Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Plus minus maradona

Maradona yang kini bergabung dengan Napoli disebut-sebut sebagai salah satu bintang pada piala dunia 1990 nanti dan sangat ditunggu-tunggu para penggemarnya. Profil Maradona meniti karirnya.

28 April 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPAKAH pemain sepak bola yang terhebat saat ini? Anda mungkin sudah punya pilihan tersendiri. Tapi, jika itu ditanyakan kepada Franz Beckenbauer, pelatih Jerman Barat ini akan menjawab: Maradona. Banyak yang sependapat. Osvaldo Ardilles, bekas bintang lapangan tengah Argentina dan kini bermain di klub Inggris Tottingham Hotspur, bahkan menilai Maradona lebih baik dari pemain legendaris Brasil, Pele. Menurut Cesar Luiz Menotti, pelatih tim Argentina ketika merebut Piala Dunia 1986, "Kalau kelak Diego gantung sepatu, Anda tak akan pernah lagi menyaksikan pemain sehebat dia." Tapi apa kata Jack Charlton, pelatih Republik Irlandia? "Dia adalah seorang pemain yang malas," kata Charlton, pendek. Gaya main Maradona memang tak akan menyenangkan Charlton. Karena sepak bola Irlandia dan Inggris adalah sepakbola model kick and rush -- pokoknya bola ditendang ke depan dan selebihnya tinggal adu badan, adu cepat, dan cari kesempatan memenangkan duel di kotak penalti. Maka, kebanyakan gol model Inggris atau Irlandia lahir dari scrimmage (kerusuhan) di kotak penalti. Dalam gaya ini, pemain tak perlu berlama-lama menahan bola, atau menggiringnya dan menipu lawan. Sementara itu, kelebihan Maradona adalah pada kemampuannya menahan, menggiring bola, dan melewati lawan untuk menciptakan peluang bagi temannya. Dan sepak bola Argentina, juga negara Amerika Latin umumnya, mengandalkan kerja sama antarblok. Bola akan bergulir dari bawah, ke tengah, dan terus ke kotak penalti lawan. Dan Maradona, sebagai gelandang penyerang, memang tak harus aktif naik turun, seperti halnya pemain -pemain Inggris atau Irlandia tadi. Pemain yang dibeli Napoli dengan Rp 8,3 milyar ini paling-paling akan menunggu umpan sedikit di bawah garis tengah lapangan. Lantas, ia mulai merasuk, menggoreng bola untuk menipu lawan. Maradona sudah membuktikan kehebatannya soal meliuk-liuk di antara tebasan kaki lawan ini. Di perempat final Piala Dunia 1986, ketika Argentina berhadapan dengan Inggris, ia merangsek ke sekto kanan pertahanan Inggris. Lalu lihatlah satu, dua, tiga, empat pemain belakang Inggris dan kiper Peter Shilton sekaligus dilewatinya. Gol kedua Argentina terjadi. Akhirnya, Maradona dkk. menang 2-1 Sedang gol pertamanya dicetak dengan tangannya. "Saya dibantu oleh tangan Tuhan," ujar ayah dua anak ini, seolah mengejek ketidakcermatan wasit. Gol itu membuat kiper Shilton seumur-umur menyumpah-nyumpah. "Maradona adalah pemain yang paling curang," begitu umpatan Shilton. Siapa pun boleh sayang atau benci pada Maradona. Yang jelas, ia kini primadona Liga Italia. Setiap Napoli dan Maradona bertanding, stadion penuh dan duit mengalir deras ke kocek Napoli. Gaji Maradona Rp 1 milyar sebulan memang diimbanginya dengan prestasi selangit Napoli, yang sebelumnya tak "berbunyi" di Italia sekalipun, merebut gelar pertamanya sebagai juara Liga di musim kompetisi 1986-87 Lalu, Piala UEFA disabet Napoli pada 1989. Dan dalam musim kompetisi yang sedang berjalan ini, Napoli sementara memimpin di atas ditempel ketat AC Milan. Karier Maradona di mulai di klub anak gawang The Little Onions di Buenos Aires. Lahir 30 Oktober 1960, pada usia 15 tahun ia sudah bergabung dengan klub lokal Boca Juniors. Dua tahun kemudian, ia sudah mencatat prestasi sebagai pemain termuda yang bermain di tim nasional Argentina. Ketika itu ia turun sebagai pemain pengganti dalam sebuah pertandingan persahabatan melawan Hungaria di Beunos Aires. Sayangnya, di Piala Dunia 1978, pelatih Argentina Menotti mencoretnya dari daftar 22 pemain dan menggantinya dengan pemain yang lebih berpengalaman, Mario Kempes. Argentina tahun itu merebut Piala Dunia -- tanpa Maradona yang dianggap terlalu yunior. Pada 1979, Maradona ditunjuk sebagai kapten Argentina ke Tokyo untuk Kejuaraan Dunia Yunior FIFA. Dan, setelah antara lain menggebuk Indonesia dengan 5-0, Argentina merebut gelar juara. Maradonalah yang menerima piala dari tangan Presiden FIFA Joao Havelange. Kelak, tujuh tahun kemudian, pada Piala Dunia 1986 di Meksiko, Maradona kembali bertemu Havelange untuk menerima piala -- kali ini tidak untuk kategori yunior. Namun, sebelum itu, pada Piala Dunia 1982 di Spanyol, Argentina menyerahkan mahkotanya pada tim Italia. Maradona tak berkutik di Spanyol. Penjagaan padanya terlalu ketat dan kasar. Di semifinal, ketika melawan Brasil, Maradona akhirnya tak kuat menahan emosi dan bermain kasar. Ia kena kartu merah, dan dengan air mata berderai terpaksa meninggalkan lapangan. Argentina kalah. Dalam keadaan cedera, Maradona dibeli klub Barcelona Spanyol dengan harga sekitar Rp 3,5 milyar, rekor tertinggi pada 1982. Dua tahun di sana, ia bermain 36 kali dan menyumbang 22 gol. Lalu ia hengkang ke Napoli, juga memecahkan rekor bayaran tertinggi. Di Napoli, ia suka bikin ulah. Ia sering bertikai dengan Corrado Ferliano, presiden klub Napoli. Waktu menikah dengan bekas foto model Villafane di Luna Park, Buenos Aires, pada 1989, ia mencarter jumbo jet untuk memboyong 200 temannya di Italia. Lalu ia mangkir dua bulan. Walau begitu, dialah pemain yang paling ditunggu-tunggu penggemar bola pada Piala Dunia 1990 nanti. "Saya kini lebih hebat dibandingkan 1986. Berat badan saya lebih pas, saya lebih sehat, dan saya kini mengincar piala itu," katanya. Cuma belakangan ini ia kembali "perang" dengan presiden FIFA, gara-gara ia menuduh FIFA sengaja menempatkan Italia di grup lemah. Toriq Hadad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus