Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Perenang Junior Berbakat Bermunculan

Perenang senior belum mau pensiun.

7 Desember 2018 | 00.00 WIB

Aflah Fadlan Prawira di Aquatic Center, Gelora Bung Karno, Jakarta, 20 Agustus lalu.
Perbesar
Aflah Fadlan Prawira di Aquatic Center, Gelora Bung Karno, Jakarta, 20 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Penampilan perenang muda dari berbagai daerah yang berlaga di kategori kelompok umur mulai terlihat mengejar kecepatan para atlet renang nasional dalam Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, dalam sepekan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pelatih renang nasional, David Armandoni, mengatakan ada sejumlah perenang kelahiran 2007 yang memiliki catatan waktu bagus. Dia berharap, catatan waktu yang bagus itu bukan hasil dari terlalu banyak berlatih. "Jika latihan berlebihan, tidak akan ada hasil bagus pada tahun-tahun selanjutnya," kata pelatih asal Prancis itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Armandoni, berenang cepat bukanlah indikator terbaik untuk mencari talenta perenang muda. Bagi dia, perenang yang bagus tidak hanya yang tercepat, tapi juga mereka yang memiliki koordinasi, manajemen lomba yang bagus, dan meluncur tanpa usaha berat. "Mereka yang bisa membuat catatan waktu yang bagus dengan sedikit latihan," kata Armandoni pada Rabu lalu.

Adapun mengenai catatan waktu sejumlah perenang nasional yang mengalami penurunan ketika berlaga dalam IOAC 2018, menurut dia, adalah hal yang normal dan tak perlu dikhawatirkan. Sebab, para atlet nasional itu memang diberi waktu untuk penyegaran setelah menghadapi Asian Games 2018, yang mempunyai tekanan berat.

Namun Armandoni terkesan pada perkembangan Aflah Fadlan Prawira di IOAC yang mencatatkan waktu lebih cepat dari catatan waktunya dalam Asian Games 2018. "Banyak juga para perenang muda di kelompok umur 3, 2, dan 1 yang bagus. Tapi kami sedikit khawatir karena hanya sedikit perenang di grup 2 dan 1," kata Armandoni.

Wakil Ketua Umum PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Harlin Rahardjo, mengaku puas atas penampilan para atlet renang nasional dan perenang muda dari berbagai daerah yang berlaga di kategori kelompok umur. "Karena memang masih tahap persiapan awal, memang ada beberapa perenang nasional yang performanya turun, tapi ada juga yang pecah rekor nasional," kata Harlin.

Setelah IOAC 2018, menurut Harlin, PRSI akan segera melaksanakan program latihan. "Program latihan dan uji coba, serta membuat komposisi pelatnas yang paling bagus," kata Harlin.

Perenang nasional Glenn Victor mengatakan belum memiliki rencana untuk pensiun dan masih ingin membela Indonesia dalam berbagai kejuaraan renang internasional. "Sampai sekarang masih lanjut, mungkin bisa dibilang saya berhenti kalau memang sudah ada regenerasi," kata perenang berusia 29 tahun itu, yang masih belum terkalahkan di nomor spesialisasinya, 50 meter gaya kupu-kupu putra.

Glenn pun membuktikannya dengan merebut medali emas dalam IOAC 2018. Catatan waktu Glenn (24,28 detik) masih unggul atas catatan waktu Triadi Fauzi S. dari ESC Bandung, yang finis di peringkat kedua (25,16), diikuti oleh Abrian Adri Nyoman dari Klub Merlin SC, Padang Pariaman, di tempat ketiga (25,24).

Melihat pergelaran IOAC 2018, Glenn berharap nantinya kejuaraan akuatik itu bisa menciptakan bibit-bibit baru perenang muda Indonesia. "Yang saya lihat di peringkat ketiga, Abrian, terus ada perenang dari Bali (Muhammad Fauzan A. Martzah) lumayan kencang di angka 25,40 untuk umur yang masih muda," kata perenang yang pernah tampil dalam Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini.

IOAC 2018 masih menyisakan sejumlah cabang olahraga, seperti polo air, renang indah, dan loncat indah, yang dilombakan hingga 9 Desember mendatang.

ADITYA BUDIMAN | ANTARA | NUR HARYANTO


Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018

Perenang Terbaik

- Senior putra: Aflah Fadlan Prawira (Aquarius) dengan 7 emas

- Senior putra: Vanessae Evato (Belibis) dengan 4 emas dan 2 perak

- Kelompok umur 1 putra (16-18 tahun): Joe Aditya (Pari Sakti) dengan 2 emas dan 2 perak

- Kelompok umur 1 putri (16-18 tahun): Azzahra Permatahani (Belibis) dengan 8 emas dan 2 perak, memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri

- Kelompok umur 2 putra (14-15 tahun): Ernest Fabian dengan 3 emas dan 3 perak

- Kelompok umur 2 putri (14-15 tahun): Adelia (ESC) dengan 3 emas

- Kelompok umur 3 putra (12-13 tahun): Agung Sulaksono Putro (HIU Surabaya) dengan 7 emas dan 2 perak

- Kelompok umur 3 putri (12-13 tahun): Izzy Dwifaiva (TH Malang) 4 emas, 3 perak, dan 1 perunggu

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus