RIBUAN mata tegang memandang ke layar lebar di City Square, Sydney, Jumat dini hari pekan lalu. Dan begitu Juan Antonio Samaranch, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), mengatakan Kota Sydney terpilih sebagai penyelenggara Olimpiade 2000 mengalahkan Beijing, mereka berjingkrak girang. Lalu pesta kembang api diledakkan. Sejak dini hari, hingga Sabtu besoknya, kemeriahan berlanjut. Jalan-jalan di tengah kota ditutup. Lalu lintas berseliweran. Spontanitas itu tak ada yang usik. Polisi, kendati petatang-peteteng, bahkan memberikan toleransinya pada para pemabuk. Kota di Australia Timur ini menang secara dramatis. Monte Carlo, tempat pemilihan calon tempat olimpiade itu diselenggarakan nanti, menjadi saksi. Dari 89 anggota IOC yang memilih, awalnya Beijing selalu unggul. Di babak pertama, Beijing unggul 32-30 atas Sydney. Berikutnya, unggul 37-30. Di babak ketiga, Beijing meninggalkan Sydney dengan skor 40-37. Tapi di babak keempat angka itu berbalik, Sydney unggul 45-43 atas Beijing. Banyak yang kaget. Menurut Bryan Clark dari Sportsbet, badan pengelola taruhan olahraga, pasar taruhan di Sydney justru menjagokan Beijing. Pelototan mata dunia ke Cina memang tajam diarahkan. Ada dua hal yang membuat Sydney unggul. Seorang gadis cilik, Tanya Blencowe, 11 tahun, murid SD The Bangor, Sydney, sempat mengambil hati para juri. Pemenang kontes pidato antarsekolah itu, yang mulutnya tidak menjangkau mikrofon, mengutarakan harapan dan keprihatinannya pada lingkungan di masa depan. Pidato istri PM Australia, Annita Keating, juga mengetuk hati juri. Dan Sydney pun menang. Kota yang hijau, berudara segar, dan berlingkungan bersih ini sudah berbenah lama. Sampah dan air limbah didaur ulang agar tak mencemari kota. Gerakan independen Greenpeace yang sangat peduli pada lingkungan itu malah dilibatkan membenahi kota ini. Tiga perempat sarana olimpiade di sana juga sudah kelar. Biaya kampanye Sydney sekitar US$ 16 juta. Dan Beijing mengeluarkan US$ 10 juta. Tapi Bill Bradley, anggota Kongres AS, menentang Beijing. Alasannya, negara itu tidak menghargai hak-hak asasi. Lalu ia mengirim surat, yang juga ditandatangani 60 senator, ke IOC untuk menentang Cina (lihat Tersandung Hak Asasi). Reaksi atas aksi tadi datang dari Presiden IOC. Ia meminta anggota IOC tidak mempedulikannya. Bahkan, ia mengecam pejabat AS itu. ''Sulit memahami Amerika, yang memberi perhatian khusus dalam perdagangan dengan Cina, tapi permohonan Beijing jadi tuan rumah minta tidak dikabulkan,'' kata Samaranch. Karena itu, jika Beijing digagalkan jadi tuan rumah, seorang pejabat Cina menyerukan agar negaranya memboikot Olimpiade Atlanta. Cina mengikuti Olimpiade Los Angeles 1984 setelah absen di tiga dasawarsa. Pekan lalu, seorang pejabat Cina mengetuk hati insan: ''Tidak bolehkah rakyat Cina hidup berkecukupan, aman, dan harmonis?'' Pemerintah Cina sudah menjamin keuangan penyelanggaraan olimpiade. Juga keamanan dan kebebasan atlet dan keluarganya ke Cina diutamakan termasuk setelah pesta olahraga itu usai. ''Cina tertutup di masa lalu, kini membuka pintunya lebar- lebar,'' kata Wali Kota Beijing, Chen Xioting. Pada tahun 1991 ia menyodorkan kotanya sebagai calon tempat acara akbar itu. Toh semua itu kini luluh-lantak. Kemenangan Sydney, menurut Bernie Fraser, Gubernur Reserve Bank Australia, bisa menyuntik kepercayaan umum. Diharapkan, bukan saja ekonomi negara kian membaik, tapi Australia sanggup memenangkan yang gemilang. Ia yakin ekonomi Australia yang terimbas resesi bisa terlecut kembali. Contohnya sudah ada. Sepuluh tahun lalu, ketika Australia memenangkan America's Cup, ekonominya terdorong pesat. Dalam tahun 19821983, misalnya, tercatat 930 ribu wisatawan berkunjung ke Australia karena America's Cup. ''Industri pariwisata akan merayakan sukses Australia,'' kata John Morse, direktur regional komisi pariwisata Australia (ATC). Diperkirakan, wisatawan asing ke Australia menjelang tahun 2000 dari Asia melonjak 50%. Sebuah studi memproyeksikan pada tahun 19942004 ada penambahan 1,32 juta turis asing dan 174 ribu wisatawan lokal. Sektor ini akan memberi pemasukan A$ 3 miliar. Jadi, ada semacam injeksi pada investor. ''Olimpiade itu akan merupakan magnet bagi investasi,'' kata Morse. Sukses Sydney itu antara lain berkat dukungan kalangan perhotelan di sana. Mereka menyumbang A$ 1 juta nilai akomodasi para pejabat yang berkunjung ke Sydney untuk penentuan venue Olimpiade 2000. Dan 200 perusahaan menyumbang A$ 13 juta. Berbeda dengan penyelenggaraan Olimpiade Melbourne 1956, yang tidak memberikan keuntungan, dari Olimpiade Sydney nanti diperkirakan diraup untung US$ 15 juta. Pengeluaran hanya US$ 960 juta, dan pemasukan US$ 975 juta. Sementara itu, Olimpiade Atlanta 1996 juga diprediksikan untung. Perhitungannya, dari hak penyiaran televisi US$ 554 juta, penjualan tiket US$ 225 juta, dan biaya lain bertotal US$ 1,6 miliar. Untuk membangun fasilitas olahraga US$ 493 juta, ongkos upacara dan dana-dana lain US$ 26,7 juta, tapi masih bisa untung US$ 16 juta. Olimpiade jelas menciptakan lapangan kerja. Olimpiade Los Angeles 1984, misalnya, menciptakan lapangan kerja untuk 76 ribu orang. Olimpiade Seoul 1988 malah bisa mempekerjakan 335 ribu orang. Begitu juga Olimpiade Barcelona 1992 menyedot 129 ribu orang. Dan Olimpiade Atlanta 1996 diproyeksikan menarik 84 ribu orang. Sydney diperkirakan memberikan pekerjaan kepada 150 ribu orang. Itulah gambaran betapa menggiurkan menjadi tuan rumah olimpiade. Walau, untuk menentukan siapa yang berhak, juga tak terlepas dari intrik dan intimidasi politik. Widi Yarmanto dan Dewi Anggraeni (Melbourne)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini