Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ricky dan rexy berada di puncak

Ricky subagja dan rexy mainaky menjadi pasangan terkuat bulu tangkis dunia. berturut-turut meraih juara pertama pada empat turnamen besar. sekilas karier ricky dan rexy.

2 Januari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMBALI pemain ganda Indonesia mendukuki peringkat pertama perbulutangkisan dunia. Dalam urutan pemain top dunia yang diumumkan IBF pekan lalu, pemain ganda itu, Ricky Achmad Subagja dan Rexy Ronald Mainaky, melejit bagai meteor. Prestasi mereka belakangan ini memang luar biasa. Empat kali berturut-turut dalam turnamen besar: Cina Terbuka, Hong Kong Terbuka, Thailand Terbuka, dan Grand Prix Kualalumpur, pasangan ini merebut juara pertama. ''Kemenangan mereka sangat di luar perkiraan,'' kata Christian Hadinata, pelatih ganda itu. Sebab, ''proyeksi juara adalah di tahun 1993 dan 1994''. Pada turnamen Grand Prix Kualalumpur, Ahad pekan lalu, Ricky/Rexy menghancurkan pasangan Malaysia, Cheah Soon Kit/Soo Beng Kiang, dengan skor 15-11, 15-8. Mereka seakan melampiaskan dendamnya. Sudah enam kali kedua pasangan ini bertemu, tetapi Ricky dan Rexy selalu kalah. Pertemuan ketujuh menjadi lain. ''Itu janji kami. Menutup tahun ini (maksudnya 1992) dengan prestasi yang tidak memalukan,'' kata Ricky. Yang kini diharapkan Christian, kedua remaja yang tampan itu tidak menjadi takabur, lantas lupa diri. ''Tabiat mereka tidak boleh berubah. Apa yang mereka kerjakan sebelum juara, seperti motivasi, cara latihan, harus tetap sama,'' kata Christian. Kekhawatiran ini muncul karena sering sekali pemain menjadi besar kepala setelah menjadi juara. Christian, pemain ganda legendaris yang berpasangan dengan Ade Chandra, memang mengikuti dari dekat perkembangan Ricky dan Rexy. Keduanya, kata Christian, ada kecocokan. Beda usianya tak terlalu jauh. Ricky 21 tahun, dan Rexy 24 tahun. Keduanya saling mengisi. Ricky, yang bertemperamen tenang, menjadi playmaker, pengatur permainan. Sedangkan Rexy, yang agresif dan punya pukulan keras, sebagai pembunuh. Keduanya memiliki tinggi yang sama, 172 sentimeter. Berat badan mereka cuma berbeda dua kilogram, Ricky 63 kg, dan Rexy 61 kg. Ricky dan Rexy ''dijodohkan'' bulan Maret 1991. Mula-mula memang sulit, terutama Rexy. ''Dia itu tergantung mood. Kalau lagi senang, latihannya luar biasa. Tapi, kalau lagi terganggu, wah, bisa kacau,'' kata Christian. Menangani anak ini harus dengan resep khusus. Misalnya, membebaskan dia memukul bola sesukanya. ''Nah, kalau Rexy sudah bisa tersenyum, saya baru bisa menekankan pada latihan inti,'' kata Christian lagi. Itu bedanya dengan Ricky. ''Semua instruksi yang saya berikan dia jalankan sungguh-sungguh,'' kata Christian. Pasangan ini, setelah digembleng dua bulan, langsung diterjunkan ke kejuaraan dunia di Kopenhagen, Denmark. Hasilnya lumayan. ''Di situ saya lihat pasangan ini cukup bagus. Melawan pasangan yang dua tingkat di atas mereka, Ricky dan Rexy tidak kalah konyol,'' katanya. Mereka sempat menggusur ganda Swedia Par Gunnar Johsson/Peter Axeisson, dan pasangan Thailand Siripong Siripool/Surachai. Akhirnya Ricky/Rexy terganjal Park Joo Bong/Kim Moon Soo, yang kemudian menjadi juara. Pengalaman ini membuat mereka semakin mantap berlatih. ''Kami punya kemauan sama, yaitu ingin juara,'' kata Ricky. Namun, jalan yang mereka tempuh masih panjang. Di Piala Thomas, Mei lalu, misalnya, ganda ini kalah. Di Perancis Terbuka menjadi runner up, dan di Olimpiade Barcelona masuk ke perdelapan final. Menurut Christian, mereka memang masih labil. Sering unggul duluan, namun disusul lawan dan kalah. Untungnya, kedisiplinan mereka mulai tumbuh. Latihan lebih keras. ''Latihannya seperti makan obat: tiga kali sehari,'' kata Ricky bercanda. Selain itu, mereka dituntut lebih kompak lagi. Dan hasilnya, seperti yang sudah disebutkan tadi, pasangan ini menjadi ganda terkuat dunia saat ini. Ricky main bulu tangkis sejak umur 11 tahun di Bandung, diasuh bekas pemain nasional Iie Sumirat. Adalah ibunya, pensiunan Perhutani yang rajin mengantar dan menjemput Ricky ke lapangan. Ayahnya sudah meninggal sejak ia duduk di kelas lima SD. Berkat ketekunannya berlatih, tahun 1985 ia bisa memperkuat Tim Indonesia meraih juara beregu pada Invitasi Pelajar Asia di Hong Kong. Lulusan SMA Ragunan ini sekarang tercatat sebagai mahasiswa STIE Perbanas, Jakarta. ''Tapi belum pernah masuk kuliah,'' katanya. Akan halnya Rexy, ia bermain bulu tangkis sejak umur 9 tahun, di Ternate. Ayahnya, Rudy Mainaky, pernah menjadi juara di Ternate. Lewat lapangan di belakang rumahnya, Rexy dan saudara-saudaranya dibimbing berlatih dua jam sehari. Pada umur 18 tahun, Rexy, putra pensiunan pegawai Pemda Maluku Utara ini, pindah ke Jakarta bergabung dengan abangnya, Richard dan Marleve. Ia berhasil menggondol gelar juara tunggal dan ganda kejuaraan pelajar ASEAN di Jakarta. Pada Indonesia Terbuka 1990, berpasangan dengan Richard, Rexy mampu masuk delapan besar. PBSI pun menariknya ke Pelatnas, lalu dijodohkan dengan Ricky untuk diterjunkan di kejuaraan dunia. ''Waktu itu, mental kami belum siap. Saya sering tak mampu mengontrol emosi,'' kata Rexy terus-terang. Kini, pasangan ini sudah mandiri, hidup dari bulu tangkis dan tidak lagi bergantung pada orang tua. Cita-cita mereka dalam waktu dekat ini adalah menjuarai turnamen bergengsi All England. Melihat penampilannya belakangan ini, cita-cita itu tak mustahil. Christian memberi catatan, keduanya harus lebih siap fisik dan mematangkan teknik. Ricky/Rexy diharapkan lebih percaya diri dan siap mental. Karena, ''mereka bukan superman,'' kata Christian. Widi Yarmanto dan Andi R. Rohadian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus