Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Sorenstam yang Menantang Si Macan

Karena sepi lawan sepadan, Annika Sorenstam ?melamar? Tiger Woods untuk bertarung.

20 Mei 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENDUNG menggelayut di wajah Sophie Gustafson. Jago golf putri asal Swedia itu harus mengaku kalah dari Annika Sorenstam, rekan senegaranya. ?Yang paling menakutkan jika dia bisa bertanding tanpa melakukan kesalahan,? ujar Gustafson masygul. Si ?penebar ketakutan? itu, Sorenstam, Ahad pekan silam, di padang golf Eagles Landing, Atlanta, Amerika Serikat, tampil luar biasa. Pukulannya yang terarah?nyaris tanpa cacat?dan emosinya yang terkendali mengantarkannya memenangi turnamen Chick-Fil-A Charity. Ia berhak menggondol hadiah uang US$ 180 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar. Tambahan duit sebesar itu membuat penghasilan pegolf asal Swedia ini genap US$ 7 juta sejak ia memulai karirnya delapan tahun silam. Ini adalah sebuah rekor baru. Tidak pernah ada satu pun pegolf putri yang bisa mencapai angka fantastis itu sepanjang sejarah. Dengan kemenangan ini, Sorenstam juga mencatat rekor baru untuk jumlah perolehan prize money dalam satu musim kompetisi. Rekor sebelumnya dipegang Karrie Webb, pegolf asal Australia, dengan pendapatan US$ 700 ribu selama satu musim. Tahun ini milik Sorenstam. Si cantik itu berhasil mengumpulkan fulus US$ 756.448 dari enam turnamen yang diikutinya tahun ini. Gelar terkaya pun direbutnya. Ia kini berada di urutan puncak peraup uang di LPGA (liga golf profesional wanita) dengan nilai US$ 939.668 atau dua kali lipat pendapatan yang diraih urutan kedua, Pak Se Ri, pegolf Korea Selatan. Itu belum termasuk jumlah uang yang diperoleh dari proyek sampingannya, yakni kontraknya dengan beberapa perusahaan. Salah satunya dengan Microsoft, yang tahun lalu mengikatnya untuk promosi salah satu produknya, Links 2001. Sorenstam akhirnya menjadi ?ikon? baru di dunia golf: bicara golf wanita pastilah harus menyebut namanya. Ia seperti ?berbagi? wilayah popularitas dengan Tiger Woods, yang menjadi kampiun putra. Lapangan golf dunia seperti ?dikuasai? dua orang itu: Woods dan Sorenstam. Tapi siapakah Sorenstam? Anak seorang ahli komputer yang dilahirkan di Stockholm, Swedia, 9 Oktober 1970, ini meniri karirnya sejak berusia 12 tahun. Setelah lima tahun berkutat di dunia amatir, pada usia 17 tahun ia terpilih menjadi anggota tim golf nasional Swedia, hingga 1992. Dalam rentang masa itu, ia berhasil mengantongi tujuh gelar turnamen golf mahasiswa. Puncaknya, saat menjadi mahasiswi Universitas Arizona itu, ia dinobatkan sebagai golfer terbaik pada 1991. Setahun berselang, ia menggondol gelar juara dunia golf wanita amatir dan menjuarai US Women Open untuk kategori amatir. Pada 1993, ia terjun ke dunia profesional. Prestasinya langsung melejit. Ia dinobatkan sebagai pendatang baru terbaik oleh WPG European Tour. Dua tahun berikutnya, atas prestasi yang dicapainya?salah satunya US Women Open?ia digelari Atlet Terbaik Swedia. Selama tiga tahun berturut-turut namanya masuk list tiga besar pengumpul duit terbanyak. Total jenderal, selama karirnya, ia telah menggondol 28 gelar liga golf profesional. Ia tak punya lawan seimbang. Saat ini, mimpinya cuma satu, yakni bertanding dengan Tiger Woods. Bila dibandingkan dengan Woods, catatan prestasinya tidaklah terlalu buruk. Tahun ini, Sorenstam berhasil menggondol lima gelar, termasuk satu kejuaraan utama, Nabisco. Sedangkan Woods cuma memperoleh empat gelar?salah satunya di kejuaraan utama. Padahal, keduanya sama-sama mengikuti delapan turnamen. Dalam soal teknis, Sorenstam tak bisa dipandang remeh. Rata-rata skor keduanya sama, yakni 68,89 setiap round (setiap kejuaraan terdiri atas 4 round)?artinya, dia selalu memukul tiga sampai empat pukulan di bawah par. Namun, pertarungan olahraga antargender bukanlah yang pertama. Pada 20 September 1973, di Houston, AS, Bobby Riggs, bekas juara tenis Wimbledon, bertarung melawan Billie Jean King. Tapi pertarungan itu sangat tidak seimbang. Riggs, yang sudah uzur, 55 tahun, menjadi bulan-bulanan King, yang saat itu masih berusia 26 tahun. John McEnroe, petenis top tahun 1970-an, juga pernah dijadwalkan melawan salah satu dari Williams bersaudara, tapi batal. Jika Woods mau ?merumput? melawan Sorenstam, mungkin itu akan menjadi satu dari the battle of the sexes yang paling menarik ditonton dalam abad ini. Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus