Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta : Kericuhan di laga berjuluk Derby Mataram yang mempertemukan PSIM Yogyakarta vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida Senin (21/10) tak akan didiamkan pihak kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi memastikan bakal memburu seluruh oknum suporter yang terbukti melakukan aksi anarkis baik di dalam maupun luar stadion pasca berakhirnya laga yang dimenangi Persis Solo 3-2 dalam laga itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi tak terpuji para suporter tuan rumah itu, tak hanya memburu pemain lawan dan mengintimidasi awak media massa yang coba mengabadikan momen ricuh itu.
Namun juga sampai melakukan perusakan hingga pembakaran terhadap mobil dinas kepolisian yang menjaga keamanan laga itu.
Sedikitnya dua unit mobil dinas kepolisian dirusak dan dibakar massa oknum suporter PSIM.
"Pasti akan kami proses hukum. Sekarang semua pelaku yang melakukan kericuhan itu sedang kami identifikasi," ujar juru bicara Kepolisian DIY, Komisaris Besar Polisi Yuliyanto Senin petang 21 Oktober 2019.
Yuli mengatakan dari data yang dikumpulkan kepolisian memang ada dua mobil dinas kepolisian dirusak.
"Data yang masuk sejauh ini ada dua kendaraan patroli yang dirusak suporter," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Armaini mengatakan dua mobil dinas Polresta Yogya sudah teridentifikasi menjadi sasaran perusakan.
Yaitu jenis sedan Mazda 3 buatan tahun 2018 dan sedan Mitsubishi Lancer. Satu unit dibakar sehingga kerusakannya mencapai 100 persen dan satu lagi dirusak serta dijarah isinya.
"Kami akan lakukan penyelidikan setelah situasi kembali kondusif," ujar Armaini.
Dalam laga itu, selain merusak dan membakar, oknum suporter juga mengintimidasi dan melakukan kekerasan pada awak media khususnya fotografer.
Seorang fotografer Radar Jogja, Guntur Aga, bahkan ikut menjadi korban pemukulan berkali kali dari suporter saat mencoba mengabadikan momen evakuasi penonton anak di tribun sisi barat.
Suporter juga meminta wartawan menghapus foto foto yang menunjukkan mereka tengah melakukan aksi anarkis.
Kericuhan yang terjadi di penghujung laga itu sendiri baru mereda selepas pukul 20.00 WIB. Jalanan menuju stadion sempat lumpuh karena suporter juga duduk dan berkumpul di jalanan yang mengitari stadion itu.
Atas hasil laga itu, PSIM Yogyakarta maupun Persis Solo sama sama tak ada yang melenggang babak delapan besar dan sama sama bertahan di kasta kedua Liga Indonesia.
PRIBADI WICAKSONO