SASARAN Indonesia tidak muluk: jangan sampai menjadi juru kunci. Maka, ketika klub Asaba, Jakarta, mempecundangi klub Armed Forces, Singapura, dengan angka tipis, 70-66, senyum pun mengembang di kubu Indonesia. Dengan begitu, Asaba dalam Kejuaraan Bola Basket Antarklub Asia III yang berakhir Sabtu pekan lalu, di Istora Senayan, Jakarta, "berhasil" menempati urutan ke-2 dari bawah. Di atas Asaba adalah 5 juara antarklub di negara para peserta, Orthodox (Yordania), Pandan Jaya (Malaysia), Samsung (Korea Selatan), Liao Ning (Cina), dan sang juara, Swift PABL (Filipina). Kejuaraan yang berlangsung selama delapan hari dengan sistem setengah kompetisi ini dimaksudkan untuk memperebutkan tiket ke kejuaraan dunia antarklub 1989 bersama wakil dari Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia.- Dalam pertandingan grand final, Swift PABL menundukkan juara antarklub dari Cina, Liao Ning, 84-69. Ini berarti selama tujuh kali bertanding, Swift PABL tidak pernah terkalahkan. Di hadapan sekitar 8.000 penonton, para pemain Swift PABJ (Philippines Amateur Basketball League) -- yang mempunyai tinggi badan lebih pendek dibandingkan lawannya - langsung menekan pertahanan Liao Ning. Sistem penjagaan orang per orang (man to man marking) serta gerakan yang lincah dan cepat dalam menyerang membuat pemain-pemain Liao Ning edodoran. Kurangnya penembak jitu serta ketatnya pertahanan Swft PABL - yang dimotori pemain nasional Alvin Patrimonio - membuat mereka kehilangan akal. Swift memang pantas keluar sebagai pemenang. "Mereka main lebih tenang dan cepat dalam mengatur penyerangan dibanding sewaktu bertemu dengan kamm di hari ke-4," ujar Zhang Sin Quin, pelatih Liao Ning. "Dari segi teknik perseorangan mereka juga lebih unggul dari pemain kami," katanya lagi. Di kawasan Asia, Filipina memang merupakan negara terkuat dalam perbolabasketan. Di negara itu bola basket memang sangat populer. Itu terlihat dari padatnya kompetisi dan kejuaraan bola basket di sana. "Hampir tiada hari tanpa pertandingan bola basket," tutur Guilermo Affable, pelatih asal Filipina yang kini menangani klub Pelita Jaya, Jakarta. Dalam setahun mereka hanya istirahat selama dua minggu. Menurut Boy, panggilan akrab Guilermo Affable, pertandingan bagi klub-klub amatir dilaksanakan pada hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu. Sedangkan klub profesional pada hari Selasa, Kamis, dan Minggu. Kejuaraan bergengsi bagi klub amatir adalah kompetisi di PABL. Belum lagi kejuaraan lainnya, seperti Philippino Chinese Tournament, National Senior, Collcge Association of the Philippines. Kompetisi bagi klub pro yangtergabung dalam Philippines Basketball Association (PBA) dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama bagi klub-klub yang mempergunakan seorang pemain asing. Kedua, kelompok yang mempergunakan dua pemain asing. Ketiga, kelompok yang sama sekah tanpa pemain asing. "Para pemain asing umumnya bekas pemain National Basketball Association (NBA) di AS dan rata-rata berkulit hitam," kata Alvin Patrimonia, yang akan hijrah ke pro dengan kontrak 150 ribu dolar AS. Indonesia, yang diwakili klub Asaba juara nasional antarklub 1987/1988 - kini tampaknya "tahu diri" dan cukup puas terhindar dari kedudukan paling buncit. Padahal, dulu prestasi Indonesia cukup lumayan untuk ukuran Asia: termasuk satu dari empat wakil Asia dalam Olimpiade Meksiko 1968. Setelah itu prestasi Indonesia melorot terus. "Dari segi prestasi memang belum apa-apa. Memang baru segitulah kemampuan kita dalam kejuaraan kali ini. Mudah-mudahan di SEA Games mendatang mereka bisa memperbaiki posisi," kata Ketua Umum PB Perbasi Harmoko. R.N. dan Bachtiar Abdullah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini