Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Purnomo Telah Menyerahkan Tongkat Estafet

Indonesia baru saja kehilangan salah seorang putra terbaiknya.

16 Februari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Purnomo Muhammad Yudhi di Stadion Madya Senayan, Jakarta, 30 Juli 2009.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Indonesia baru saja kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Purnomo Muhammad Yudhi, legenda atletik yang dikenal sebagai manusia tercepat di Asia, meninggal dunia di Jakarta kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Purnomo berpulang dalam usia 56 tahun, setelah lama bergulat dengan penyakit kanker kelenjar getah bening. "Kondisi beliau memang sudah lemah pada pekan lalu. Kami selalu menyemangatinya agar lekas sembuh," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Tuti Merdiko, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tuti mengatakan rekan-rekan Purnomo dari pengurus PB PASI telah membesuknya di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro, pekan lalu. Purnomo, yang sempat aktif di PASI dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setelah pensiun dari atlet, menurut Tuti, merupakan sosok yang ramah dan peduli terhadap atlet dan mantan atlet.

Bulan lalu, Tuti menerima pesan elektronik dari Purnomo yang mengungkapkan keinginannya jika sehat kembali. "Dia bilang, ‘Mbak, aku mau sehat. Kalau bisa jadi menteri olahraga. Aku mau perjuangkan nasib olahragawan Indonesia’," kata bekas atlet senam periode 1980-an itu.

Kepedulian Purnomo di dunia atletik juga belum pudar meski dia sedang sakit. Tuti mengatakan sahabatnya itu meminta dirinya mengajak atlet muda Lalu Mohammad Zohri datang membesuknya. Sayang, Tuti belum sempat menyanggupi permintaan itu karena Zohri sedang mengikuti peringatan Hari Pers Nasional di Surabaya pada pekan lalu.

Atlet kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, ini menjadi sorotan ketika menjadi wakil Asia pertama yang lolos di semifinal 100 meter putra Olimpiade Los Angeles 1984. Meski tak membawa pulang medali di Olimpiade, Purnomo mampu mematahkan rekor nasional yang dipegang idolanya, Mohammad Sarengat, dengan catatan waktu 10,30 detik.

Sejak itu, ia dijuluki manusia tercepat di Asia. Rekor Purnomo baru bisa dipecahkan Mardi Lestari dalam Pekan Olahraga Nasional 1989 Jakarta dengan catatan waktu 10,20 detik.

Purnomo mulai mengikuti kejuaraan atletik pertama kali dalam lomba antarpelajar saat kelas XII SMA. Sebagai sprinter, ia telah mengharumkan nama Indonesia dari tingkat Asia Tenggara, Asia, hingga dunia. Kini Purnomo menyerahkan tongkat estafet untuk pelari-pelari masa depan Indonesia.

ANTARA | NUR HARYANTO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus