Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Rambut baru bung botak

Kebotakan dapat diatasi dengan teknik penanaman (implantasi) rambut sintesis ke kulit kepala.

2 Januari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAMBUT sering diibaratkan mahkota. Jika rambut itu menipis, apalagi tergusur habis alias botak, pemiliknya bisa repot bukan kepalang. Siapa yang sudi jika ia dijuluki Bung Botak atau Nyonya Botak? Itu sebabnya berbagai cara dilakukan untuk mengembalikan mahkotanya yang hilang tadi. Misalnya, memakai ramuan penyubur rambut, minum obat-obatan, dan transplantasi. Upaya tersebut berhasil, walau umumnya banyak yang gagal. Lantas, untuk mengelabui kebotakan itu ada pula yang membungkus kepalanya dengan rambut palsu. Walau demikian, jangan cepat putus asa. Sebab di Singapura kini sudah dikembangkan cara mengatasi kebotakan dengan teknik penanaman (implantasi) rambut sintetis ke kulit kepala. Caranya: helaian rambut disuntikkan satu demi satu ke dalam folikel, kantong rambut, dengan instrumen serupa alat injeksi. Ujung jarum suntik berbentuk mata kail itu berguna untuk menyangkutkan helai rambut tadi. Agar rambut yang ditanam tidak lepas, maka di ujung rambut sintetis dikelokkan sedikit, supaya bisa terkait ke folikel. Rambut sintentis itu terbuat dari serat polyethylene terephthalate, seperti polyester untuk membuat pembuluh darah buatan. Mengerjakan teknik menanam rambut ini tidak perlu tangan dokter. Seorang petugas salon yang terampil dapat pula mengerjakannya. Sebelum implantasi, ia melakukan bius lokal di sekitar kepala, sehingga rasa sakit berkurang sehabis implantasi. Dan lamanya implantasi tergantung berat-ringannya kebotakan. Jika tipis, satu jam selesai. Tetapi kalau kebotakan itu berat, maka butuh waktu setengah hari. Berapa helai rambut yang diperlukan juga tergantung kebutuhan. Kalau botak di bagian samping tentu memerlukan rambut lebih sedikit ketimbang di tengah. Lazimnya kebutuhan rambut itu diperlukan 500-3.000 helai. Biaya implantasinya, menurut Lesley Ken yang mempelajari teknik ini di Jepang, 1.500-10.000 dolar Singapura. Bagaimana rasanya kepala disuntik? ''Seperti digigit semut,'' kata pria penjaja barang berusia 24 tahun itu kepada The Straits Times baru-baru ini. Untuk 600 helai rambut sintetis yang ditanam ke kepalanya, ia merogoh kocek 1.800 dolar Singapura. Setelah implantasi, untuk sementara ia merasakan tidak enak. Misalnya, tidak boleh menggaruk, kendati kepalanya gatal luar biasa lantaran dilarang keramas tiga hari. Ia juga merasakan senut-senut sedikit, rasa sakit bekas tusukan jarum suntik. Pada minggu pertama rambutnya kaku seperti plastik, tapi setelah dicuci berkali-kali, rambut itu menyerupai aslinya. Selain itu perawatan pasca-implantasi juga mesti diperhatikan. Misalnya, harus hati-hati menyisir dan mencuci rambut. Jika rambut asli memanjang, ia mesti datang ke salon yang mempraktekkan teknik implantasi tadi -- untuk memotongnya, sehingga sama panjang dengan rambut sintetis. Pemotongan itu memang harus dilakukan oleh seorang ahli. Jika serampangan, bisa-bisa rambut yang sudah ditanam susah-susah itu tercerabut. Metode mengatasi kebotakan seperti disebut tadi memang ada berbagai cara. Cara lama adalah dengan transplantasi yakni memindahkan sebagian kulit kepala, di bagian samping atau belakang, ke bagian yang lapang. Cara ini dilakukan dengan operasi. Atau bisa juga dengan minum obat, seperti Minoxidil. Obat ini sebetulnya untuk obat darah tinggi, yang jika diminum selama lima tahun memberi efek samping berupa tumbuhnya rambut di sekitar kumis, pipi, dan punggung. Tetapi daya kerja obat yang diproduksi Upjohn Company itu perlu waktu lama. Menurut ahli kulit dari Universitas Columbia, Amerika Serikat, Dr. Robert Walther, selama enam bulan rambut yang tumbuh hanya 30%. Dan biayanya US$ 60 sebulan. Metode-metode tersebut ternyata sudah dikembangkan di Indonesia. Yang baru dari metode implantasi itu, menurut ahli kulit dan kosmetika Dokter Iswari Tranggono, hanya terletak pada penggunaan teknik pengait, sehingga rambut yang akan ditanam tidak mudah lepas. Bahan yang dipakai sebagai rambut sintetis juga aman. Artinya, meski yang dimasukan benda asing, tubuh tidak menolak. Dari 100 pasien, kata Iswari, mungkin hanya satu yang mengalami efek samping. Jadi risikonya memang kecil. Apa yang menyebabkan kebotakan? Pada pria umumnya disebabkan tiga faktor: kelebihan hormon lelaki, keturunan (genetik), dan usia (menua). Stres akibat operasi dan defisiensi mineral juga bisa menyebabkan rambut rontok. Pada wanita, rambut rontok biasanya menyerang selama masa kehamilan, minum pil KB, diet yang kelewat ketat, sakit panas, stres, dan menopause. Tetapi kebotakan yang muncul karena sebab-sebab itu biasanya temporer saja. Jika penyebab botak karena faktor keturunan, biasanya penipisan rambutnya mulai tampak pada mereka yang berusia 20-an. Berdasarkan penelitian di Singapura, sekitar 40% pria mulai memperlihatkan tanda kebotakan ketika usianya 35. Tanda tersebut tampak dari menipisnya rambut di bagian tengah kepala, pelipis, dan dahi. Pada wanita, kebotakan itu lebih banyak tampak di bagian tengah. Umumnya semua jenis kebotakan bisa diatasi dengan perawatan. Meski rambut rontok, di samping akar rambut masih ada papil dermal yang bertugas menghasilkan rambut baru. Cara kerjanya mirip tunas pohon pisang yang siap tumbuh menggantikan induknya yang mati. Pada pasien botak, kemampuan papil dermal untuk merangsang pertumbuhan rambut melemah. Karena itu diperlukan rangsangan dari luar, antara lain, ramuan penyubur rambut dan mengatur gizi pasien. Jadi hanya kebotakan karena keturunan (androgenetic alopecia) yang sulit diatasi. ''Untuk mengatasinya, ya, lewat transplantasi dan implantasi itulah,'' kata Dokter Iswari Tranggono kepada TEMPO. Faktor inilah yang, menurut laporan di koran International Herald Tribune pekan silam, menyerang sekitar 50 juta pria dan 30 juta perempuan di Amerika Serikat. Sri Pudyastuti R. dan Indrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus