Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Saatnya Si Kecil Menanduk

Mampukah klub-klub gurem bersaing di Liga Champions?

11 Agustus 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALEX Ferguson gusar bukan kepalang. Pelatih Manchester United ini kecewa setelah timnya keok saat bertandang ke Hungaria, Rabu pekan silam. Padahal lawannya, Zalaegerszegi, hanyalah klub kecil tanpa pemain bintang. Di Liga Champions, mereka belum pernah berprestasi. "Ini gara-gara lapangannya jelek dan penyerang kami selalu luput memanfaatkan peluang," ujarnya menggerutu. Mimpi buruk si Setan Merah datang setelah Tamas Szamos, 20 tahun, tak terbendung. Lewat aksinya yang brilian, andalan Zalaegerszegi ini bisa menerobos dari sayap kanan, lalu menyodorkan bola ke jantung pertahanan Manchester. Umpan empuk ini dituntaskan oleh rekannya, Bela Koplarovic, yang membuat gawang Setan Merah bergetar. Skor 1-0 cukup membuat anak-anak asuhan Ferguson tertunduk lemas. Agar lolos dari babak kualifikasi, strategi jitu mesti dirancang Manchester United saat menjamu Zalaegerszegi Selasa pekan depan. David Beckham dan kawan-kawan harus menang dengan selisih minimal dua gol jika tidak ingin terdepak di babak awal. Dengan kualitas pemain yang jauh di atas lawannya, di atas kertas Setan Merah bisa lolos dari lubang jarum. Kesialan Manchester United tak menular ke klub kondang lainnya. Pekan silam, Bayern Munchen sukses melumat Partizan (Swedia), AC Milan membekuk Slovan Liberec (Chek), dan Barcelona mengempaskan Legia (Polandia). Newcastel United pun bisa mengalahkan NK Zeljeznicar (Bosnia). Mereka akan berhadapan lagi Selasa minggu depan untuk menentukan siapa yang lolos ke babak 16 besar. Selama ini memang hanya klub besar yang bisa berjaya di Liga Champions. Jarang tim non-unggulan bisa sukses di ajang bertabur uang itu. Cuma Red Star Belgrade, Yugoslavia, yang pernah menorehkan prestasi gemilang pada 1991. Secara mengejutkan klub yang tidak diperhitungkan ini bisa tampil di final. Lewat drama adu penalti di partai puncak, Red Star akhirnya menjadi juara untuk pertama kalinya setelah menang 5-3 dari Mersaille, Prancis. Sukses itu juga melambungkan Sinisa Mihajlovic, pemain andalannya. Karena kegemilangan di ajang itu akhirnya ia dibeli oleh AS Roma, Italia. Dua tahun kemudian pemain dengan tendangan akurat ini memperkuat Sampdoria. Terakhir Mihajlovic bergabung dengan Lazio dan berhasil membawa klub ini jadi juara Liga Italia dua tahun lalu. Saat itu Red Star bisa berjaya karena sistem kompetisi yang dipakai masih agak longgar. Liga Champions belum memakai kualifikasi berlapis-lapis. Tim-tim juara di Liga Eropa langsung diadu dengan sistem gugur pada babak kualifikasi. Tapi, sejak tahun 2000, semakin sulit bagi tim gurem untuk unjuk gigi. Mereka harus bersusah payah dulu bertanding di ajang kualifikasi tahap satu dan dua. Setelah lolos dari situ, mereka baru bisa bertanding ke kualifikasi babak ketiga. Babak pemanasan itu tak perlu dilalui oleh klub dari liga terkemuka. Juara dan runner up dari liga seperti Inggris, Italia, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Prancis mendapat perlakukan istimewa. Mereka langsung bisa masuk ke babak kualifikasi tahap ketiga. Saat ini yang bertarung pada babak kualifikasi tahap ketiga mencapai 32 tim. Setelah diadu dengan sistem gugur, muncul 16 tim yang lolos. Mereka lalu dibagi dalam grup untuk menjalani kompetisi penuh. Klub yang lolos dari tahap ini bakal berkompetisi penuh dalam putaran delapan besar atau perempat final. Kalau lolos, mereka masih harus melewati lagi babak semifinal dan baru kemudian babak final. Amat melelahkan. Untuk menjadi juara klub semacam Manchester United harus menjalani 17 kali pertandingan. Jika sampai ke final, tim dari liga kecil seperti Zalaegerszegi bertanding lebih banyak lagi karena sebelumnya harus ikut kualifikasi tahap pertama dan kedua. Inilah yang dianggap biang kerok kegagalan tim-tim Eropa pada Piala Dunia 2002 lalu. Tenaga pemain mereka sudah terkuras habis di ajang liga. Kini sejumlah tim "pelanduk" yang bertarung di kualifikasi tahap ketiga. Sebagian, seperti Zalaegerszegi, harus menghadapi tim gajah semacam Manchester United. Sebagian bertarung di antara tim lemah sendiri. Sebut saja RC Genk yang bertanding melawan Sparta Praha, Maccabi Haifa melawan Sturm Graz, Apoel Nicosia melawan AEK Athena, dan sebagainya. Jadi, dipastikan sejumlah tim kelas gurem, sekitar tujuh tim, akan lolos ke babak 16 besar. Apakah mereka bisa melaju ke putaran delapan besar? Inilah yang disangsikan banyak orang. Kemenangan klub besar sekarang, kecuali MU, bagaikan isyarat bahwa klub gurem akan kembali menjadi penggembira saja. Apalagi dalam putaran 16 besar, mereka memasuki kompetisi penuh. Hanya tim yang benar-benar tangguh yang bisa lolos. Jadi, kalau tim kecil ingin membuat gebrakan, justru di babak awal ini saatnya. Bagi mereka, sekarang pula saatnya memburu hadiah berlimpah. Sebab, ajang yang berlangsung setahun ini menjanjikan setumpuk duit (lihat Liga Bergelimang Harta). Buat pemain? Inilah arena untuk memburu popularitas. Selain Mihajlovic, tiga tahun silam Andrey Shevchenko juga merasakan manisnya madu Liga Champions. Gara-gara bermain cemerlang buat klubnya, Dynamo Kiev, akhirnya dia dibeli mahal oleh AC Milan, raksasa Italia. Siapa tahu Tamas Szamos atau Bela Koplarovic atau bintang di klub gurem lainnya mengikuti jejak mereka. Hendriko L. Wiremmer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus