG yang meliputi
jumlah 3 juta dolar AS baru diterima dari kontribusi para
anggota sebesar 1,8 juta dolar AS. Kekurangan 1,2 juta dolar AS
ini diharapkan dapat dipenuhi lewat delegasi Al-saad yang
membawa suara ke-7 negara Arab. Meskipun kedatangan Al-saad
bukan untuk "menendang Israel dengan uang," tapi ia tidak
menyangkal kemungkinan bahwa bantuan 1,2 juta dolar AS itu
tergantung pada hasil sidang Federasi.
Oleh karena itu Al-saad yang dibantu oleh Al-sabah, Ketua
delegasi Kuwait, berkeras menolak "pemungutan suara untuk
partisipasi Israel dalam AG VIII." Yang tercantum dalam agenda
sidang Federasi tanggal 6 Juni itu antara lain hanya "masalah
patronase IOC." Terhadap masalah ini ke-19 anggota federasi AG
yang hadir sepakat untuk "menolak kehadiran Israel sebagai
syarat memperoleh patronase IOC." Mereka adalah Bahrain, RRC,
Korea Utara, Korea Selatan, Indonesia, Iran, Irak, Jepang,
Kuwait, Nepal, Pakistan, Filipina, Qatar, Malaysia, Saudi
Arabia, Singapura, Sri Lanka, Syria, dan Thailand.
Putusan untuk tetap menolak Israel oleh Ketua Federasi AGF tak
lupa dilaporkan kepada Perdana Menteri, Kriangsak Chamanand.
"Maksudnya supaya pemerintah Thai tahu duduk perkara. Bukan
kami yang menolak, tapi seluruh anggota Federasi yang
memutuskan," kata Dawee.
Namun demikian dalam sidang tanggal 6 Juni itu, Glovinski sempat
membuat pernyataan keras. "Kami akan meneruskan kepada pimpinan
IOC dan Federasi Olahraga Internasional bahwa kalian telah
mencampur-adukkan olahraga dan politik." Di samping itu
pernyataan tertulis yang memuat 9 pasal -- intinya hubungan
Israel dengan Asian Games dan protes penolakan Federasi terhadap
partisipasi Israel -- disebar-luaskan melalui mass media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini