Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sudut ring itu Muhammad Rachman, 39 tahun, bersujud satu, dua, tiga kali. Bibirnya tak henti mengucap puji sanjung ke Yang Mahaperkasa. Di sudut lain, petinju Thailand, Kwanthai Sithmorseng, yang sepuluh tahun lebih muda, juga bersujud, tapi sembari mengerang kesakitan. Pukulan Rachman menghajar telak rusuk kanan, sekaligus melucuti gelarnya sebagai juara dunia kelas terbang mini Asosiasi Tinju Dunia (WBA). Wasit menyematkan sabuk kulit hitam itu ke pinggang Rachman. Dunia memiliki juara baru. ”Saya masih setengah percaya,” kata Rachman.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo