Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Valentino Rossi nangkring di atas kap mesin mobil BMW Z4 paling gres sambil mengangkat kedua tangannya. Mobil seharga Rp 550 juta itu dibawanya pulang sebagai hadiah kemenangannya dalam babak kualifikasi resmi MotoGP di Catalunya, Spanyol, pekan lalu. Kemenangannya kali ini bersama tim Giauloises Fortuna Yamaha persis seperti tahun lalu bersama tim Nastro Honda.
Sukses merebut mobil mewah itu hanyalah simbol bagi pembalap asal Italia ini. Baginya, kemenangan terbesar adalah menunjukkan kepada bekas timnya, Honda, untuk bersiap-siap kehilangan gelar juara tahun ini. Ia juga ingin membuktikan bahwa bukan Honda yang membuatnya merebut gelar juara. Keberhasilan Honda meraih gelar juara dunia tiga kali berturut-turut itu lebih karena andilnya.
"Meski bersama Yamaha, kita tetap bisa nomor satu," kata Rossi. Kualifikasi resmi itu menjadi pemanasan sebelum seri pertama, yang bakal digelar di Sirkuit Welkom, Afrika Selatan, dua pekan mendatang. Bersama motor terbarunya, Yamaha YZR-M1, Rossi mencapai waktu tercepat mengalahkan empat pembalap Honda tepat di belakangnya.
Sukses Rossi ini mengejutkan. Saat tes mesin di Sirkuit Philip Island di Australia dan Sepang di Malaysia, ia sempat kecewa dengan motor barunya yang kurang bertenaga. Dia menyebut bahwa rem dan berat motor juga masih mengganggu. Sang dokter—begitu julukannya—terus-menerus memberi masukan agar tim mekanik bekerja keras memberinya tumpangan yang terbaik. Rossi sempat putus asa dan mengaku tahun ini mungkin akan kehilangan gelar juara dan hanya untuk penyesuaian baginya dengan tim mekanik baru.
Dalam waktu yang mepet, pimpinan tim mekanik, Masao Furusawa, berhasil memenuhi permintaan sang dokter. Dan terbukti, Yamaha, yang selama 12 tahun tidak pernah mengecap gelar juara, kini menunjukkan kehebatannya. "Dia (Rossi) telah bertindak sebagai dokter dan saya pasiennya," kata Furusawa.
Kemenangan di Catalunya memang tidak langsung menjadi ukuran kemenangan Rossi di kejuaraan dunia tahun ini. Ancaman terbesar datang dari Honda, bekas timnya. Mereka akan turun dalam tiga tim yang masing-masing terdiri dari dua pembalap. Terang-terangan Honda mengaku akan memberi perintah kepada enam pembalapnya agar menghentikan langkah Rossi merebut gelar jawara bersama Yamaha. "Kesalahan terbesar Rossi adalah pindah dari Honda," kata Carlo Fiorani, pimpinan Honda Racing.
Agung Rulianto (berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo