UNTUK kenaikan 2 cm dari rekor loncat tinggi wanita Indonesia
ternyata dibutuhkan waktu 366 hari. Peloncat yang memperbaiki
prestasi itu adalah Sri Purwidiati, puteri Indonesia pertama
yang meloncati batas 162 cm. Rekor baru itu dicatatnya dalam
Kejuaraan Atletik Terbuka DKI Jakarta awal April ini.
Lahir di Solo, 22 Juni 1960, Sri pada mulanya dalam cabang
atletik sama sekali tidak memilih loncat tinggi sebagai nomor
favoritnya. Ia telah dipersiapkan untuk menjadi pelari jarak
menengah 800 m, tapi tak memenuhi harapan. Lalu ia dicoba pula
buat menjadi pelompat jauh. Juga gagal.
Adalah Steve Thenu, pelatih nasional yang belum mau tunduk pada
kegagalan anak asuhannya. Sri lalu dialihkannya ke nomor loncat
tinggi, meski bentuk tubuhnya bukanlah postur yang ideal untuk
itu. Ia agak bongsor -- tinggi 165 cm dan beratnya 64 kg, yang
mungkin lebih cocok buat cabang tolak peluru atau lempar cakram.
Pada pemunculan pertamanya (1975) di nomor loncat tinggi, Sri
tak diperhatikan orang, kecuali pelatihnya. Waktu itu ia
mewakili Jakarta dalam Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia
(POPSI). Loncatannya masih di bawah ketinggian 145 cm. Ia tidak
dapat nomor sama sekali. Tapi Sri masih terpilih kemudian untuk
memasuki sekolah khusus olah ragawan SMA Ragunan, Jakarta. Ia
kini duduk di bangku kelas II jurusan Paspal. Di sini Thenu
mulai melatih Sri secara intensif, 6 hari dalam seminggu-pagi 1«
jam dan sore 2« jam. Tapi loncatannya masih belum memukau. Dalam
PON 1977 di Jakarta, ia cuma mampu melangkahi mistar pada
ketinggian 147 cm, dan menempati urutan ke-4. Juara, waktu itu,
adalah Judi Karmani dengan loncatan 157 cm -- rekor baru
nasional.
Digenjot Lari
Tapi Sri maupun Thenu tak putus asa. Selain ditekankan pada
nomor loncat, Sri juga digenjot untuk lari jarak pendek.
Ketrampilan antara kedua nomor ini saling menunjang. Di cabang
loncat tinggi prestasinya meningkat sampai 150 cm, setelah ia
mampu menekan tempo 14,5 detik untuk lari 100 m. "Buat mencapai
prestasi yang lebih tinggi, kamu harus bisa berlari lebih
cepat," ujar Thenu pada Sri. Tapi kemampuan maksimalnya dalam
lari 100 m ketika itu, cuma segitu. Rekor nasionai adalah 11,7
detik.
Sewaktu terpilih mengikuti Kejuaraan Atletik Nasional 1978, Sri
tak terbayang akan mampu memperbaiki rekor Judi Karmani.
Ternyata Sri sekaligus mencatat rekor baru 160 cm. Juga pekan
lalu, Sri yang kini menempuh lintasan 100 m dalam 14 detik
berhasil melampaui mistar setinggi 162 cm - rekor pertama di
gelanggang atletik untuk tahun 1979!
Menghadapi SEA Games X di Jakarta, September depan, Thenu tampak
optimis. Ia sudah mempersiapkan Sri sejak Januari lalu dengan
latihan berat. Misalnya, untuk memperkokoh otot kakinya ia
diberi beban 105 kg empat kali seminggu. Thenu berharap dalam
SEA Games X nanti, Sri akan mampu melampaui batas 165 cm. "Kalau
tidak dapat medali emas, ya perak minimal." Saingannya untuk
nomor loncat tinggi barangkali cuma Gladys Chai dari Malaysia,
yang sudah lebih duluan meraih angka itu.
Bekas juara nasional, Judi Karmani pekan lalu cuma berhasil
dengan 160 cm. Atlit ini, tinggi 173 cm dan berat 54 kg, pernah
mengecap latihan di Amerika Serikat, tapi tak lagi membuat
kejutan. Menurut Thenu, Judi, 20 tahun punya kelemahan dalam
teknik. Ia juga peloncat gaya flop seperti Sri. "Kalau saja Judi
ditangani secara baik, ia bisa mencapai loncatan setinggi 170
cm," ujar Thenu. "Sekarang ia sudah bekerja -- waktunya berlatih
jadi terbatas."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini