Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama-nama Melayu muncul di antara 275 pemain bulu tangkis yang lolos ke babak utama All England. Mereka tidak hanya mengusung bendera Indonesia atau Malaysia, tapi juga beberapa negara Eropa. Alumni pemusatan latihan nasional di Cipayung itu kini bersaing dengan mengusung beragam bendera.
Nama Mia Audina, pemain tunggal putri Belanda, sudah tidak asing lagi, bukan? Sejak pindah lima tahun lalu, atlet mungil ini terus mengukir prestasi. Dia menyabet medali emas di Swiss Terbuka dua pekan lalu, yang menempatkannya di peringkat enam dunia. Mantan anggota Cipayung lainnya yang hengkang ke Holland adalah pemain tunggal putra Dicky Palyama. Meski prestasi Dicky tak terlalu mencorong, peringkat 25 dunia itu sempat melaju ke babak perempat final Swiss Terbuka 2003.
Dari Swiss muncul nama Marleve Mainaky. Pemain yang dua tahun lalu masih mewakili Indonesia di Piala Thomas itu kini harus merangkak memperbaiki peringkat. Pemain yang pernah menempati peringkat lima dunia ini harus bertarung di babak kualifikasi—peringkatnya terjerembap karena hampir setahun terakhir absen di berbagai turnamen. "Tujuh bulan terakhir ini saya tidak pernah berlatih," kata Marleve, yang akhirnya terhenti di putaran kedua.
Mengapa mereka pada mencar? Ini dimungkinkan setelah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) membuka keran bagi pemain nasional yang ingin berkiprah di mancanegara. Seusai perebutan Piala Thomas 2002, pengurus menyalakan lampu hijau bagi pemain nasional yang prestasinya mentok untuk mencoba peruntungan di negeri orang.
Dan ternyata mereka bernasib mujur. Terbukti mereka bisa hidup lebih baik dari penghasilannya, yang memotivasi prestasi yang lebih baik lagi. Bahkan mantan pemain Indonesia juga beterbangan ke luar negeri dan mulai memetik hasil. Salah satunya Indra Gunawan. Pahlawan Piala Thomas 1970 itu kini menjadi pelatih di Malaysia. Anak asuhnya, Muhammad Hafiz Hasyim, tahun lalu merebut gelar juara All England.
Di Amerika Serikat, Ardy B. Wiranata dan Tony Gunawan mengikuti jejak seniornya tadi, sementara Rexy Mainaky menjadi pelatih pemain ganda Inggris. Ronald Paokie, saudara ipar Marleve, kini mengasah pemain Swiss. Bahkan mantan pelatih tunggal putra Indonesia, Tong Sinfu, diangkat menjadi pelatih kepala tunggal putra Cina, yang dianggap sebagai kiblat bulu tangkis.
Sama cemerlangnya Mulyo Handoyo, pelatih tim putra Singapura, yang membawa Ronald Susilo ke jajaran pemain elite dunia. Namun sebulan lalu Mulyo pulang ke Tanah Air karena dipanggil PBSI. Soalnya, bekas anak didiknya, Taufik Hidayat, hanya mau dihendel oleh dia.
Bravo, Cipayung!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo