Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ramai-ramai menjual kaki ke italia

Federasi sepak bola Italia mengizinkan klub-klub anggota divisi I liga sepak bola Italia menambah jumlah pemain asing dalam tim mereka, dari dua menjadi tiga pemain. Argentina merasa terpukul.

12 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ITALIA membuka tambang uang baru bagi pemain-pemain sepak bola terbaik dunia. Akhir Februari lalu, Federasi Sepak Bola Italia, setelah bersidang selama dua hari di Roma, mengumumkan peraturan baru yang mengizinkan klub-klub anggota divisi I Liga Sepak Bola Italia menambah jumlah pemain asing dalam tim mereka: dari dua menjadi tiga pemain. Peraturan itu mulai berlaku awal musim kompetisi 1988-1989, Juli depan. Langkah berani Federasi Sepak Bola Italia itu tak ayal mengguncang klub-klub sepak bola di Eropa dan Amerika Latin. Sejumlah pemain andalan mereka tak pelak lagi jadi incaran pemburu-pemburu bintang lapangan hijau dari Italia. Padahal, saat ini hampir seluruh pemain terbaik dunia dari Eropa maupun Amerika Latin sudah bergabung dengan klub-klub kaya di sana. Pemain-pemain terbaik yang sudah bergabung di hampir semua klub divisi Liga Sepak Bola Italia, antara lain Diego Maradona dan Daniel Pasarella, keduanya dari Argentina Ruud Gullit dan Marco van Basten dari Belanda, Ian Rush dari Wales Michael Laundrup dan Preben Elkjar dari Denmark Casagrande, Junior, dan Careca dari Brasil serta Hans Pieter Briegel dan Rudy Voeler dari Jerman Barat. Total pemain asing yang mencari nafkah di Italia sekitar 30 orang. Desakan untuk menambah jumlah pemain asing itu datang dari pemilik klub-klub kaya, seperti Juventus, AC Milan, Napoli, Verona, dan Roma, yang bersaing untuk menjuarai kompetisi Liga Sepak Bola Italia. Klubklub inl merasakan kehadlran dua pemain asing masih kurang memadai untuk meningkatkan prestasi mereka. Sasaran lain klub-klub itu adalah menarik para pecandu sepak bola agar berduyun-duyun menyaksikan pertandingan mereka. Tanpa penonton yang melimpah, klub-klub itu akan sukar memproleh dana untuk melanjutkan perkumpulan mereka. Peraturan baru yang melegakan pemilik-pemilik klub sepak bola di Italia itu sebaliknya merupakan lampu kuning bagi kehidupan kompetisi di negara-negara lain. Argentina, misalnya, bakal kehilangan sejumlah pemain terbaik lagi. Sekarang saja sudah lima pemain nasional dari negara pemegang Piala Dunia 1986 itu memperkuat klub-klub divisi Italia. Mereka: pemain kakak beradik, Diego dan Hugo Maradona, Claudio Borghi, Ramon Diaz, dan Daniel Pasarella. Pemain Argentina lain yang segera akan terjun di gelanggang kompetisi sepak bola Italia yang terkenal ganas itu adalah Claudio Caniggia. Bintang baru berusia 20 tahun itu diincar klub Verona denan bayaran menggiurkan: US$ 2,5 juta. "Tawaran ini merupakan kesempatan terbesar untuk masa depan saya," kata Caniggia, yang saat ini masih memperkuat klub River Plate. Seperti semua pemain nasional Argentina yang bermain di luar negeri, Caniggia juga akan merumuskan kontrak yang memungkinkannya memperkuat tim nasional Argentina. "Saya tidak mau kehilangan kesempatan memperkuat tim nasional," katanya. Pelatih Carlos Bilardo pun, yang membawa Argentina menjadi juara dunia 1986, juga didesas-desuskan akan menyusul anak didiknya, Diego Maradona, ke klub Napoli. Padahal, klub Barcelona, Spanyol, sudah mengiming-iminginya dengan bayaran US$ 3 juta. Hijrahnya pemain-pemain terbaik Argentina ke luar negeri membuat penggemar sepak bola di dalam negeri berang. Mereka merasa kehilangan bintang pujaan. "Bagaimana penonton akan memenuhi stadion kalau tidak ada pemain terkenal yang turun ke lapangan?" ujar seorang penggemar klub River Plate. Untuk menahan pemain-pemain terbaik itu di dalam negeri sulit juga bagi klub-klub anggota Liga Sepak Bola Argentina. Mereka tak mungkin memberikan imbalan yang sebanding dengan tawaran klub-klub di luar negeri. Pemain terbaik di klub River Plate, misalnya, cuma mendapat penghasilan sekitar US$ 40 ribu dolar per bulan, sementara Maradona, di klub Napoli, memperoleh hampir tiga kali lipat dari jumlah itu. "Maka, kami tidak bisa menahan mereka untuk tetap bermain di Argentina," ujar Julio Grondona, Ketua Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA). Perbedaan penghasilan yang mencolok itu juga diakui bekas pelatih tim nasional Argentina, Cesar Menotti, yang kini dikontrak klub Atletico Madrid, Spanyol, selama enam bulan. "Gaji pemain klub divisi IV di Italia saja lebih baik dibandingkan rata-rata penghasilan pemain divisi utama di Argentina," tuturnya. Keputusan baru Federasi Sepak Bola Italia itu juga tak disambut gembira semua orang. Ketua Asosiasi Pemain Sepak Bola Italia, Sergio Campana, mengecam keras keputusan tersebut. "Semakin banyak pemain asing di liga divisi akan mengganggu pengembangan bakat pemain muda di Italia," ujarnya. Selain itu, tambah Campana, jurang pemisah antara klub kaya dan klub kecil yang tidak mampu mengontrak pemain asing akan makin lebar. Apalagi, mulai kompetisi mendatang, jumlah klub anggota divisi I akan diubah dari 16 menjadi 18 klub. Rudy Novrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus