DIA bukan pemain sepak bola. Tapi namanya banyak dibicarakan orang pada kompetisi divisi utama perserikatan PSSI 1987-1988. Itulah Agil Haji Ali, 44 tahun, manajer tim Persebaya, yang dituding sebagai "otak" kekalahan Persebaya terhadap Persipura dengan skor menggegerkan: 12-0. Kekalahan Persebaya yang mencolok itu - merupakan rekor kemasukan gol terbesar sejak Bond itu didirikan pada 1987 dicemoohkan orang sebagai permainan "sepak bola gajah". Tapi Agil tenang-tenang saja. Ia menyebut strategi Persebaya itu, yang sekaligus menyingkirkan juara bertahan PSIS Semarang, untuk memberi kebanggaan kepada tim Persipura. "Mereka tak lagi punya sesuatu yang bisa dibanggakan di gelanggang olah raga, kecuali sepak bola," kilah Agil. Tapi, Gubernur Jawa Timur Wahono menganggap strategi Agil itu sebagai sesuatu yang memalukan Persebaya. Pengurus PSSI sampai-sampai melayangkan teguran keras kepada Persebaya, yang mereka nilai telah bermain di luar batas-batas sportivitas. Maka, Agil bertekad memboyong gelar juara nasional 1987-1988 guna menghapus cemoohan orang terhadap Persebaya. "Kami datang untuk membuat sejarah," kata Agil. Pernyataan itu disampaikannya setiba di Jakarta untuk mengikuti babak Enam Besar. Untuk mencapai tekad itu, Agil, yang juga Ketua PWI Jawa Timur, mempersiapkan timnya secara ilmiah. "Sepak bola itu kumpulan dari berbagai cabang ilmu pengetahuan," katanya. Cabang olah raga tersebut, tambahnya, antara lain melibatkan fisiologi, kedokteran, antropologi budaya, psikologi, hubungan antarmanusia, dan kepemimpinan. Karena itu, Agil minta semua pemain Persebaya memasukkan biodata mereka. Selain itu, "kami juga melakukan psikotes kepada mereka," tambahnya. Ini, dimaksudkan agar pimpinan tahu persis latar belakang dan kondisi sosial si pemain. "Dengan cara ini, kami, misalnya, bisa mengetahui seberapa jauh seorang pemain dapat bekerJa sama dalam sebuah tim," ujar Agil. Usaha Agil itu ternyata tak sia-sia. Ia berhasil mengantar Persebaya sebagai juara kompetisi 1987-1988. Setelah tekad terpenuhi, lantas apa lagi yang akan dilakukan Agil? Pemimpin Redaksi surat kabar Memorandum, Surabaya, itu kini berancang-ancang menulis sebuah buku. "Isinya akan mengungkapkan kotornya dunia sepak bola. Misalnya kasus-kasus suap yang terjadi di Indonesia," katanya. Siapa tahu bermanfaat untuk PSSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini